Headline News

Komunitas ODHA Matim Dikunjungi Posko “Omnia in Caritate”


Matakatolik.com-Setelah pada pertengahan Mei 2020 mengunjungi rumah singgah komunitas ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) di Kabupaten Manggarai, Kamis, 04/06/2020) Posko Tanggap Darurat “Omnia in Caritate” Komisi Karitas Keuskupan Ruteng menyambangi komunitas yang sama, yaitu ‘Komunitas Solidaritas Plus’ yang bertempat di Kabupaten Mangggarai Timur.

Komunitas Solidaritas Plus merupakan semacam rumah singgah bagi para penyandang ODHA di wilayah ini.

Bertempat di Kembur-Lehong, dalam kunjungannya, Tim Posko memberikan sejumlah bantuan sosial berbentuk uang transport, masker dan sembako (beras, telur, gula, dan minyak goreng) kepada komunitas ini.

Bantuan sosial ini diberikan kepada para penyandang ODHA oleh ketua Posko, Romo Max Regus, Pr., Wakil Ketua Posko sekaligus Direktur Komisi Karitas Keuskupan Ruteng, Rm. Yuvens Rugi, dan Sekretaris Posko, Rm. Beben Gaguk, Pr., melalui penanggung jawab dan pengurus, Ibu Maria G.S. Ratna dan Ibu Maria Darfina.

Acara pemberian bantuan disaksikan oleh  pejabat Dinas Kesehatan Manggarai Timur.


Komunitas Solidaritas Plus Manggarai Timur beranggotakan Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan Orang yang Hidup dengan Orang HIV (OHIDA).

Jumlah anggota dalam komunitas ini sebanyak 37 orang dengan rincian: 35 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan 2 orang  OHIDA. Sementara penanggung jawab komunitas ini adalah 2 OHIDA, yakni Maria G.S. Ratna dan Maria Darfina, sekaligus sebagai penanggung jawab dan pengurus komunitas.

Menurut data yang diperoleh dari rumah singgah ‘Komunitas Solidaritas Plus’, total kasus ODHA di Kabupaten Manggarai Timur sejak 2008 sampai dengan November 2019 berjumlah 119 orang.

Adapun dengan rinciannya: HIV (Human Immunodeficiency Virus) 70 orang, AIDS (Acquired Immune Deficiency  Syndrome) 49 orang, yang sedang terapi ARV (Antiretroviral) 35 orang, meninggal dunia 46 orang, tanpa keterangan 38 orang.

Mereka yang berstatus tanpa keterangan ini masih terus dilacak oleh para relawam dan teman-teman komunitas. Saat ini, jumlah anggota ‘Komunitas Solidaritas Plus’ di Puskesmas Borong ada 18 orang, dengan rincian: 4 orang sudah meninggal dunia, 2 orang rujuk pindah, 1 orang hilang kontak, sisanya 11 orang yang akses ARV-nya di klinik VCT (Voluntary Counselling and Testing)  ‘Ca Nai’ Puskesmas Borong.

Menurut penanggung jawab, Maria G.S. Ratna, pembentukan komunitas ini bertujuan untuk mengembangkan kondisi yang berkeadilan dan kondusif bagi pelaksanaan hak-hak ODHA, khususnya dalam akses ketersediaan ARV (Antiretroviral). ARV ini merupakan satu-satunya obat yang bisa membuat penyandang ODHA bertahan hidup.

Selain  itu, komunitas ini juga menjadi ruang bagi para penderita untuk saling membantu satu sama lain, terutama ketika sesama ODHA kesulitan ARV; atau ketika mengalami depresi. Tujuan lain dari komunitas ini, yakni membangun rasa solider di antara para penderita, saling mendukung dan memotivasi, serta berusaha bersama-sama menghapus stigma sosial bagi para penderita.

“Dengan terbentuknya komunitas ini, para ODHA saling mendukung satu sama lain. Mereka mendapatkan teman untuk saling berbagi pengalaman, sembari saling memotivasi di antara mereka agar tetap memiliki semangat hidup dan tetap membangun harapan serta sikap optimis,” jelas Ratna.

Sebagai pengurus, Maria Darfina menyampaikan sejumlah manfaat dari terbentuknya ‘Komunitas Solidaritas Plus’ ini, yakni pertama, sebagai sarana informasi dalam menyebarkan informasi tertentu, misalnya tentang ketersediaan ARV atau untuk bisa mengakses ARV dengan cepat.

Kedua, menjalin hubungan antara para ODHA dan OHIDA. Dengan adanya komunitas ini maka antara sesama anggota dapat menjalin relasi yang lebih baik satu dengan yang lain.

Ketiga, setiap anggota komunitas dapat saling memberi dukungan. Selain mendukung sesama anggota ODHA, juga dapat membantu orang lain di luar komunitas, misalnya keluarga yang sulit menerima kehadiran ODHA.

“Kami sebagai pengurus, sangat merasakan manfaat yang besar dengan adanya komunitas ini. Pekerjaan kami lebih sistematis dan efektif. Dengan adanya rumah singgah ini, kami juga bisa berkomunikasi secara lebih mudah dengan para penderita. Selain itu, bisa juga dengan mudah berkoordinasi dengan pihak pemerintah atau para pihak yang ingin bekerja sama,” tandas Darfina.

Terkait dengan bantuan kasih yang diberikan oleh Posko Tanggap Darurat “Omnia in Caritate” Komisi Karitas Keuskupan Ruteng ini, baik Ratna maupun Darfina, mengucapkan limpah terima kasih.

Mereka merasakan bahwa perjuangan untuk menangani para ODHA ini tidaklah mudah. Namun dengan perhatian Lembaga Gereja seperti ini dan juga ke depannya, para ODHA ini tidak sendiri dalam menjalani penderitaannya.

"Kami sebagai penanggung jawab dan pengurus merasa bahwa Tuhan benar-benar hadir untuk menyembuhkan yang sakit, dan memberi harapan akan hidup yang lebih baik bagi semua orang, tak terkecuali para penyandang ODHA,” ujar keduanya.

Romo Yuvens sebagai Direktur Karitas Keuskupan Ruteng mengapresiasi adanya ‘Komunitas Solidaritas Plus’ ini sebagai rumah singgah bagi para ODHA.

“Pada masa yang akan datang, sebaiknya pengurus komunitas ini bisa berkoordinasi langsung dengan komisi Karitas Keuskupan Ruteng. Selain masalah ODHA merupakan salah satu konsentrasi pelayanan Komisi Karitas Keuskupan Ruteng, tapi yang lebih penting, penanganannya mesti lintas sektoral dan melibatkan banyak pihak, termasuk gereja Keuskupan Ruteng. Silahkan menyampaikan kebutuhan-kebutuhan para ODHA kepada komisi kami. Kami berusaha untuk membantu, sejauh bisa,” jelas Romo Yuvens. 

Saat ini, ‘Komunitas Solidaritas Plus’ di bawah penanganan Dinas Kesehatan Manggarai dan sudah  berbadan hukum atau memiliki akte notaris.

(Mantovanny).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2018 MATA KATOLIK Designed by Templateism.com and Supported by PANDE

Diberdayakan oleh Blogger.
Published by Sahabat KRISTIANI