Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Mgr Silvester San Meresmikan Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Labuan Bajo
Mgr. Silvester San Menandatangani Prasasti Gereja Paroki MBSB (Foto: Vinsen Panto)
Matakatolik.com-Proses pembangunan Gereja Paroki Maria Bunda Segala Bngsa (MBSB) menyita waktu yang lama. Pembangunan ini dimulai sejak tahun 2013 dan diresmikan tepat pada pesta Kenaikan Yesus ke Surga, Kamis, 30 Mei 2019. Terwujudnya Gereja Paroki MBSB ini karena partisipasi umat dan para donator. Misa peresmian ini dipimpin Administrator Apostolik Keuskupan Ruteng Mgr. Silvester San didampingi Uskup Emeritus Mgr Mikhael Angkur, Pastor Paroki MBSB, RD. Ardi Obot, dan belasan iman.
Acara penahbisan diawali ritus pembuka di depan pintu gereja yang terletak di lantai dua. Mgr San menandatangani prasasti bersama Bupati Manggarai Barat Drs. Agustinus Ch Dula. Kemudian penyerahan kunci gereja oleh Ketua DPP Paroki MBSB Wae Sambi Agustinus Jik kepada Uskup administrator. Lalu Uskup menggunting pita dan membuka pintu gereja diiringi tepuk tangan meriah ribuan umat yang hadir. Uskup dan para imam kemudian berarak masuk diiringi tarian dan lagu "Mari Kita Masuk Rumah Tuhan" oleh koor gabungan dengan dirigen Frans Nambut dan organis Kornelis Joni.
Tampak Depan Gereja Paroki MBSB
Dalam kotbahnya Mgr San memberi apresiasi untuk partisipasi umat dan dukungan berbagai pihak sehingga seluruh pembangunan gereja paroki MBSB dan segala macam fasilitasnya bisa diselesaikan dengan baik.
"Aprersiasi luar biasa untuk umat, donatur dan semua pihak yang telah berpartisipasi memwujudkan bangunan gereja ini. Bangunan gereja yang megah ini kiranya dapat meneguhkan iman umat menghadapi berbagai tantangan zaman termasuk ekses negatif pariwisata di Labuan Bajo ini", tegas Uskup San.
Uskup mengingatkan umat bahwa ibadat yang kita buat di dalam gedung gereja tidak sebatas ritus, tapi harus kita hayati dan amalkan dalam hidup harian sebagai suara perutusan.
"Kita tunjukkan jati diri kita sebagai pengikut Kristus terutama dengan memberi perhatian kepada orang-orang miskin, menderita dan terpinggirkan dalam kehidupan" tandas Uskup.
Uskup juga mengharapkan agar pariwisata yang berkembang pesat di Manggarai Barat harus diurus dengan baik. Pemerintah yang punya wewenang mengatur pariwisata kiranya tetap dalam koridor yang baik, yakni mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat .
"Untuk itu iman yang tangguh kita dambakan agar dapat menangkal ekses negatif pariwisata", harap Uskup.
Hal senada juga disampaikan Bupati Manggarai Barat Drs. Agustinus Ch Dula bahwa gedung Gereja yang megah harus membangkitkan kemegahan iman umat yang terwujud dalam semangat persaudaraan, ramah, terbuka, dan menjaga kebersihan mulai dari rumah dan lingkungan sekitar rumah.
Umat saat mengikuti misa peresmian Gereja.
"Kita harus sadar dan disadarkan bahwa kebersihan adalah salah satu wujud iman yang harus kita tunjukan", tandas Bupati sambil mengharapkan agar umat bisa memanfaatkan peluang usaha sehingga pariwisata mendatangkan kesejahteraan bagi semua masyarkat dan hayat hidup orang banyak.
Sementara Romo Ardi Obot menegaskan bahwa total biaya pembangunan Gereja ini sampai selesai sekitar Rp. 7,5 Milyar. Romo Ardi katakan Gereje ini disebut Gereja kemurahan hati karena selain partisipasi umat juga sumbangan banyak pihak termasuk sumbangan umat Islam.
“Semua tukang yang bekerja menyelesaikan pembagunan gereja ini adalah kaum muslim dari Jawa,” tegas Rm. Ardi.
Vinsen Patno
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar