Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Ganjar Pranowo: Aktualisasi Pancasila Sudah diterapkan di Jawa Tengah
Matakatolik.com-Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjelaskan aktualisasi Pancasila sudah diterapkan dan sangat terasa di wilayahnya pada saat masa covid 19 ini. Ia mengakui dalam menghadapi masa pandemi ini kekuatan masyarakat perlu digali dan sudah terbukti di Jawa Tengah.
“Kita melakukan komunikasi kebangsaan yang positif dengan mengkonsilidasikan Provinsi, Kabupaten, Desa, RW, RT, melibatkan tokoh masyarakat, Linmas, PKK, Karantaruna dan ormas. Selain itu pengusaha, aktivis hingga tokoh agama turut terlibat,” kata Ganjar dalam Seminar Nasional Pancasila secara virtual yang diselenggarakan Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Vox Point Indonesia, Selasa (2/6).
Gubernur yang menjabat dua periode tersebut menilai kekuatan masyarakat perlu dibangun mengingat kalau dihitung-hitung bantuan dari pemerintah dan anggota DPR itu tak akan cukup. Selain itu apabila bantuan diberi terus, lama-lama mereka menunggu dan kreatifitasnya terhenti apalagi bantuan itu bersifat sesaat.
“Kami menghitung itu takan pernah cukup. Kita pakai pola butom up, kita mulai dengan gotong royong dan tepo seliro,” kata dia.
Ganjar membeberkan di wilayahnya telah memulainya dengan gerakan Jogo Tonggo yang menjadi basis kekuatan masyarakat Jateng saat ini untuk menghadapi pandemi covid 19. Ia menceritakan program ini telah lama berjalan yakni dengan menjaga tatangga atau peduli dengan tetangga.
“Bersatu saling menjaga tetangga, saling menjaga tanpa membedakan agama suku golongan dan latar belakang. Mereka bersatu betul dan bikin bangga,” beber Ganjar.
Ia mencontohkan program Jogo Tonggo yang dilakukan oleh warga Jombang yang mendirikan dapur umum. Menurutnya warga di desa sudah terbiasa gotong royong, berbagi makanan, membangun rumah dan menjaga lingkungan hingga siskambling.
“Spirit kita ambil karena basis kekuatan utama Jawa Tengah adalah desa,” tutur mantan anggota DPR RI Fraksi PDIP periode 2004-2009.
Sementara dalam sambutannya, Ketua Umum Vox Point Indonesia Yohanes Handojo Budhisedjati mengatakan Vox Point Indonesia merupakan suatu entitas dari bangsa Indonesia yang sungguh menyadari bahwa kehadirannya sebagai institusi sosial kemasyarakatan di republik ini, adalah sebuah kehadiran yang memperkuat nilai-nilai kebangsaan.
Vox Point Indonesia juga mendukung keberlanjutan eksistensi negara Indonesia sebagai sebuah bangsa yang berdaulat, adil, beradab dan makmur sejahtera menuju masa depannya yang lebih baik dalam kondisi apa saja.
“Vox Point Indonesia mendukung penuh segala langkah upaya pemerintah dan berbagai eleman bangsa ini untuk mendukung nilai ketuhanan, respek pada manusia dan kemanusiaan, menjunjung tinggi persatuan bangsa, mendukung penegakan demokrasi menuju penciptaan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini semakin penting dan relevan di tengah upaya kita bersama memutus mata rantai Covid 19 ini,” tegas Handojo.
Handojo mengatakan acara ini mampu merajut pemikiran- pemikiran kritis, cerdas, relevan dan aktual untuk menjawab tantangan dan isu kekinian bangsa Indonesia di tengah Covid 19 di antaranya intoleransi, etnosentrisme, fanatisme sempit, sektarianisme, primordialisme, radikalisme dan ideologi-ideologi asing lain yang kontra ideologi Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa Indonesia.
“Seminar ini tentu memberikan bekal pengetahuan akan pentingnya nilai-nilai fundamental Pancasila di dalam diri para peserta seminar yang hadir mengikuti secara online melalui live streaming youtube. Dampak terjauh yang diharapkan tentunya dapat terjadi transformasi pola pikir, pola sikap dan pola tindakan peserta seminar sebagai anak bangsa yang relevan dengan paradigma Pancasila dalam keseharian hidup di tengah masyarakat dan institusi kiprahnya masing-masing,” ujarnya.
Ia menyebut pembicara membantu peserta untuk memiliki pemikiran yang berparadigma toleran, pluralis dan inklusif dalam relasi intersubjektivitas di ruang-ruang publik perjumpaan dan relasi sosial kehidupan sehari-hari yang serba plural dan majemuk di bumi Nusantara ini.
Peserta seminar ini terdiri dari pengurus Vox Point Indonesia, ormas mitra, tokoh-tokoh lintas agama dan lintas organisasi serta masyarakat, mahasiswa, media, dan undangan lain dari dalam dan luar negeri.
Acara ini menghadirkan Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo sebagai Keynote Speaker. Kemudian narasumber di antaranya Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Yudi Latif, Anggota DPR RI Fraksi PKS Mardani Ali Sera dan Dewan Pakar Vox Point Indonesia yang adalah Dekan Fakultas Psikologi Universitas Pancasila Sonny Y Soeharso.
Sementara Moderator adalah Fios Frederikus yang merupakan Direktur Direktorat Pancasila Vox Point Indonesia. Kegiatan ini diawali Doa pembukaan yang dibawakan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, KH. Nasaruddin Umar.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar