Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
Matakatolik.com -Paus Fransiskus dijadwalkan akan memimpin Misa di Istora Gelora Bung Karno (GBK) pada 2 September 2020 mendatang. Pemim...
Solusi Untuk Anda!
Uskup Siprianus Bagi Sembako untuk Umat Paroki Perbatasan
Matakatolik.com-Masih dalam rangkaian lawatan pada masa Pandemi Covid-19, Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat kembali mengunjungi paroki-paroki yang diduga umatnya mengalami kerentanan.
Setelah wilayah paroki kevikepan Ruteng dan Reo pada bulan Mei lalu, kali ini bapak Uskup bersama Tim Tanggap Darurat Covid-19 Posko “Omnia in Caritate” Komisi Karitas Keuskupan Ruteng, mengunjungi paroki kevikepan Borong, yaitu paroki Walengga.
Kunjungan Bapa Uskup ini disertai dengan penyerahan bantuan sosial dalam bentuk sembako (beras, gula, minyak goreng, sabun, kancang hijau, dll) kepada umat atau masyarakat paroki Waelengga yang mengalami kekurangan pada masa pandemi ini.
Adapun yang menjadi prioritas pemberian bantuan ini adalah para janda miskin, difabel, dan keluarga yang sangat berkekurangan.
“Kami sangat senang dengan kedatangan Bapa Uskup di tengah kami. Saat ini kami beberada dalam situasi tak menentu. Cemas dan takut dengan adanya virus ini. Bekerja takut, bertemu orang-orang juga takut saat mau jual hasil kebun. Bantuan ini sangat membantu kami saat ini. Terima kasih bapa monsinyur,” ujar Maria warga paroki Waelengga.
Pastor Paroki, Romo Lian Angkur menyampaikan terima kasih berlimpahnya dengan kehadiran Bapa Uskup dan Tim Tanggap Darurat Covid-19 Posko “Omnia in Caritate” Komisi Karitas Keuskupan Ruteng.
Kunjungan ini dirasa sangat spesial, selain karena merupakan salah satu paroki perbatasan dengan paroki Aimere keuskupan Agung Ende (Kabupaten Ngada), Waelengga termasuk paroki yang umatnya rata-rata hidupnya tergantung pada hasil pertanian, ladang dan laut.
Meskipun masih bisa beraktivitas untuk mencari makan, namun dengan pandemi ini mereka membatasi diri untuk bekerja. Mereka takut akan tertular virus saat berhubungan dengan orang lain.
“Pandemi ini membuat umat takut bekerja. Mereka juga bahkan enggan berhubungan dengan orang lain. Mereka tidak bekerja sebagaimana mestinya. Hal ini berdampak pada penghasilan mereka setiap hari. Kehadiran Bapa Uskup dan Tim Tanggap Darurat Covid-19 Posko “Omnia in Caritate” Komisi Karitas Keuskupan Ruteng, sangat membantu umat saya saat ini untuk menenangkan keadaan kebatinan umat paroki Walengga,” imbuh Romo Lian.
Bapa Uskup dalam sambutan singkatnya menegaskan arti kehadiran Gereja Lokal Keuskupan Ruteng pada masa Pandemi ini.
"Sebagai Uskup, saya merasakan betul penderitaan dan kecemasan umat di seluruh keuskupan pada masa pandemi. Namun, kita tidak perlu cemas berlebihan. Kita harus saling membantu dalam kasih. Sebagaimana motto tahbisan saya, ‘Lakukan semua dalam kasih’ (Omnia in Caritate, red.), maka masing-masing kita memiliki tugas dan tanggung jawab untuk saling mengasihi satu sama lain, tanpa pamrih, pada masa kesulitan seperti ini. Sebagaimana Yesus sang penyelamat sejati sudah hadir dalam kehidupan kita dan menjadi sumber inspirasi semua gerakan kasih, maka kita pun mesti menggandakan semangat kasih itu kepada sesama yang berada dalam kekurangan, baik fisik, ekonomi, dan mengalami situasi tersisih secara sosial di masyarakat. Dalam konteks pastoral integral, kasih menjadi spirit dasar dalam semua gerakan pastoral, termasuk pastoral sosial karitatif yang dijalankan pada pandemi ini.”
Pada kunjungan kali ini, hadir pula Ketua Posko Romo Max Regus, Pr, sejumlah petinggi gereja, beberapa Imam Keuskupan Ruteng dan beberapa tokoh awan yang tergabung dalam Tim Tanggap Darurat Covid-19 Posko “Omnia in Caritate” Komisi Karitas Keuskupan Ruteng.
Seorang tokoh awan yang turut hadir dalam tim ini, Marsel R. Payong mengatakan, “Gerakan sosial karitatif dalam bentuk kunjungan seperti ini pada masa pandemi kepada umat yang terpapar, sangat dibutuhkan.
Menurut Marsel, kehadiran dan kunjungan bapa Uskup pada masa ini sangat dibutuhkan. Gereja sebagai lembaga sosial religius betul-betul hadir dan menawarkan keselamatan ‘kini’ dan ‘di sini’.
"Saya sebagai tokoh awan, sangat interesan dan terkesan dengan gerakan posko ini. Saya sangat berharap, gerakan ini tidak berhenti pada masa pandemi saja, tetapi menjadi semangat gerakan pastoral keuskupan Ruteng pada masa selanjutnya. ‘Omnia in Caritate’ sangat bermakna gerakan dan aktivitas. Pada masa mendatang, motto Bapa Uskup Sipri ini harus menjadi dasar setiap gerakan pastoral integral gereja lokal Keuskupan Ruteng,” tambah Marsel yang juga adalah dosen Unika St. Paulus Ruteng.
Romo Max Regus sebagai ketua mengapresiasi kerjas semua pihak yang bergabung dalam tim relawan Tanggap Darurat Covid-19 Posko “Omnia in Caritate” Komisi Karitas Keuskupan Ruteng, imam maupun awam, yang bekerja tak penuh kasih dan tak kenal lelah dua bulan terakhir ini.
Romo Max juga mengucapkan terima kasih kepada para donatur yang sudah menyumbangkan dengan penuh kasih kepada posko ini, baik dalam bentuk barang, uang maupun akses informasi.
Berbagai sumbangan ini sangat diupayakan untuk segera didistribusikan dengan cepat dan tepat sasar, sebab umat sangat membutuhkannya saat pandemi seperti ini.
Rangkaian kegiatan ini juga dilanjutkan dengan kunjungan ke beberapa rekan pastor yang sementara istirahat karena kondisi fisik tidak memungkinkan untuk berpastoral.
(Mantovanny)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar