Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
KAMPP: Orang Papua Bukan Monyet
Asrama Mahasiawa Papua saat Diseruduki di Surabaya.
Matakatolik.com-Kesatuan Aksi Mahasiswa Peduli Papua (KAMPP) menyayangkan ujaran kebencian berbau rasis yang dikeluarkan oleh oknum TNI kepada pemuda Papua di Asrama Papua Surabaya beberapa hari lalu.
KAMPP juga mendesak Kapolri Tito Karnavian untuk mencopot Kapolda Jawa Timur terkait kasus persekusi yang dialami mahasiswa di Surabaya.
KAMPP menilai bahwa Kapolda tidak becus menjaga keamanan warga negara Indonesia di Surabaya.
KAMPP sendiri terdiri dari HM, PMKRI, GMNI, Mahasiswa Papua Jabodetabek, Student Peace Institute, Semanggi Student Center, Forum Bhineka Jaya Cawang dan Student Center.
Menurut KAMPP, apa yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya merupakan bentuk kegagalan negara dalam menjamin hak dan keamanan warganya.
"Mendesak Kapolri Tito Karnavian mencopot Kapolda Jawa Timur karena lalai menjalankan tugas," ujar KAMPP dalam siaran pers yang diterima Matakatolik.com di Jakarta, Selasa (20/8/2019).
KAMPP mengatakan, meski telah merdeka selama 74 tahun, masih terdapat pelakuan diskriminasi terhadap warga Papua.
Bagi KAMPP, apa yang dialami mahasiswa di Papua dan kemudian memunculkan aksi besar-besaran di Manokawri merupakan bukti jika negara gagal menjalankan tugasnya sebagai penjamin karena tidak hadir untuk melindungi segenap tumpah darah Indonesia.
"Negara justru hadir sebagai aktor yang memprovokasi terjadinya tindakan rasis dan biadab tersebut.
Berikut isi pernyataan KAMPP:
1. Mendesak Kapolri Tito Karnavian mencopot Kapolda Jawa Timur karena lalai menjalankan tugas.
2. Negara harus berani mengadili oknum pelaku persekusi dan menuntut pertanggung jawaban dari Panglima TNI, Kapolri, dan Menteri Dalam Negeri
3. Menarik kembali militerisme di Papua. Kembalikan Militer ke barak!
4. Presiden Jokowi harus mengeluarkan Perppu Antirasisme agar peristiwa ini tidak terulang kembali di masa depan
5. Pemerintah harus membangun dialog Jakarta-Papua-Vatikan sebagai mediator
6. Tuntaskan pelanggaran HAM berat masa lalu di Papua
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar