Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Vox Point Indonesia Berkomitmen dalam Urusan Kebangsaan
Ketua Presidium KWI Uskup Ignatius Kardinal Suharyo didampingi para Uskup dan Pastor Moderator DPN Vox Point Indonesia RD. Rofinus Neto Wuli saat memimpin Misa Pembukaan Kongres Pertama Vox Point Indonesia.
Matakatolik.com-PANJI-panji berkibar dalam seremoni pembukaan Kongres Pertama Vox Populi Institut atau Vox Point Indonesia di Samadi Kelender Jakarta Timur pada 15-17 November 2019. Panji-Panji ini dibawa kader-kader Vox Point Indonesia baik dari Dewan Pimpinan Nasional (DPN), 18 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan 23 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW). Mereka datang dari seluruh wilayah Indonesia.
Kongres pertama ini bertajuk Memantapkan Spirit Iman Katolik yang Berakar Pada Kristus Menuju Indonesia Maju. Kongres ini dibuka dengan misa pembuka yang dipimpin Ketua Konfrensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo, didampingi Sekjen KWI atau Uskup Keuskupan Bandung Mgr. Antonius Subjianto Benjamin, Ketua Komisi Kerawam KWI Mgr. Vincentius Sensi Potokota, Uskup Keuskupan Denpasar Mgr. Silvester San, Uskup Keuskupan Atambua Mgr. Dominikus Saku, Uskup Samarinda Mgr. Yustinus Harjosusanto dan Pastor Moderator DPN Vox Point Indonesia RD. Ronny Neto Wuli.
Ketua Panitia Kongres I Vox Point Indonesia Yacobus Jack Bouk mengungkapkan kehadiran beberapa Uskup dalam kongres ini memberi penguatan kepada seluruh kader Vox Point Indonesia atau biasa disebut Voxian. Menurutnya kader Katolik harus mengakarkan diri pada iman Katolik dan menjadi dasar dalam karyanya di ruang publik untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
“Dasar kemerdekaan sejati seorang Katolik adalah iman Katolik itu sendiri. Itulah yang menjadi dasar dari Kongres pertama kami ini sehingga nantinya berguna bagi bangsa Indonesia yang kita cintai ini,” kata dia, Juma’at (15/11).
Kongres Vox Point Indonesia pertama ini merupakan kesempatan untuk melakukan konsilidasi kader-kader Vox Point Indonesia. Hal itu dilakukan untuk melakukan penguatan internal termasuk melakukan beberapa pembenahan.
Ia mengatakan beberapa point penting yang dibahas dalam kongres ini adalah Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Pengurus Periode 2016-2019, revisi Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART), Pemilihan Ketua Umum. “Semua anggota baik DPN, DPD maupun DPW terlibat aktif dalam kongres pertama ini. Kami melakukannya secara terbuka. Wadah ini mengedepankan demokrasi,” kata Jack.
Ia menambahkan, Kongres pertama ini seluruh Voxian kembali mengingatkan perjalanannya selama tiga tahun sembari melihat peluang ke depannya. Tidak lupa pula untuk kembali melihat fondasi dasar hadirnya wadah ini yakni mengakar pada iman Katolik. Dari sanalah dibangun spirit untuk mengembangkan nilai-nilai kebangsaan yang menjadi fokus Ormas ini sejak awal.
“Para pendiri Vox Point Indonesia merasakan keprihatinan dengan kondisi kebangsaan yang dirong-rong oleh kegelisahan. Keterbelahan pola pikir, keberpihakan yang mengarah pada perpecahan. Fokus kongres ialah mencari cara memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat,” jelas Jack.
Sekretaris Jenderal KWI Mgr. Antonius Subjianto Benjamin dalam khotbahnya pada misa Pembukaan Kongres mengingatkan pentingnya bertumpu pada fondasi iman dalam karya para aktivis Katolik. Menurutnya jamak terjadi orang-orang yang memiliki kehendak baik mendirikan institusi, komunitas, ormas hingga partai dalam perjalanannya membelot. “Ada yang menyimpang dari visi dan misi hingga menyebabkan perpecahan dimana-mana,” beber Uskup Anton, Juma’at (15/11).
Kondisi carut marut itu imbuhnya tidak hanya terjadi di dunia politik tetapi juga di berbagai hal termasuk di dunia pelayanan. Ia mencontohkan bagaimana seorang kawan bisa berseberangan atau menjadi lawan padahal bertumpu pada keyakinan dan niat yang sama.
Lebih lanjut ia mengatakan seorang yang bertumpu pada iman dapat menolak segala ancaman termasuk ancaman kebangsaan. Ia memetik pesan Pahlawan Nasional Mgr. Albertus Soegijapranata bahwa siapa yang mewujudkan iman kekatolikannya dengan sungguh-sungguh maka akan juga menjadi orang Indonesia seratus persen Katolik seratus persen Indonesia.
“Orang yang bertumpuh pada kekatolikan bertumbuh pada kristus maka akan berpengaruh pada penuaian Pancasila yang juga dijunjung tinggi oleh Gereja Katolik menuju ke Indonesia yang maju,” tegasnya.
Merawat Kebhinekaan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam sambutannya mengapresiasi atas berlangsungnya Kongres pertama Vox Point Indonesia. Ia menuturkan bahwa dirinya sangat bangga dengan kehadiran Vox Point Indonesia sebagai sebuah wadah bagi umat Katolik untuk mengembangkan nilai-nilai kebangsaan.
Anies mengatakan wadah seperti ini sangat dibutuhkan terutama dalam menghadapi kondisi kebangsaan akhir-akhir ini. Ia menilai kehadiran kelompok ini memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi kemajuan Indonesia.
Ia juga menyoroti tema yang diusung Vox Point Indonesia yang menjunjung tinggi Pancasila. Menurutnya Pancasila adalah kunci utama kemajuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu Bhineka Tunggal Ika sebagai sesuatu yang luar biasa yang harus dijaga terus menerus.
Anies membeberkan bangsa Indonesia terus menerus bersatu bahkan sebelum Indonesia merdeka. Salah satunya adalah pada Peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dimana seluruh pemuda-pemudi tanah air bersatu. “Saya bayangkan kalau tidak ada bahasa yang satu bahasa Indoensia maka kita menggunakan penerjemah dalam kongres ini,” kata dia kepada peserta Kongres Juma’at, 15/11.
Ia berharap agar Vox Point Indonesia terus berkiprah untuk mengembangkan nilai-nilai kebangsaan. Saat ini di tengah carut marut kondisi tanah air, kelompok-kelompok yang terus berusaha merawat nilai-nalai kebangsaan sangat dibutuhkan.
“Kami sangat berharap semakin banyak kelompok yang peduli dengan nilai-nilai kebangsaan seperti Vox Point Indonesia ini. Kami di Jakarta sangat terbuka dan ikut mendukung memfasilitasi teman-teman Vox Point Indonesia di Jakarta,” harap Anies.
Ketua Umum terpilih Vox Point Indonesia Yohanes Handoyo Budhisejati menjelaskan isu-isu kebangsaan merupakan harga mati bagi Vox Point Indonesia. Meski demikian ia mengakui bahwa tugas tersebut tidaklah mudah karena membutuhkan tanggungjawab yang besar. Ia juga berterima kasih karena diberikan kesempatan untuk mengembankan tugas yang dimandatkan kepadanya tersebut.
“Saya berterima kasih kepada semua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Vox Point Indonesia seluruh Indonesia yang telah memberikan kembali kepercayaan kepada saya untuk memimpin Vox Point Indonesia 4 tahun ke depan,” kata Handojo, Sabtu malam (16/11).
Ia menyebut kepercayaan yang diberikan harus dipertanggungjawabkan dengan karya-karya sesuai arah dasar dan visi misi Vox Point Indonesia hasil Kongers pertama. Secara garis besar tugas utamanya adalah mengembangkan nilai-nilai kebangsaan.
“Saya dan pengurus baru berkomitmen untuk menata kembali roda organisasi agar Vox Point Indonesia dapat menjalankan tugas dan fungsinya di bidang sosial politik dan kebangsaan,” ungkapnya.
Menurutnya Vox Point Indonesia tidak bisa berjalan sendiri. Untuk itu Vox Point Indonesia akan menjalin kerja sama dengan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Keuskupan, dan organisasi Katolik lain, serta lembaga lintas agama dan kepercayaan lainnya. Selain itu Vox Point Indonesia juga melakukan komunikasi dengan berbagai elemen masyarakat baik ormas maupun lembaga-lembaga negara.
“Kami sangat terbuka dengan pihak manapun terutama yang memiliki spirit kebangsaan. Kader-kader Vox Point Indonesia siap di utus dan tidak berkompromi soal nilai-nilai kebangsaan,” tegasnya.
Sementara Uskup Tanjung Selor Mgr. Paulinus Yan Olla yang memberikan pengukuhan pengurus Vox Point Indonesia 2019-2023 berpesan agar kongres ini menjadi kesempatan untuk menyadari kembali keberadaan Vox Point Indonesia di tengah masyarakat saat ini.
Ia mengajak para pengurus dan seluruh kader agar jangan cepat berpuas diri dengan hasil yang dicapai oleh Vox Point Indonesia selama ini. Selain itu Uskup Yan mengingatkan segala hal yang sifatnya seremonial dan formalitas akan cepat hancur karena tidak substansial.
“Jangan berhenti pada rangkaian struktur organisasi yang mentereng dan lengkap saja. Jangan pula berhenti dan terhibur karena sudah berkembang di puluhan kota,” kata dia.
Uskup Paulinus mengatakan Vox Point Indonesia harus bekerja keras berjuang melampaui itu terutama memperjuangkan nilai-nilai kebenaran. Dengan demikian bukan hanya perjuangan fisik yang diutamakan melainkan nilai-nilai. Dalam hal ini program-program sangat penting akan tetapi spiritualitas yang lebih utama untuk kebaikan bersama.
Kelompok seperti Vox Point Indonesia imbuhnya sangatlah penting mengingat begitu banyak umat Katolik yang merasa tabu dengan politik. Ia menilai orang katolik memandang Politik sebagai sesuatu yang jatuh dari langit (Alien). Padahal orang katolik sangat dibutuhkan dalam kebijakan publik yang menentukan nasib hidup orang bannyak.
“Maka sangat perlu bagi politisi-politisi, kader-kader katolik yang terlibat dalam kebijakan publik untuk memahami ajaran gereja sehingga mereka sungguh-sungguh memperjuangkan nasib orang banyak di masyarakat,” kata Uskup Ola.
Senada dengan itu Pastor Moderator Vox Point Indonesia Romo Roni Neto Wuli menjelaskan spiritualitas iman Katolik menjadi fondasi dari Voxian dalam karyanya di masyarakat. Kongres Pertama ini sekaligus memantapkan spirit keimanan Katolik dan spirit Kebangsaan para Voxian yang hadir dari seluruh penjuru tanah air..
“Hadirnya Vox Point Indonesia menjawabi kerinduan anak-anak bangsa di tengah kondisi kebangsaan yang runyam saat ini. Vox Point Indonesia hadir untuk mengembangkan nilai-nilai kebangsaan,” kata dia.
Romo Roni begitu akrab disapa menuturkan sejak awal Vox Point Indonesia telah berkomitmen untuk terlibat aktif dalam kegiatan sosial politik di Indonesia. Mereka dipersiapkan untuk merebut ruang publik untuk turut terlibat membangun kebaikan bersama (Bonum Commune) di masyarakat. Menurutnya dalam bersikap para Voxian didukung oleh hierarki mengingat dalam karyanya di masyarakat mereka tegak lurus dengan hierarki.
“Oleh karena itu para Voxian di harapkan agar mampu menjadi terang dan garam di masyarakat dengan mengembangkan nilai-nilai kebangsaan,” beber Pastor Roni.
Merasakan Denyut Nadi Kebangsaan
Sekretaris Jenderal Vox Point Indonesia Ervanus Ridwan Tou menjabarkan dalam kiprahnya Vox Point Indonesia terus mengembangkan nilai-nilai kebangsaan. Dalam hal ini juga menjadi wadah yang menjaga empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.
Ia menuturkan beberapa garis besar rekomendasi Vox Point Indonesia sebagai hasil kongres sekaligus sikap politik organisasi ini. Dalam konteks mengembangkan nilai-nilai kebangsaan. Vox Point Indonesia mendedikasikan hidup dan perjuangan demi mewujudkan politik nasional bermartabat berdasarkan 4 konsensus dasar bangsa: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan organisasi ini menyadari tidak bisa berjalan sendiri sehingga sangat terbuka terhadap interen dan eksteren Gereja Katolik. Organisasi ini terus menjalin kerja sama dengan semua pihak.
“Kami juga mendukung berbagai institusi negara seperti TNI dan Polri, pemerintah tingkat nasional, Pemda, dan stakeholder terkait untuk melakukan penegakan hukum dengan tegas terhadap pihak-pihak yang ingin mengaburkan ideologi Pancasila, kasus korupsi, dan narkoba,” kata dia.
Selain itu, kongres pertama ini mendorong pengembangan SDM agar mampu menghadapi Era disruption saat ini. Perubahan yang cepat memerlukan SDM yang tangguh. Dalam era Industri 4.0 dimana Digital Talent sangat dibutuhkan belum terpenuhi. Fakta menunjukkan ribuan tenaga kerja terancam pengangguran karena akibat kemajuan tehnologi. Negara harus hadir dalam kondisi seperti ini.
Di sisi lain, ancaman ideologi terus digempur oleh kehadiran kelompok fundamentalisme, radikalisme dan terorisme. Gerakan intoleransi harus dapat di antisipasi oleh Negara dengan tepat. Karena kesenjangan di bidang ekonomi, jurang antara kaya dan miskin dapat merupakan pintu masuk paham radikal akibat ketidakadilan ekonomi.
“Perlu pemahaman yang menyeluruh menganalisa persoalan ini. Negara tidak boleh bungkam pada masalah-masalah intoleransi di bumi Pertiwi ini,” bebernya.
Kongres ini juga, imbuh Ervan mengajak para elit politik untuk wajib memberi contoh positif kepada masyarakat betapa pentingnya menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan di Indonesia. Politik bermartabat harus menjadi tekad bersama para politisi negeri ini. Politik yang stabil dan kondusif dapat menjadi bagian penyelesaian permasalahan bangsa.
“Vox Point Indonesia menghimbau seluruh anak bangsa bersatu membangun negara yang kita cintai, Indonesia. Kami juga mengajak semua pihak untuk terus bersama merasakan denyut nadi bangsa ini,” tutup Ervan.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar