Matakatolik.com-Komisi Kepemudaan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) bersama Komisi Kepemudaan Keuskupan menciptakan konten kreatif di media digital dalam rangka menyerukan salah satu habitus baru selama dan setelah krisis pandemi di Indonesia.
Dalam rilis yang diterima Matakatolik.com, konten kreatif tersebut berupa potret para uskup mengenakan masker sambil membawa tulisan terkait ajakan di rumah saja, mencuci tangan, dan mengenakan masker jika beraktivitas di luar rumah yang diterjemahkan ke dalam bahasa daerah masing-masing.
Selain itu, juga terdapat video kreatif dari ketua, pengurus dan Orang Muda Katolik (OMK) di Komisi Kepemudaan Keuskupan terkait ajakan ketiga hal tersebut. Konten positif dan kreatif ini diciptakan selain dalam rangka melakukan pembiasaan baru juga mendukung kebijakan pemerintah Indonesia.
Terdapat seruan dari para uskup yaitu Monsinyur Pius Riana Prapdi (Keuskupan Ketapang), Monsinyur A. M. Sutrisnaatmaka (Keuskupan Palangkaraya), Monsinyur Yustinus Harjosusanto (Keuskupan Samarinda), Monsinyur John Liku Ada’ (Keuskupan Agung Makassar), Monsinyur Petrus Canisius Mandagie (Keuskupan Amboina), Monsinyur Benedictur Estephanus Rolly Untu (Keuskupan Manado), Monsinyur Siprianus Hormat (Keuskupan Ruteng), Monsinyur Aloysius Murwito (Keuskupan Agats-Asmat), Monsinyur Kornelius Sipayung (Keuskupan Agung Medan).
Kemudian Monsinyur Yohanes Harun Yuwono (Keuskupan Tanjungkarang), Monsinyur Christophorus Tri Harsono (Keuskupan Purwokerto), Pastor Hendrikus Kariwop (Keuskupan Agung Merauke), dan video kreatif dari OMK Keuskupan Bogor, Keuskupan Agung Palembang, serta konten kreatif yang digerakkan oleh Komisi Kepemudaan Keuskupan lainnya.
Monsinyur Pius Riana Prapdi, selaku Ketua Komisi Kepemudaan KWI menyatakan bahwa hal ini dilakukan dalam rangka mengajak Orang Muda Katolik (OMK) di seluruh Indonesia untuk menjadi pemeran utama dalam situasi saat ini hingga selesainya masa krisis pandemi, yaitu dengan menjalankan habitus baru yang mampu menghidupkan diri dan dunia sekitar.
Habitus atau budaya baru tersebut adalah hidup hemat, sehat, produktif, serta hidup untuk Tuhan dan sesama, Hidup hemat dengan tetap setia di rumah dan tetap memperhatikan penggunaan listrik, air, pulsa, memilah keinginan dan kebutuhan dalam rangka menghormati bumi sebagai rumah bersama.
Hidup sehat jiwa dan raga dengan makan secara seimbang, menjaga kebersihan diri salah satunya dengan selalu cuci tangan, berolahraga di rumah, menggunakan masker jika keluar rumah, dan menciptakan waktu berharga di dalam keluarga.
Sementara yang tinggal di kota dapat menerapkan urban farming. Kemudian, hidup untuk Tuhan dan sesama yaitu berani berkorban dan berbagi untuk sesama di sekitar, misalnya peduli dan menolong yang rentan, serta menghidupkan budaya solidaritas dan gotong royong.
“Hidup adalah anugerah, panggilan, dan perutusan. Maka, saya mengajak OMK Indonesia untuk menjadi nabi masa kini dengan melihat keprihatinan di sekitarnya, kemudian merenungkan solusi yang tepat, dan beraksi secara bijak,” kata Monsinyur Pius.
Hal ini sejalan pula dengan yang diserukan oleh Paus Fransiskus agar kita bersiap menghadapi hal-hal baru setelah krisis pandemi ini, dengan saling bergandengan tangan untuk bersama berkomitmen menjaga bumi. Harapannya dunia dapat menjadi tempat yang lebih baik dari sebelumnya bagi kemanusian dan persaudaraan sejati.
Matakatolik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar