Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
5 Potret Natal 2019 di Tanah Air yang Menyejukkan
Matakatolik.com-Natal menjadi momen yang membahagiakan bagi seluruh umat Kristiani di seluruh dunia. Saat natal umat Kristiani merayakan kelahiran Kristus Sang Juru Selamat Dunia. Seluruh Gereja di berbagai belahan dunia merayakannya dengan cara yang unik bahkan sesuai dengan tradisi setempat.
Natal juga ditandai dengan dipasangnya berbagai ornamen Natal yang menghiasi Gereja, rumah hingga tempat umum. Ornamen yang paling mencolok adalah pohon Cemara, Sinter Class hingga lampu-lampu Natal. Selain itu terdapat juga lagu-lagu Natal yang bernada gembira sebagaimana menyambut Sang Raja, King of King and Lord of Lord.
Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Sebagian besar penduduk Indonesia adalah umat Muslim, akan tetapi umat Kristiani bisa merayakan natal dengan sukacita. Sebagai negara yang menjunjung tinggi toleransi karena menganut ideologi Pancasila, rata-rata penduduk Kristiani bisa menjalankan Ibadat natal dengan baik.
Meski dalam beberapa kesempatan Natal, masih terjadi insiden seperti pelarangan kegiatan natal hingga ancaman pengeboman dan teror. Untuk natal tahun ini saja muncul polemik pelarangan di beberapa daerah di Sumatera Barat seperti Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Pesisir Selatan. Umat Kristiani di daerah tersebut tidak bisa merayakan Natal bersama, kecuali tempat ibadah resmi yang ditunjuk pemerintah.
Insiden pelarangan ini seperti pepatah “Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga”. Di sisi lain masih banyak tokoh dan umat yang terus membangun jembatan persaudaraan. Membangun persaudaraan bahkan menjadi tema Natal yang diangkat oleh KWI dan PGI tahun ini, ‘Hiduplah sebagai Sahabat bagi Semua Orang’.
Berikut ini 5 pristiwa Natal yang menyejukan dirangkum oleh Matakatolik.com menandakan Indonesia sebagai satu bangsa yang menjunjung tinggi Kebhinekaan.
1. Jokowi merasakan Kerukunan dan Bahagia Setiap Perayaan Natal
Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengaku merasakan suasana kerukunan dan persahabatan mengikuti perayaan Natal nasional 2019 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Juma’at (27/19).
“Di Setiap saya hadir di Perayaan Natal nasional, saya merasakan bukan hanya suasana sukacita dan kegembiraan namun juga suasana kerukunan. Suasana persahabatan. suasana persaudaraan,” ujar Jokowi dalam sambutannya itu.
Ia menilai tema natal yang diangkat oleh PGI dan KWI kali ini menggambarkan persahabatan antar anak bangsa. “Saya sangat setuju dengan pesan Natal nasional tahun ini hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang,” beber Jokowi.
“Ini adalah momen yang tepat bagi kita untuk rayakan persahabatan dan merajut persaudaraan kerukunan antar anak bangsa dan juga momen bagi kita untuk mensyukuri indahnya keragaman,” imbuhnya.
2. Gusdurian dan Caknurian Anjangasana ke berbagai Gereja di Jakarta
Sejumlah komunitas yang menjunjung tinggi persaudaraan di tanah air seperti Gusdurian, Caknurian, Yayasan Pemantapan Ideologi Pancasila dan Vox Populi Institut Indonesia (Vox Point Indonesia) melakukan anjangsana di beberapa Gereja selama perayaan Natal, Rabu, (25/12)
Di hadapan umat Katolik Gereja Katedral Yudi Latief yang menjadi pimpinan rombongan menyampaikan pesan dan harapan Natal. Ia mengatakan kedatangan rombongan tersebut untuk menyambung tali silahturahmi dengan umat Kristen dan Katolik di Indonesia, Khususnya di Jakarta.
“Maaf, Kami menyelah sebentar datang kemari untuk menguatkan silahturahmi, menguatkan sambung rasa, karena kami percaya bahwa setiap agama menyuruh umat manusia menuju jalan cahaya, menuju jalan cinta” kata mantan ketua BPIP tersebut.
Ia menambahkan jika umat Katolik dan Kristen bahagia di hari Natal, maka umat dari agama dan kepercayaan lainpun turut bahagia.
“Jadi kalau umat Kristiani bahagia di hari Natal, kita semua pengikut agama apa pun ikut bahagia, karena umat Katolik yang bahagia, juga akan merembetkan kebahagiaan kepada warga lain di seluruh nusantara,” bebernya disambut tepuk tangan meriah umat Katedral.
Anjangsana tersebut dilakukan di tiga tempat yakni Gereja Katedral Jakarta, Gereja Simalungun Cempaka Putih, Gereja Keluarga Kudus pasar Minggu.
3. Tari Sufi Persembahan Umat Muslim saat Perayaan Natal
Misa Natal di Gereja Katolik Paroki Santo Vincentius A. Paulo malang, Malang Jawa Timur memiliki kesan tersendiri. Kali ini sekelompok penari sufi yang dipimpin Muhammad Al Mukhtadir alias Gus Muham turut memeriahkan perayaan Natal. Mereka adalah santri dari Gubuk Sufi Jabung, Kabupaten Malang.
Pukulan rebana dari kelompok seni al-Banjari begitu membahana mengisi ruang Gereja. Beberapa penari Sufi berputar-putar hingga pakaian mengembang mengikuti setiap bunyi rebana yang bertalu-talu.
Gus Muham menjelaskan tarian ini menjadi symbol dan memiliki pesan yang kuat. “Tari sufi ini intinya menyebarkan kasih sayang,” kata Gus Muham.
“Saya hanya menghadiri saudara saya yang merayakan Natal. Ini manusia, saya melihat manusia,” bebernya.
4. Elemen Lintas Agama menjaga Gereja Saat Ibadah Natal Berlangsung
Banyak kelompok dan komunitas masyarakat Indonesia yang peduli dan toleran. Mereka terus membangun persaudaraan, salah satunya adalah dengan menjaga rumah Ibadat saat perayaan Natal berlangsung.
Di Gereja St. Yoseph Maumere, NTT misalnya dijaga oleh remaja Masjid. Para pemuda yang mengenakan baju koko dan peci tersebut melakukan pengamanan di sekitar Gereja.
Mereka berjaga di depan gerbang Gereja serta mengatur lalu lintas dan menjaga motor umat yang sedang beribadah. Selain itu mereka menyalami umat setelah misa usai.
Diketahui para remaja tersebut tergabung dalam Remaja Masjid Al Hidayah Kampung Buton, Kelurahan Kote Eneng, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, NTT.
Sementara itu di Timika, Papua misa Natal dijaga oleh pemeluk agama lain seperti Islam, Hindu dan Budha. Ketua FKUB Mimika Ignatius Adi menyebut terdaat 80 relawan lintas agama untuk melakukan pengamanan misa.
“Ini sebagai gambaran toleransi hidup antarumat beragama,” katanya.
5. Gubernur dan Walikota Turun Tangan Memantau Kelancaran Natal
Beberapa Gubernur dan Walikota turun tangan untuk memantau kelancaran Natal tahun 2019. Mereka bahkan melakukan kunjungan dari satu Gereja ke Gereja lainnya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meninjau proses ibadah malam Natal di sejumlah Gereja di Surabaya. Salah satunya adalah Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, Surabaya yang merupakan Gereja yang mendapat serangan Bom pada 2018 silam.
Setelahnya, ia menuju Gereja Katolik St. Yakobus Citra Land Surabaya. Di hadapan umat yang hadir Risma mengucapkan selamat Natal. Ia berpesan agar seluruh umat tetap menjaga kerukunan dan kedamaian di kota Surabaya.
Ia berharap natal berangsung dengan lancar, tenang dan damai. Ia menyinggung teror tahun lalu dan mengatakan agar insiden tersebut tidak akan terulang lagi.
“Saya berharap Natal tahun ini, bapak dan ibu merayakan dengan tenang dan damai. Tahun kemarin kita dapat cobaan. Mari kita jaga tahun ini agar bisa hidup bersama tenteram di kota Surabaya. Tantangan ke depan semakin berat. Mari kita bergandengan tangan bersama sebagai keluarga besar agar lebih maju dan hidup sejahtera,” kata Risma.
Sementara itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan agar tetap menjaga persatuan dan keutuhan bangsa saat Natal. Ia mengatakan bangsa Indonesia saat ini tengah dihadapkan pada persoalan Global.
“Maka jika anak bangsa ini kompak, bermerah putih, berbhineka tunggal ika, berpancasila, maka kita akan merespon persoalan global itu dengan solid,” kata dia.
Gubernur DKI Jakarta Anies baswedan berharap agar natal mendatangkan suasana damai bagi seluruh masyarakat khususnya di wilayahnya. Pada kesempatan natal kali ini Anies mengunjugi tujuh Gereja yang merayakan natal.
“Kita semua bersyukur bahwa umat Kristiani menyongsong perayaan hari Natal dalam keadaan bahagia. Semoga Tuhan memberkahi bapak dan ibu sekalian yang bersatu dalam semangat membangun suasana teduh damai yang kita semua inginkan,” bebernya.
“Keragaman adalah takdir Tuhan dan persatuan bagian dari ikhtiar kita. Kita harap suasana persatuan muncul lewat perasaan kesetaraan dan ini yang kita dorong terus,” imbuh Anies.
Willy Matrona
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar