Headline News

VIP: Nadim Makarim Harus Melihat Pendidikan Secara Holistik


Inisiator Lembaga VIP, Hendrik Mansur

Matakatolik.com-Nadiem Makarim resmi ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan Republik Indonesia dalam Kabinet Indonesia Maju setelah diumumkan Presiden Joko Widodo pada Rabu,(23/19).

Menurut ketua Lembaga Visi Indonesia Pintar (VPI)  Hendrik Masur, Penunjukan Nadiem Makarim menjadi sebuah kejutan lantaran dia lebih dikenal sebagai pelopor Startup di Inonesia yang membidani kelahiran Gojek.

"Penunjukan Nadiem ini sebuah kejutan tentunya. Publik hanya tahu Nadiem ini sebagai pendiri Gojek. Kendati dia memiliki basis pendidikan yang sangat baik dan dikenal sebagai praktisi bisnis yang progresif, kiprah dan rekam jejaknya dalam dunia pendidikan tidak terlacak," jelas salah satu inisiator Lembaga VIP, melalui pesan Whatapp yang diterima Redaksi Matakatolik.com, Kamis, (23/10).

Masyarakat juga, lanjutnya, tidak pernah tahu konsep Nadiem tentang bagaimana pendidikan harusnya diurus.

Praktisi pendidikan ini  berharap Nadien mampu menerjemahkan dengan baik dan benar pesan Jokowi.

"Kita (VIP) berharap Nadiem Makarim memandang pendidikan secara lebih holistik, bukan sekadar melayani kepentingan pasar dan industry dengan menyiapkan peserta diidik menjadi tenaga-tenaga kerja," tegak Hendrik.

Hendrik menegaskan, konsep link-match seperti yang disampaikan Jokowi pernah menjadi roh politik pendidikan masa Orde Baru, dan terbukti gagal.

"Sistim pendidikan link-match sudah pernah berlaku di Orde baru. Saat ini, Indonesia tertinggal jauh bahkan dari negara-negara maju di kawasan ASEAN. Jika pendidikan hanya untuk melayani industri dan dunia kerja, Nadiem bisa saja menciptakan robot dan memperbanyak aplikasi," tegasnya.

Hendrik mengingatkan, bertahun-bertahun pendidikan Indonesia hanya berkutat pada soal lernaing to know dan learning to do untuk melayani kepentingan pasar.

"Saatnya Kementrian Pendidikan meradikalkan fungsi pendidikan pada tahap yang lebih mulia: belajar menjadi diri sendiri (learning to be) dan belajar hidup bersama (learning to live together). Keberhasilan dan ketahanan kita sebagai bangsa akan ditentukan oleh kedua fungsi tersebut ditengah gelombang revivalisme identitas yang menyapu berbagai negara di dunia," jelas Hendrik.

Selain itu, tambahnya, persoalan-persoalan dasar dalam dunia pendidikan masih memasung kita untuk bergerak maju. Persoalan infrastruktur, kulaitas guru, dan pemerataan pendidikan dalam teritori Indonesia yang sangat luas harusnya tetap menjadi perhatian utama.

"Kita bisa saja berbusa-busa berbicara tetang era industry 4.0, tapi abai menyelesaikan persoalan dasar. Maka penting bagi Menteri yang baru untuk melihat masalah pendikan dari daerah-daerah terpencil, terdepan dan termiskin di Indonesia," tutup Hendrik.

Matakatolik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2018 MATA KATOLIK Designed by Templateism.com and Supported by PANDE

Diberdayakan oleh Blogger.
Published by Sahabat KRISTIANI