Matakatolik.com-Paus Fransiskus, pada 27/06/2019, mendesak sekitar 500 peserta Konferensi Umum ke-41 Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB yang berbasis di Roma, agar utamakan belas kasih, kemauan sosial dan politik dalam mengatasi kelaparan dan kerawanan pangan.
Dalam Konferensi Umum pada hari kamis kemarin, Paus Fransiskus mendesak upaya kerjasama semua pihak untuk mengatasi "momok kelaparan dan kerawanan pangan" di dunia. Penyebab kelaparan dan kerawanan pangan terletak pada kurangnya kasih sayang, minat, kemauan sosial dan politik, ungkap Paus Fransiskus.
Kepada peserta Konferensi Umum ke-41 badan FAO PBB, Paus Fransiskus memberi perhatian terutama pada dua Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030 – yakni “tidak adanya kemiskinan” dan “ nir kelaparan ". Pokok yang disoroti perlunya upaya mengatasi penyebab mendasar dari kurangnya makanan dan akses air minum.
Menurutnya, penyebab tragedi kelaparan tersebut ialah "kegagalan belas kasih, kurangnya minat banyak orang, serta kurangnya keinginan sosial dan politik untuk menghormati kewajiban internasional." Kurangnya makanan dan air bukan urusan internal dan eksklusif dari negara-negara termiskin dan paling rentan, tetapi sesuatu yang menjadi perhatian kita masing-masing, tegas Paus dari Argentina ini. Lebih lanjut Ia mengatakan bahwa “tanggung jawab terletak pada semuanya untuk meningkatkan atau mengurangi penderitaan banyak saudara dan saudari kita yang tangisan putus asanya harus kita dengar”.
Langkah solutif-praktis yang diusulkannya ialah soal tindakan pemborosan. Salah satu cara untuk memerangi kelaparan dan kerawanan pangan, kata Bapa Suci, adalah dengan mengurangi pemborosan makanan dan air. Dengan itu ia menyerukan agar adanya peningkatan kesadaran akan masalah dan rasa tanggung jawab sosial yang lebih besa. Ia berharap agar hal ini dapat dijadikan sebagai kesaksian bagi generasi muda yang akan meneruskannya ke masa depan sehingga "tragedi sosial ini tidak lagi dapat ditoleransi"
Dalam kesempatan ini, Paus Fransiskus tekankan juga soal "kaitan nyata antara ketidakstabilan lingkungan, kerawanan pangan, dan pergerakan migrasi,". Ia tegaskan bahwa meningkatnya jumlah pengungsi di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa masalah satu negara adalah masalah seluruh keluarga manusia.
“Untuk itu, bagi bapa Suci, pengembangan pertanian perlu dipromosikan di daerah yang paling rentan, memperkuat ketahanan dan keberlanjutan lahan. Hal ini dapat dicapai, di satu sisi, dengan berinvestasi dengan pengembangan teknologi dan, di sisi lain, dengan membuat kebijakan pengembangan berdasarkan inovasi dan solidaritas.
Oleh karena itu, perlunya upaya dan kerja yang berjejaring melibatkan segenap komponen. Paus Francis meminta pemerintah, pebisnis, akademisi, lembaga masyarakat sipil dan individu swasta untuk mendukung dan bekerja sama dengan FAO dan organisasi internasional lainnya dalam memastikan bahwa semua, terutama yang termiskin, memiliki akses ke barang-barang kebutuhan pokok.
Dengan itu, ia menegaskan kembali komitmen Tahta Suci dalam upaya global untuk menghilangkan kelaparan di dunia dan untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi planet kita dan umat manusia secara keseluruhan.
Dalam Audiensi Kepausan itu, organisasi FAO hadir dengan diwakili antara lain, oleh direktur jenderal yang akan purna tugas, José Graziano da Silva dari Brasil, serta penggantinya, Qu Dongyu dari Tiongkok, yang akan menjabat pada 1 Agustus mendatang.
Sdr. Fidel,OFM
Sumber:Vaticannews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar