Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Katekis, Katekese dan Pendidikan Penular Tolerasi
Matakatolik.com-Tulisan ini merupakan catatan singkat kegiatan reuni alumni Katekis UKI St. Paulus Ruteng.
Sejarah Singkat Prodi Pendidikan Teologi
Penting disampaikan secara singkat tetang sejarah awal Program Studi Teologi, agar tidak kebingungan bila menemukan kata APK, KPK, Jurusan Kateketik dalam tulisan ini.
Sekali lagi, apa yang penulis sampaikan pada tulisan ini hanya sejarah singkat Program Studi Pendidikan Teologi, dengan mengutip secara singkat tulisan Dr. Yohenes Servatius Lon, M.A (Saat ini Rektor Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng) yang berjudul” Sejarah STKIP St. Paulus Ruteng dari Roosmalen Hingga Tahun 2015, dalam buku: YAN VAN ROOMALEN Tokoh Pendidikan Manggarai, Flores yang diterbitkan pada tahun 2015.
Hal lain yang perlu disampaikan oleh penulis adalah singkatan Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng, yang selanjutnya disebut UKI Santu Paulus Ruteng. Singkatan UKI digunakan oleh penulis dalam tulisan ini untuk mensingkatkan sebutan Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng, karena belum ada singkatan yang ditetapkan secara resmi.
Program Studi Pendidikan Teologi awalya bernama Kursus Kateketik yang secara resmi dibuka pada tanggal 11 November 1959, setahun kemudian berubah nama menjadi Kursus Pendidikan Kateketik/KPK (1960-168).
Kurang lebih delapan tahun menjadi KPK berubah kembali menjadi Akademi Pendidikan Kateketik/APK (1969-1986).
Cita-cita pendiri KPK untuk mengahadirkan pendidikan tinggi di Manggarai semakin kuat. Sehingga pada tanggal 13 Mei 1968 melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 0360/0/1986/ tentang penetepan kembali penyusaian jalur, jenjang dan Program serta nama Unit/Fakultas/Jurusan/Program Studi Status disamakan pada perguruan tinggi swasta di lingkungan koordinasi Perguruan Tinggi swasta Wilayah VIII.
Pada lampiran Surat tersebut disebutkan bahwa APK berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kateketik Ruteng Flores. Pada tahun 1996 Menteri Pendidkan dan Kebudayaan RI menerbitkan SK nomor 0359/0/1996 tentang penetapan nama buku Program Studi Ilmu Theologi.
Berdasarkan keputusan tersebut Direktur Pendidikan Tinggi RI melalui surat Nomor 386/DIKTI/Kep/1998 menegaskan perubahan nama dari Pendidkan Kateketik menjadi program Studi Pendidikan Teologi untuk jenjang S1 di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan dan Keguruan (STKIP) Santu Paulus Ruteng sejak tanggal 22 Oktober 1998.
Reuni 2019: APK, KPK, Jurusan Kateketik dan Program Studi Pendidikan Teologi
Selama tiga hari (5-7 Juli 2019) Program Studi Pendidikan Teologi FKIP Universitas Katolik Indonesia (UKI) Santu Paulus Ruteng melaksanakan Kegiatan reuni. Reuni tahun 2019 adalah reuni alumni KPK, APK, Jurusan Kateketik dan Program Studi Pendidikan Teologi yang dilaksanakan selama tiga hari, sejak tanggal 5 sampai dengan 7 Juli 2019.
Pelaksaan reuni ini juga sekaligus menyambut ulang tahun UKI Santu Paulus Ruteng ke-60 tahun yang dilaksanakan pada tanggal 11 November 2019 mendatang.
Sekitar Pukul 15.00 waktu setempat (5 Juli 2019) para alumni mulai berdatangan menuju Aula Missio UKI Santu Paulus Ruteng untuk mengikuti berbagai kegiatan.
Seluruh rangkian kegiatan reuni alumni diawali dan diakhiri dengan prayaan Ekaristi yang dilakasanakan di Kapela UKI Santu Paulus Ruteng. Sebelum misa pembukaan dimulai dengan registrasi kehadiran kepada panitia reuni.
Pada misa pembukaan yang dimeriahkan oleh kelompok paduan suara Program Studi Pendidkan Teologi dipimping oleh Romo Inosensius Sutam, Pr dan didampingi oleh bebarapa Imam lainya.
Menjadi Rahim Ilmu yang Baik
“Hari ini kita semua bersyukur bisa hadir dalam kesempatan reuni ini. Hari ini kita semua kembali berada di UKI Santu Paulus Ruteng sebagai Ibu yang melahirkan kita sebagai seorang guru sekaligus Katekis,” kata Romo Inosensius Sutam, Pr, dalam kotbah dan sambutannya.
Menurutnya, salah satu point penting reuni bahwa kita kembali meningat masa-masa sulit dan masa-masa menyenangkan saat kuliah, menseringkan pengalaman antar alumni, dan memberi subangan gagasan kepada program Studi Pendidikan Teologi khususnya dan UKI Santu Paulus Ruteng umumnya.
Peserta reuni sebagai insan yang lahir dari APK, KPK, jurusan Katekektik, maupun Pendidikan Teologi tentu telah menjadi rahim ilmu bagi generasi lain. Menjadi rahim ilmu bagi orang lain tentunya kita menjadi dinding rahim yang baik.
Sehingga bisa melahirkan dan atau menjadi guru dan katekis yang baik. Oleh karena para ulumni adalah insan yang telah menjadi rahim ilmu yang baik, maka sumbangan gagasan melalui shering pengalaman untuk membangun dan meningkatkan kualitas lulusan Program Studi Pendidikan Teologi ke depannya sangat dibutuhkan.
Saling Memperkenalkan Diri
Ucapan selamat datang oleh Ketua alumni Dr. Marselus Ruben Payong, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Teologi, dan ucapan selamat datang oleh Rektor UKI Santu Paulus Ruteng yang diwakili oleh Dr. Inosensius Sutam.
Usai makan malam, semua alumni yang hadir diperkenankan memperkenalkan diri secara berurutan dari angkatan pertama kepada alumni lain dan mahasiswa Teologi.
Acara memperkenalkan diri para alumni setiap angkatan berlangsung sangat akrab. Hal itu dapat dilihat saat mereka saling bercanda.
Mengisahakan sekilas perjuangan mereka saat masih kuliah, hal sulit dan hal menarik saat masih kuliah, dan pengalaman mereka di lapagangan.
Jarum jam yang terpampang di ruangan acara (Aula Missio) sudah menunjukkan Pukul 23.00, waktu yang seharusnya untuk istrahat, apalagi bagi alumni yang baru tiba di Ruteng pada Pukul 19.00.
Hukum waktu pada saat itu, tidak berlaku, sebab mereka masih saling mengobrol, mengisahkan masa masih kuliah.
Penulis menyaksikan mereka sungguh akrab, dan suasana mengalahkan keletihan setelah perjalanan jauh. Suasana semakin ramai dan mengesankan saat mahasiswa Program Studi Pendidikan Teologi membawakan acara, seperti paduan suara, vocal group dan tarian adat Manggarai yang memungkau para alumni yang hadir.
Tepat Pukul 00.00 Wita, semua rangkain acara untuk hari pertama sudah selesai.
Para alumni kembali ke rumah masing-masing bagi yang berasal dari Ruteng, dan kembali ke penginapan bagi mereka yang datang dari jauh.
Seminar Nasional: Katekis, Katekese dan Pendidikan Penular Tolerasi
Hari itu adalah hari Sabtu, tanggal 6 Juli 2019, dilaksanakan seminar nasional atas kerjasama alumni dengan Program Studi Pendidikan Teologi.
Kegiatan seminar yang dihadiri oleh utusan Paroki Keuskupan Ruteng (ada yang sempat hadir), Para dosen UKI Santu Paulus Ruteng, Para alumi perserta reuni, dan mahasiswa Program Studi Pendidkan Teologi mengusung tema “TANTANGAN PEWARTAAN IMAN KATOLIK DI ERA RADIKALISME BERBASIS AGAMA DI INDONESIA”.
Tema ini dikupas oleh beberapa pemateri, yaitu pertama: Mohamad Guntur Ramli, seorang aktivis dan politisi dengan judul makalah “Menghadang Agenda Politik Islam Radikal Di Indoneis”.
Kedua: Pater. Dr. Phlipus Tule, SVD, Rektor Unika Widya Mandira Kupang. Pater. Philipus pernah menjadi dosen terbang di STKIP (yang saat ini menjadi UKI Santu Paulus Ruteng) untuk mata kuliah Islam Mologi bagi mahasiswa Teologi. Judul makalahnya adalah Prospek Dialog Antarumat Beragama Dalam Konteks Radikalisme Berbasis Agama Di Indonesia”
Ketiga, tema seminar tersebut dikupas oleh Dr. Agustinus Manfred Habur, Sekretaris Jendral Keuskupan Ruteng dan Dosen Program Studi Pendidikan Teologi Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng.
Pada kesempatan itu, Romo Manfred, panggilan akrabnya, mepresentasikan model katekese humanis sebagai langkah untuk menangkal radikalisme agama, dengan judul makalah” Model Katekese Humanis Menangkal Radikalisme Agama”.
Setelah membicarakan konteks radikalisme berbasis agama di Indonesia yang dibahas oleh Mohamad Guntur Romli, lalu peserta seminar mendapat kiat-kiat menangkal radikalisme dalam dialog agama, yang dibahas oleh Pater Philipus.
Karena perserta seminar sebagian besar adalah katekis, guru agama katolik, dan agen pastoral, maka Romo Manfred mengajak peserta semiar untuk mengedepankan model katekese yang humanis.
Seminar sehari yang dilaksanakan di Aula Missio itu (6 Juli 2019) tidak berhenti pada model katekese humanis sebagai upaya menangkal radikalisme, tetapi sampai pada bagaimana peran seorang katekis dan peran pendidik dalam menangkal radikalisme.
Oleh karena itu, pemeteri keempat Romo Fransiskus Emanuel da Santo, Komkat KWI mempersentasikan makalahnya dengan judul: Profil Dan Peran Katekis Dalam Menghadapi Radikalisme Berbasis Agama.
Sementara materi teakhir, tidak diseminarkan, tetapi dibagikan kepada peserta, secara khusus membahas peran pendidikan sebagai penular tolerasi. Hal itu ditulis oleh Dr. Marsel Ruben Payong, M.Pd (Dosen Pendidikan Teologi) dengan Judul: Pendidikan Toleransi Untuk Membangun Kerukunan Dalam Perbedaan Di Indonesia.
Romo Fransiskus Emanuel Da Santo adalah alumni Jurusan Kateketiks, saat ini sebagai sekretaris Komkat KWI dan Dr. Marsel Ruben Payong, M.Pd adalah alumni Pendidikan Teologi Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng.
Selalu Komitmen Mengutamakan Mutu
Pada hari yang sama (Sabtu, 6 Juli 2019) setelah seminar nasional dan makan siang bersama selesai, dilanjutkan dengan acara berikutnya, yakni meyampaikan materi oleh Romo Ledobaldus Roling Mujur, Ketua Yayasan Santu Paulus Ruteng, tentang komitmen dan rencana strategis Yayasan Santu Paulus Ruteng dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan UKI Santu Paulus Ruteng, baik dari segi sarana prasana maupun Sumber Daya Manusia (SDM).
“Pihak yayasan selalu berkomitmen untuk menyediakan sarana dan prasana, dan meningkatkan Sumber Daya Manusia untuk menunjang proses pembelajran di UKI Santu Paulus Ruteng,” kata Romo Roling, dihadapan para alumni perserta reuni.
Materi dari ketua Yayasan selesai. Lalu kesempatan selanjutnya pemamaparan materi dari Rektor UKI Santu Paulus Ruteng tentang pencapaian dan perstasi yang sudah dicapai oleh UKI Santu Paulus Ruteng saat masih berstatus sekolah tinggi.
Selain itu, Rektor menjelaskan tentang keadaan Sarana Prasarana, SDM, Visi Misi dan rencana strategis UKI Santu Paulus Ruteng.
“Perkembangan lembaga pendidikan ini mulai dari APK sampai pada status Universitas tidak terlepas dari doa dan dukungan semua pihak, termasuk alumni. Alumni adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam perumusan rencana strategis lembaga ini ke depannya untuk menciptakan pendidikan yang berrmutu.”
Membuka Program Studi Baru: Kajian yang Serius.
Ketua Yayasan dan Rektor Universitas Katolik Indonesia santu Paulus Ruteng setelah meyampaikan materi dilanjutkan dengan sesi diskusi dan dengar pendapat dari para alumni tentang rencana pengembangan UKI Santu Paulus Ruteng ke depanya.
Pada sesi dengar pendapat dari alumni, diantra bebarapa alumni perserta reuni mengusulkan kepada ketua Yayasan dan Rektor untuk membuka program Studi Baru.
Program Studi baru yang dibuka ke depannya jangan hanya keguruan, tetapi kampus juga membuka jurusan lain sesuai keadaan dan kebutuhan masyarakat Manggarai.
Harapan dan usulan perserta reuni untuk membuka program studi adalah masukan yang sangat bagus dan sebagai bukti cinta terhadap lembaga ini.
Oleh karena itu, masukan dan usulan tersebut kami terima untuk dikaji lebih lanjut. Sebab untuk membuka program studi baru harus melalui kajian dan analisis yang serius, sehingga jurusan tersbut benar-benar dibutukan. Demikian kata Rektor Universitas Katolik Indonesia santu Paulus Ruteng.
Sharing Pengalaman: Semangat Katekis Tetap Melekat sebab Semua Menjadi Media Pewartaan
Sharing lepas di depan Aulla Missio sudah selesai, saatnya sharing pengalaman yang dimoderator oleh Dr. Marselus Rubeng Payong, M.Pd.
Tiga orang alumni mewakili para alumni untuk mensharingkan pengalamannya. Mereka adalah Ibu Yustina Ndung, yang berprofesi sebagai dosen di Universitas Negeri Malang, Pater Marsel Agot dan Pak Wili seorang politisi.
Tiga orang yang diberi kesempatan untuk sharing pengalaman adalah tidak bekerja sebagai katekis dan guru agama, dan ada beberapa peserta reuni yang hadir justru berperan dibidang politik, koperasi, wartawan, dan bidang LSM.
Ketika diminta untuk mensharingkan pengalaman meraka berkata “semangat dan nilai-nilai seorang ketekis tetap melekat dalam diri kami. Nilai-nilai agama tetap dipegang teguh dalam menjalangkan tugas dan karya kami. Apa yang telah kami pelajari di sini, menjadi pedoman untuk melayani sesama manusia berdasarkan karya kami. Kami beryukur, tentang kesempatan belajar di kamupus ini. Kampus ini telah berhasil menempa kami, hingga kami bisa seperti ini.”
Jejak Pendapat: Membangun Program Studi Pendidikan Teologi
Jejak pendapat dan penyampain gagasan oleh alumni untuk membangun Program Studi Pendidikan Tinggi dan langkah-langkah mengembangkan Universitas katolik Indonesia santu Paulus Ruteng adalah salah satu agenda kegiatan reuni.
Kegiatan ini dilaksanakan hari terakhir yakni, hari Minggu,7 Juli 2019. Begitu banyak masukan dan gagasan dari para alumni untuk meningkatkan mutu lulusan, terutama lulusan Teologi, diantarannya adalah tingkatkan praktek liturgi praktis kepada mahasiswa, tingkatkan profesionalisme mahasiswa sebagai seorang guru agama katolik dan agen pastoral, komunikasikan kepada keuskupan Ruteng tetang peran serta katekis sebagai agen pastoral di Paroki, dan masih banyak hal lainnya.
Ketua Program Studi Pendidikan Teologi Dr. Maselus Ruben Payong, M.Pd sebagai moderator dalam kegiatan itu mengatakatan, masukan dari perserta reuni sebagian besar telah dilaksanakan, dan akan terus dilaksanan melalui peninjauan dan perubahan kurikulum.
Semantara hal-hal lain akan dievaluasi dan meninjau kembali. Hal itu dibernarkan oleh ketua Program Studi bahwa, gagasan para alumni dan penemuan para alumni di lapangan dapat diterima untuk dipertimbangkan demi kemajuan.
Kesaksian Hidup
Seluruh rangkaian kegiatan reuni diawali dan diakhiri dengan Prayaan Ekaristi. Romo Gradus Janur, Pr,. yang adalah Vikep Keuskupan Ruteng dalam kotbahnya menekankan pentingnya kesaksian hidup seorang pewarta dalam mewartakan Kristus (Ruteng, 7 Juli 2019).
Seorang katekis dan agen pastoral dalam bidang pelayanan masing-masing adalah sebagai perutusan untuk mewartakan kabar gembira agar semua orang memperoleh kedamaian dalam dan bersama Kristus.
Spirit Santu Paulus sebagai Santu Pelindung dari lembaga ini tetap dihayati oleh para alumni dalam setiap karya dan pelayanannya.
Wartakanlah dan Jadilah Saksi
Misa penutupan rengkaian kegiatan alumni selesai. Semua peserta reuni diarahkan kembali ke Aula Missio untuk mengikuti beberapa rangkaian acara penutup, yakni sambutan-sambutan.
Dr. Inosensius Sutam, dalam sambutannya mengatakan bahwa, para alumni adalah mitra tetap untuk memberi sumbangan, baik moril maupun material kepada lembaga ini.
Gagasan para alumni dan temuan para alumni di lapangan adalah sumbangan berharga demi kemajuan lembaga ini. Para alumni adalah pewarta dan saks-saksi lembaga ini ditengah masyarakat.
Sementara Dr. Marselus Rubeng Payong, M.Pd, dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa, ikatan alumni ini akan kita benahi kembali, sehingga terbentuknya ikatan alumni untuk smeua lulusan Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng. Mengingat peran sentral alumni sangat penting, maka akan dikaji kembali secara serius tentang waktu pelaksanaan reuni ke depannya.
Feliks Hatam
Penulis adalah Alumni Pendidikan Teologi FKIP UKI Santu Paulus Rutung. Saat ini bekerja sebagai Tenaga Kependidikan di almameternya. Pada saat reuni, sebagai panitia Dokumentasi dan Publikasi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar