Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
Matakatolik.com -Paus Fransiskus dijadwalkan akan memimpin Misa di Istora Gelora Bung Karno (GBK) pada 2 September 2020 mendatang. Pemim...
Solusi Untuk Anda!
Paus Fransiskus: Kecemburuan Mengarah ke Perang
Matakatolik.com-Selama misa hariannya di Casa Santa Marta, Paus Fransiskus mengingatkan kita tentang "cacing kecemburuan" yang mengarah pada salah penilaian dan kompetisi.
Paus Fransiskus mengingatkan kepada kita agar harus berhati-hati terhadap kecemburuan dan kecemburuan yang membuat kita “salah menilai” orang lain.
Paus Fransiskus memulai homilinya dengan menjelaskan bahwa kedua kata ini adalah "benih perang". Pesannya datang dari pembacaan Injil, yang menggambarkan bagaimana kecemburuan Raja Saul terhadap David memudar.
Kecemburuan dan kecemburuan, katanya, mengarah pada percakapan internal dengan diri sendiri yang membunuh orang lain. Pada kenyataannya, kata Paus, jika kita memikirkannya, “tidak ada konsistensi” kepada mereka.
Gelisahnya Kecemburuan
Mengacu pada bacaan, Paus ingat bahwa kecemburuan Raja Saul berasal dari fakta bahwa meskipun ia telah membunuh sepuluh ribu musuh, dan David 'hanya' seribu, para wanita muda menyanyikan lagu-lagu tentang kemenangan David. Ini, kata Paus, adalah tempat "kegelisahan cemburu" dimulai. Akibatnya, raja berangkat dengan pasukannya untuk membunuh David.
"Kecemburuan adalah penjahat", kata Paus Fransiskus. Mereka "selalu berusaha membunuh". Dan bagi mereka yang mengatakan "ya, saya cemburu, tapi saya bukan pembunuh", Paus menjawab, belum. "Tetapi jika Anda melanjutkannya, itu bisa berakhir dengan buruk". Karena, ia ingat, mudah untuk membunuh, bahkan "dengan lidah Anda, dengan fitnah".
Mereka yang cemburu, kata Paus, "tidak mampu melihat kenyataan", dan hanya "fakta yang sangat kuat" yang bisa membuka mata mereka. Jadi dalam pikiran Saul, "kecemburuan menuntunnya untuk percaya bahwa David adalah seorang pembunuh, musuh" .
Rahmat dari Tuhan
Ketika seseorang yang cemburu akhirnya menemukan "fakta" ini, kenyataan ini, kata Paus, "itu adalah rahmat dari Tuhan". Ketika ini terjadi, "kecemburuan meledak seperti gelembung sabun", karena kecemburuan dan kecemburuan tidak memiliki "konsistensi".
Dia menjelaskan bahwa kecemburuan lahir dari percakapan dengan diri sendiri, salah mengartikan sesuatu dengan cara yang mencegah kita dari "melihat kenyataan".
“Ketika Tuhan memberi kita rahmat untuk melihat kenyataan situasi, Dia mengundang kita untuk melihat diri kita sendiri. Kita harus melindungi hati kita dari penyakit ini, dari percakapan ini dengan diri sendiri,” Kata Paus Fransiskus.
Untuk Mencari Keadilan dan Kedamaian
Paus mengatakan kita harus berhati-hati dari "cacing kecemburuan" ketika kita merasakan ketidaksukaan terhadap seseorang. Kita harus bertanya pada diri sendiri. Mengapa?.
Paus Fransiskus berdoa kepada Tuhan agar kita memiliki rahmat, memiliki hati yang transparan, yang ramah, yang hanya mencari keadilan dan kedamaian.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar