Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Tolak Wisata Halal, Garda NTT Bertemu DPR dan Asdep Kemenpar
Matakatolik.com- Gerakan Patriot Muda Nusa Tenggara Timur menggelar Rapat Konsultasi terbuka bersama Melchias Marcus Mekeng Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) di Restoran Pulau Dua, Jumat, (10/05/2019).
Turut diundang sebagai pemateri dalam acara itu, Dr. Fransiskus Xaverius Teguh, MA Asisten Deputi Manajemen Strategis Kementerian Pariwisata.
Acara yang digelar pukul 14.00 wib itu, mengangkat topic hangat yang sedang jadi perbincangan publik Nusa Tenggara Timur yaitu terkait Kedudukan Badan Otoritas Pariwisata dengan konsep Wisata Halal yang rencananya bakal diterapkan di Destinasi Wisata kelas dunia Labuan Bajo Flores.
Sekretaris Jenderal Garda NTT, Marlin Bato dalam acara itu mengatakan, "Sikap resmi Garda NTT adalah menolak wisata halal sebab tidak sesuai dengan budaya Flores. Karena itu kita menggelar acara ini guna mendapatkan pemahaman yang utuh dari para senior yang mengerti konsep ini, apakah sebenarnya nilai positif dan negatif konsep wisata halal ini," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, publik NTT tentu saja menolak keras dan memperdebatkan konsep ini karena tidak sepenuhnya mengerti apa tujuan Badan Otoritas Pariwisata menggagas konsep wisata halal tersebut.
"Berapa tahun terakhir ini, menguatnya aksi-aksi kekerasan verbal dan fisik yang dipertontonkan oleh kelompok-kelompok intoleran yang beredar di dunia maya membuat masyarakat NTT jadi serba curiga, sensitif dan defensif serta ekstra hati-hati terhadap konsep-konsep yang masuk dari luar. Tentu saja penolakan ini hal yang wajar dan perlu ditanggapi serius oleh pemerintah pusat," papar Marlin.
Menurut Marlin, konsep wisata halal tidak perlu ada di Flores sebab daerah ini mempunyai karakteristik berbeda dengan daerah lain. Ada wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya dan wisata religi Semana Santa di Larantuka yang kental dengan warisan bangsa Portugis tentu akan bertentangan dengan konsep wisata halal.
"Tolak program wisata halal. Biarkan pariwisata Flores berkembang sebagaimana adanya sesuai indentitas lokal. Jangan dipaksakan sesuatu yang asing di Flores. Apalagi yang berbau ke-Arab-arab-an. Flores itu, jendela Vatikan Indonesia," pungkas dia.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar