Matakatolik.com - Ketua Umum Pemuda Katolik Karolin Margret Natasa meminta masyarakat menghargai keputusan Mahkamah Konstitusi terkait hasil Pilpres 2019.
Karolin menilai perbedaan pilihan politik dalam pemilu merupakan hal yang wajar dan setelah semua pihaknya harus bersatu.
"Kita sudah menyelenggarakan satu kegiatan besar di Republik ini, yakni Pemilu untuk memilih para pemimpin bangsa. Mungkin ada perbedaan selama ini, dan sekarang marilah kita bersatu kembali membangun bangsa Indonesia yang besar ini," ujar Karolin dalam sambutan di acara Pembukaan Rakernas Pemuda Katolik bertajuk "Kaderisasi yang Berkelanjutan untuk Mewujudkan Pemuda yang Terampil, Kreatif dan Inovatif di Era Revolusi Industri 4.0 di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Jumat (21/6/2016).
Karolin mengungkapkan bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan berbagai kekayaan alam dan budaya yang melimpah.
Untuk itu, ia meminta agar memperkuat persatuan dari berbagai elemen bangsa untuk membangun Indonesia menjadi bangsa yang kuat baik secara politik, ekonomi dan budaya.
"Dengan persatuan, maka kita akan menjadi bangsa pemimpin," tegas Karolin.
Pemuda Katolik, kata Karolin merupakan bagian kecil dari bangsa Indonesia yang besar.
Meskipun kecil, Pemuda Katolik tidak boleh takut karena Indonesia menjadi besar karena elemen-elemen bangsa yang kecil bersatu dan bekerja sama membangun bangsa.
"Pemuda mempunyai tanggung jawab besar untuk merekatkan kembali persatuan pasca Pilpres 2019. Sebagai pelopor, pemuda harus menjadi garda terdepan merajut dan merangkul pihak-pihak yang masih terbelah karena masalah politik," imbuh Bupati Landak ini.
Lebih lanjut, Karolin berharap pasca adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang sengketa perselisihan hasil pemilu (PHPU) Pilpres 2019 yang diajukan Prabowo-Sandi, bangsa Indonesia kembali menjadi aman dan damai. Semua pihak, kata dia, harus menghormati apapun putusan MK.
"Putusan MK merupakan putusan final dan mengikat. Apapun yang diputuskan MK, kita hormati dan terima dengan bijak. Kita percayakan kepada MK untuk menyelesaikan sengketa hasil pemilu dan setelah putusan MK, Indonesia kembali aman dan damai," ujar Karolin.
Pengurus Pusat Pemuda Katolik menggelar kegiatan Rapat Kerja Nasiona (Rakernas) di Hotel Grand Cempaka, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Jumat-Minggu (21-23 Juni 2019). Rakernas ini diselenggarakan untuk menyusun program-program kerja untuk mengembangkan potensi para kadernya.
"Acara rakernas ini akan dihadiri oleh beberapa menteri yang menjadi narsumber dalam seminar nasional, beberapa pejabat negara, peserta Pengurus Komda dari 32 Provinsi dan Pengurus Komisariat cabang (Komcab) dari 187 Kabupaten/Kota, serta Dewan Penasehat, Pastor Moderator dan sejumlah Peninjau," ujar Ketua SC Edward Irawan saat ditemui Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Jumat (21/6/2016).
Edward menambahkan Rakernas ini diselenggarakan untuk menyusun program kerja nasional untuk 3 (tiga) tahun ke depan, serta menetapkan Peraturan dan Tata Kerja Organisasi yang disesuaikan dengan dinamika organisasi.
Karena itu, Rakernas Pemuda Katolik 2019 mengangkat tema "Kaderisasi yang Berkelanjutan untuk Mewujudkan Pemuda yang Terampil, Kreatif dan Inovatif di Era Revolusi Industri 4.0."
"Sesuai dengan tema itu, Pemuda Katolik diharapkan menjadi sarana untuk menggali dan mengembangkan potensi setiap kader agar dapat berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara. Program-program kerja pengurus, baik tingkat pusat maupun daerah, harus diarahkan kepada peningkatan kapasitas dan pembentukan karakter anggota Pemuda Katolik," terang dia.
Sementara Ketua Komisariat daerah DKI Jakarta Bondan Wicaksono mengakui dirinya senang menjadi tuan rumah Rakernas Pemuda Katolik 2019.
Menurut Bondan, Rakernas ini merupakan moment penting bagi Pemuda Katolik khusunya Pemuda Katolik DKI Jakarta untuk terus mendorong setiap anggotanya dalam meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Karena itu, Pemuda Katolik juga harus mendorong kader-kadernya untuk memiliki kemandirian dan daya tahan dalam hal ekonomi. Berbagai pelatihan kewirausahaan menjadi penting dan strategis untuk dimasukkan dalam program pengurus Pemuda Katolik yang sudah berusia 74 tahun," ujar Bondan.
Matakatolik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar