Mahasiswa KKN desa Rego turut membersihkan Sumber mata air
Matakatolik.com-Sebanyak 13 mahasiswa FKIP Unika Santu Paulus Ruteng yang jadi peserta KKN Integratif Tahun Akademik 2018/2019 terlibat dalam bakti sosial (baksos) di desa Rego, kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat. Baksos ini dilaksanakan secara bergotong-royong dengan masyarakat desa Rego setiap Minggu dan Selasa selama masa KKN yang berlangsung mulai 24 Juli s.d 21 Agustus 2019.
Adapun tempat yang menjadi sasaran kegiatan baksos itu adalah sumber mata air, pasar, lapangan, kapel, dan pinggiran raya seputar perkampungan desa Rego. Selain itu, mahasiswa peserta KKN juga turut membantu masyarakat menggali lobang sampah, bersama masyarakat membersihkan dan mengelompokkan sampah berdasarkan jenisnya, organik dan nonorganik.
Seorang mahasiswa KKN, Dominikus Nagul, ketika ditemui mengemukakan bahwa melalui kegiatan ini mahasiswa memberikan contoh kepada masyarakat desa Rego untuk peduli akan lingkungan.
“Fokus kita adalah tempat-tempat umum dan potensial seperti sumber mata air, kapel, dan lapangan,” katanya.
Mahasiswa lain, Florida Nartiana Habut menegaskan bahwa tujuan kegiatan kerja bakti ini adalah untuk menciptakan lingkungan yang asri dan bersih sehingga tercipta masyrakat yang sehat.
“Melalui kegiatan ini kita memberi teladan kepada masyarakat Desa Rego untuk mulai peduli pada kebersihan lingkugan sekitar,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Rego, Evaristus R.R Biono, mengemukakan, “Kebersihan menjadi hal yang sangat penting di lingkungan desa Rego, hal mana menjadi salah satu program Desa dalam mengampayekan pola hidup sehat”.
Selain itu, menurutnya, kebersihan merupakan salah satu wujud menciptakan lingkungan sehat. “Hidup sehat,” lanjutnya, “ibarat pepatah
Koordinator KKN FKIP Unika Santu Paulus di Desa Rego, Dominikus Udin, ketika kegiatan monitoring dan evaluasi dari Dosen Pembimbing (Antonius Nesi, M. Pd. [NIDN 0806018101]) mengemukakan bahwa kegiatan baksos ini merupakan program mahasiswa peserta KKN yang ditelah dibicarakan dan disepakati bersama perangkat desa dan masyarakat setempat.
“Kami melaknakan baksos dua kali seminggu selama masa KKN. Kami yakin bahwa tidak begitu banyak terjadi perubahan, tetapi sasaran kami ialah ingin memberi inspirasi kepada masyarakat tentang pentingnya peduli terhadap kesehatan dan lingkungan,” urainya.
Domi Nagul
(Mahasiswa FKIP Unika Santu Paulus Ruteng)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar