Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Vox Point Indonesia Gelar Seminar Nasional Pancasila Secara Daring
Matakatolik.com- Direktorat Pancasila Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Vox Point Indonesia menggelar Seminar Nasional Pancasila secara daring memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2020. Acara ini sebagai respon untuk mengetahui bagaimana pengamalan nilai-nilai Pancasila di tengah pandemi covid-19.
Acara seminar yang berlangsung live streaming youtube ini disiarkan juga di Hidup TV, El Jhon Tv dan Binus TV, Selasa (2/6).
Direktur Direktorat Pancasila Vox Point Indonesia, Frederikus Fios, menjelaskan acara ini merupakan salah satu agenda kerja Vox Point Indonesia Periode 2019-2023.
Ia menyebut latar belakang kegiatan ini agar menjawab pertanyaan publik bagaimana eksistensi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Apalagi di tengah pandemi covid-19. Apakah Pancasila benar-benar diaktualisasikan di tengah kehidupan masyarakat?
Ia menyebut pertanyaan publik sangat relevan dengan situasi saat ini di tengah pandemi covid-19. Sehingga pihaknya mengangkat tema “Aktualisasi Pancasila di Tengah Pandemi Covid-19”.
Vox Point Indonesia ingin mengetahui bagaimana sinergitas pemerintah dalam melayani publik. Terutama dalam pembagian bantuan dari pemerintah. Apakah sudah sesuai dengan pesan-pesan yang termaktub dalam sila-sila Pancasila atau belum.
“Kita ingin mencari tahu seperti apa upaya dan kerja pemerintah. Kemudian apakah nilai-nilai Pancasila sudah diaktualisasikan secara adil dan merata. Karena bicara Pancasila tidak saja bicara soal toleransi beragama, kebhinekaan dan kemajemukan, namun realita yang ada di masyarakat juga soal keadilan sosial,” ujar Fios.
Oleh karena itu, kata Fios, layaklah publik berdiskusi dan melakukan diskursus (wacana tentang Pancasila) di tengah Covid 19 ini. Masih adakah Pancasila di tengah Covid 19 ini? Bagaimana perwujudannya dalam konteks kebijakan dan implementasi aktualnya di tengah usaha penanganan Covid 19 ini?
“Bagaiman Pancasila pasca Covid 19 ini berakhir dan selanjutnya ke depan? Inilah pertanyaan dasar yang kira-kira perlu dibedah dalam seminar Pancasila ini,” ujar Dosen Binus ini.
Selain itu, kata Fios, acara ini juga atas refleksi Vox Point Indonesia dalam upaya menata Indonesia menuju negara yang maju dan beradab. Sebab, tidak dipungkiri, Indonesia pun berhadapan berbagai tantangan instrinsik dalam konteks keanekaragaman (diversity) di dalam internal dirinya sendiri.
Kita menyebutkan beberapa isu krusial yang mendera tubuh Indonesia di zaman now seperti gejala etnosentrisme, primodialisme berbasis SARA (suku, agama, ras dan antagolongan), radikalisme, materialisme, penonjolan politik identitas yang anarkis, politisasi agama, kapitalisasi politik dan berbagai fenomena negatif lain yang mengancam Indonesia sebagai sebuah nation (bangsa).
Kenyataan ini tentu menjadi ancaman serius bagi kita bangsa Indonesia dan khususnya membuat kita gelisah, siapa saja pribadi-pribadi yang memegang teguh prinsip-prinsip nilai universal kebaikan bersama (bonum commune): kebenaran, etika dan harmoni bersama dalam iklim persaudaraan dan toleransi di dalam negara kesatuan Republik Indonesia ini.
Untuk melanggengkan hidup bersama kita sebagai nation, secara historis-politis Pancasila telah disepakati sejak awal mula oleh para founding fathers (bapak bangsa) sebagai falsafah kenegaraan Indonesia.
“Soekarno menyebut Pancasila sebagai “philosofische grondslag”. Pancasila adalah dasar, fondasi negara dalam ziarah ada bersama kita (co-esse) di dalam rumah bersama bangsa Indonesia ini. Tanpa Pancasila, kita boleh sudah jadi sudah hancur lebur berkeping bahkan porak-poranda luluh-lantah sebagai sebuah bangsa yang hilang rupa,” ungkap Manager Character Building Development Center (CBDC) Binus University ini.
Lebih lanjut Fios mengungkapkan, posisi Indonesia, dalam salah satu tulisan yang dirilis oleh Dr. Yudi Latif (mantan ketua UKP-PIP, mensinyalir bahwa perjalanan bangsa Indonesia bukanlah perjalanan yang lurus, melainkan perjalanan yang memutar (berliku) karena jalan yang sedang bahkan akan dilalui Indonesia ke depan adalah jurang yang dapat membuat kita terperosok masuk ke dalamnya, jika tidak disiasati dengan arif dan bijak.
“Dalam wilayah publik kenegaraan, segala perorangan dan golongan harus menganut Pancasila sebagai ideologi negara. Ini tanggung jawab kebangsaan kita bersama dalam mensosialisasikan pemahaman ini kepada seluruh elemen bangsa. Tentu ini tidak ringan dan menjadi tugas kita bersama.”
Sementara Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati, mengatakan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia selama ini kini seolah mendapatkan legitimasi factual-objektifnya, ketika sedang berhadapan dengan terror wabah penyakit Pandemi Covid 19 yang sedang menggelisahkan kita semua.
Saat ini, kata Handojo, jumlah terinfeksi corona terus berkembang dan meningkat. Ini tentu suatu hal yang menjadi tantangan serius di tengah upaya bangsa ini membangun dirinya menuju peradaban yang tinggi.
Handojo menjelaskan Vox Point Indonesia merupakan suatu entitas dari bangsa Indonesia yang sungguh menyadari bahwa kehadirannya sebagai institusi sosial kemasyarakatan di republik ini, adalah sebuah kehadiran yang memperkuat nilai-nilai kebangsaan.
Vox Point Indonesia juga mendukung keberlanjutan eksistensi negara Indonesia sebagai sebuah bangsa yang berdaulat, adil, beradab dan makmur sejahtera menuju masa depannya yang lebih baik dalam kondisi apa saja.
“Vox Point Indonesia mendukung penuh segala langkah upaya pemerintah dan berbagai eleman bangsa ini untuk mendukung nilai ketuhanan, respek pada manusia dan kemanusiaan, menjunjung tinggi persatuan bangsa, mendukung penegakan demokrasi menuju penciptaan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini semakin penting dan relevan di tengah upaya kita bersama memutus mata rantai Covid 19 ini,” tegas Handojo.
Handojo berharap acara ini mampu merajut pemikiran- pemikiran kritis, cerdas, relevan dan aktual untuk menjawab tantangan dan isu kekinian bangsa Indonesia di tengah Covid 19 antara lain: intoleransi, etnosentrisme, fanatisme sempit, sektarianisme, primordialisme, radikalisme dan ideologi-ideologi asing lain yang kontra ideologi Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa Indonesia.
“Seminar ini diharapkan memberikan bekal pengetahuan/pemahaman akan pentingnya nilai-nilai fundamental Pancasila di dalam diri para peserta seminar yang hadir mengikuti secara online melalui live streaming youtube. Dampak terjauh yang diharapkan tentunya dapat terjadi transformasi pola pikir, pola sikap dan pola tindakan peserta seminar sebagai anak bangsa yang relevan dengan paradigma Pancasila dalam keseharian hidup di tengah masyarakat dan institusi kiprahnya masing-masing,” ujarnya.
Ia menyebut pembicara membantu peserta untuk memiliki pemikiran yang berparadigma toleran, pluralis dan inklusif dalam relasi intersubjektivitas di ruang-ruang publik perjumpaan dan relasi sosial kehidupan sehari-hari yang serba plural dan majemuk di bumi Nusantara ini.
Peserta seminar ini terdiri dari pengurus Vox Point Indonesia, ormas mitra, tokoh-tokoh lintas agama dan lintas organisasi serta masyarakat, mahasiswa, media/pers, dan undangan lain dari dalam dan luar negeri.
Acara ini menghadirkan H. Bambang Soesatyo SE., MBA (Ketua MPR RI) sebagai Keynote Speaker. Kemudian narasumber di antaranya H. Ganjar Pranowo, S.H., M.I.P (Gubernur Jawa Tengah), Yudi Latif, PhD (Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia/AIPI), Dr. Mardani Ali Sera, M. Eng (Anggota DPR RI Fraksi PKS) dan Dr. Sonny Y. Soeharso. Psi (Dewan Pakar Vox Point Indonesia/Dekan Fakultas Psikologi Universitas Pancasila).
Sementara Moderator adalah Dr. Fios Frederikus, S.Fil., M.Th (Direktur Direktorat Pancasila Vox Point Indonesia).
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Ketua Umum Vox Point Indonesia Yohanes Handojo Budhisedjati. Dan, sebelum acara dimulai artis Lisa A. Riyanto yang adalah Direktur Humas Vox Point Indonesia membawakan lagu Garuda Pancasila.
Kegiatan ini juga diawali Doa pembukaan yang dibawakan Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta.
Panitia menyiapkan sertifikat bertaraf nasional untuk semua peserta. Total peserta yang membutuhkan sertifikat sebanyak lima ribu orang.
“Ini yang terkonfirmasi yang membutuhkan sertifikat. Data ini diperoleh dari daftar registrasi yang di isi peserta yang disebarkan saat acara berlangsung, sehingga memudahkan dalam mengerjakan dan untuk bank data Vox Point Indonesia,” kata Sekjen Vox Point Indonesia Ervanus Ridwan Tou.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar