Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Pemberkatan Gedung Utama Unika Santu Paulus Ruteng
Mgr. Silvester San bersama para imam usai Ekaristi Pemberkatan Gedung Utama Unika St Paulus Ruteng.
Matakatolik.com-Di kota kecil Ruteng, Flores NTT, tampak ribuan mahasiwa berpakaian adat (towe songke agu destar, dipadu kemeja putih dan asesoris lokal) memenuhi sebuah aula serbaguna di lantai 5 gedung utama yang tampaknya baru selesai dibangun.
Barisan para imam yang akan memimpin Ekaristi Kudus berarak ke depan bersama pimpinan Gereja Lokal, Yang Mulia Bapak Uskup, diiringi paduan suara dan tarian meriah.
Hadir para dosen, pegawai, dan karyawan dengan baju batik bermotif lodok, simbol kearifan lokal orang Manggarai; pula diwarnai bawahan kain tenun beraneka motif, sekiranya menunjuk pada keberagaman asal daerah mereka masing-masing. Sedap dan enak dipandang karena darinya terlihat indahnya keberagaman dan kebersamaan dalam persaudaraan kasih.
Para undangan tampak duduk di barisan depan dengan pakaian resmi. Fotografer dan sekelompok juru pena sibuk dengan santun mengabdikan momen-momen penting dalam video, foto, dan barisan kalimat yang nantinya naik tayang bagi pemirsa dan pembaca.
Perarakan perlahan mendekat di meja altar. Yang Mulia, Bapak Uskup dengan tongkat kegembalaannya, melalui tangannya yang telah terurapi melimpahkan berkat kasih bagi segenap umat di setiap barisan dan sudut aula.
Segenap umat lalu segera tunduk dan menandai diri masing-masing dengan tanda kemenangan Kristus, “Dalam Nama Bapak, dan Putra, dan Roh Kudus”.
Lagu dan tarian meriah usai dan beralih ke nyanyian liturgi pembuka Ekaristi.
Enu (sebutan wanita Manggarai) untukyang menjadi dirigen tampak mengubah gaya dan irama tangan dalam birama dan tempo, tak terkecuali senyum di raut wajah. Harum ukup semerbak menandai awal perayaan syukur yang selalu dikenang segenap umat yang mengimani Kristus sebagai Anak Domba, dan selalu dikenang dalam perayaan syukur yang berpuncak pada Konsekrasi.
Yang Mulia, Bapak Uskup, mulai melantunkan doa tanda salib, “Dalam Nama Bapak, dan Putra, dan Roh Kudus”, dan lalu diserukan segenap umat, “Amin”.
Detik berdetak meninggalkan setiap angka pada jarum jam di hari cerah Jumat 13 September 2019.
Terang matahari yang tampak sebagian ditutup awan putih dan sesekali kelabu menghiasi jagad kota kecil ini. Sedikit terasa dingin di siang hari. Dari jendela aula lantai 5 gedung baru itu, manakala mata melintas ke utara akan tampak kendaraan-kendaraan beroda dua dan empat yang terus menghiasi jalan raya, Jalan A. Yani. Manakala mata mengarah ke selatan, tampak anak gunung Ranakah yang tersipu malu melukiskan keagungan Ciptaan Tuhan.
Adalah Sang Guru Ilahi yang menarasikan dengan elok Perumpamaan tentang Talenta melalui SabdaNya. “Sebab, hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.
Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua, dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat,” demikian sabdaNya. Hening segenap umat menandai sakralnya perayaan.
Yang Mulia, Bapak Uskup, memulai dengan kotbah kegembalaan. “Bukan karena banyaknya talenta yang telah diberikanNya kepada setiap kita yang diperhitungkan Tuhan, melainkan bagaimana setiap talenta pemberianNya itu dapat dikembangkan oleh masing-masing kita, itulah yang diperhitungkanNya,” urainya anggun.
“Ya,” lanjutnya, “Kita diharapkan menjadi hamba yang dapat mengembangkan setiap talenta yang diberikanNya kepada kita masing-masing”.
Angin bertiup pelan menembus ruang. Dari luar tampak matahari mulai bersinar terang di bawah langit. Yang Mulia, Bapak Uskup memberkati garam dan air.
Dalam doa dan pasrah, semua itu dipercayai bermakna ‘menyucikan’ dan/atau ‘menguduskan’. Dengan sarana-sarana sakramentali itu, gedung baru yang diberkati menjadi suci, kudus, dan memberikan kekuatan bagi para penghuninya.
Yang Mulia, Bapak Uskup berarak bersama beberapa rombongan imam. Dengan air terberkati, semua ruang diperciki diiringi nyanyian dan doa.
Kota Ruteng denga fokus Gedung Utama Unika St Paulus yang diberkati YM Mgr. Silvester San.
Tarian persembahan tampak kembali mengiringi perayaan. Di seputar lingkaran meja altar, para penari mengangkat tangan penuh syukur dan menunduk dengan sembah sujud dan agung.
Petugas pengantar persembahan menghaturkan roti dan anggur dalam rasa syukur. Belasan imam yang hadir bersama Yang Mulia Bapak Uskup turut mengucapkan Doa Syukur Agung. Meriah dan hikmat. Segenap umat hening dalam doa.
Musik organ bernuansa Gregorian mengiringi setiap lantunan koor dan suara para imam hingga ritus penutup perayaan yang diakhiri dengan berkat penutup dari Yang Mulia, Bapak Uskup. Tumpangan tangan Yang Mulia, Bapak Uskup, dan para imam bagi umat menyiramkan rahmat.
Narasi pemberkatan gedung utama Unika St Paulus Ruteng usai di sini. Ini sebuah peristiwa penting bagi para pemiliki Unika St Paulus Ruteng yang patut mereka catat dalam kronik dan makna.
Kontributor, Ruteng, Flores, NTT
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar