Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Home
Headline
Mimbar KAJ
Vox Point Indonesia Nilai "People Power" Tidak Relevan dan Potensi Merusak Tatanan Kebangsaan
Vox Point Indonesia Nilai "People Power" Tidak Relevan dan Potensi Merusak Tatanan Kebangsaan
Moses Morin (kiri) saat memberikan piagam penghargaan kepada narasumber Diskusi Politik Vox Point Indonesia
Matakatolik.com-Kelompok aktivis katolik Vox Point Indonesia menilai gerakan "People Power" yang saat ini didengung-dengungkan tidak relevan. Semua pihak diminta untuk menahan diri dan tidak terpancing dengan aksi-aksi massa yang provokatif sambil menunggu hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum pada 22 Mei mendatang.
"Situasi politik saat ini memang cenderung memanas. Dan karena itu kami meminta semua pihak untuk menahan diri, termasuk ajakan untuk people power itu juga kurang tepat atau tidak relevan dengan situasi kita sekarang," ungkap Direktur Kajian Vox Point Indonesia Moses Morin dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (14/5).
Bangsa Indonesia kata Moses tidak sedang dalam krisis parah atau era otoritarian yang membuat situasi darurat sehingga mendesak kita menggalang kekuatan massa rakyat.
"Bahwa ada ketidakpusan terhadap hasil Pemilu kan sudah ada kanalnya baik melalui Bawaslu, DKPP atau pun MK. Silahkan tempuh jalur tersebut," lanjut Moses.
Ia menilai, masyarakat saat ini seharusnya diajak untuk bersatu kembali setelah perpecahan karena beda pilihan politik pada Pilpres kali lalu dan bukan malah diprovokasi untuk melakukan aksi massa.
"People power itu tidak relevan dan kami menolak. Biarkan proses KPU berjalan dulu sampai selesai. Manakala ada ketidakpuasan silahkan tempu jalur hukum. Ini kita juga perlu mendidik masyarakat agar tidak latah dengan aksi-aksi mssa yang akan merugikan bangsa kita sendiri," lanjut Morin yang memerkirakan aksi massa people power sangat berpotensi mengajak masyarakat melawan pemerintahan yang sah.
Meski demikian, Moses juga mendesak agar pihak kepolisian perlu mengambil langkah yang terukur merespon aksi-aksi individu yang memancing provokasi di media sosial.
"Belakangan ini kami perhatikan polisi banyak juga menangkap tokoh-tokoh dan tentu saja harus lebih arif dan proporsional sehingga tidak membuat situasi tambah keruh. Masih ada jalur dialog dan persuasif yang bisa dilakukan," ucap dia sambil menambahkan pihak kepolisian dan TNI harus memastikan situasi keamanan negara menjadi prioritas utama.
Kepentingan kebangsaan kata dia tidak boleh dikesampingkan hanya krena kepentingan politik kekuasaan.
"Bangsa ini sudah bersusah payah membangun demokrasinya. Jangan kita hancurkan lagi. Bahwa ada kekurangan kita perbaiki bersama tetapi jangan dengan menghalalkan segala cara yang ujungnya merugikan kepentingan bangsa yang lebih besar," pungkas Morin.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar