Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Gerakan Peduli Lamaholot Mengapresiasi Pembatalan Prosesi Semana Santa
Matakatolik.com-Gerakan Peduli Lamaholot mengapresiasi langkah yang diambil oleh Keuskupan Larantuka dalam melakukan pembatalan Prosesi Semana Santa Tahun ini. Koordinator Gerakan Peduli Lamaholot Asis Wayongnaen menjelaskan pembatalan upacara tradisi religi yang dijalankan tiap tahun dan diikuti umat Katolik dari seluruh penjuru dunia ini merupakan tindakan kemanusiaan di tengah merebaknya wabah corona.
"Pembatlan Upacara Semana Santa tidak bisa dielakkan. Kita digerogoti virus yang sangat ganas dan mematikan yakni Covid 19 yang mampu menelan banyak korban. Penyebaran virus ini tidak hanya terjadi di luar negeri tapi juga di Indonesia dimana korbannya terus bertambah," kata Asis.
Ia menambahkan langkah preventif yang dilakukan oleh Keuskupan Larantuka dan Pemerintah Daerah Flores Timur sudah tepat. Pihak gereja dan pemerintah baik pemerintah daerah, pusat hingga provinsi telah melakukan koordinasi dengan baik.
"Ini layak diapresiasi karena telah menjaga dan menyelamatkan banyak nyawa manusia ," bebernya.
Asis menilai keputusan yang diambil oleh Yang Mulia Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pr dan Pemerintah Daerah ini merupakan keputusan yang berat. Prosesi Semana Santa telah menjadi sejarah di Keuskupan dan di daerah ini serta telah dikenal di seluruh dunia.
Ia mengakui dalam hati keci masyarakat Flores Timur tentu saja berharap untuk terlaksananya Prosesi Semana Santa ini. Namun kondisi wabah corona yang telah menjadi pandemi global sangat tidak memungkinkan.
"Semoga kita semua mampu menjaga kesehatan dan mematuhi arahan yang berlaku sehingga mampu mematikan penyebaran virus Covid 19 ini," tutupnya.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar