Headline News

40 Kepala Sekolah Keuskupan Agung Jakarta Mengujungi SMK Stella Maris Labuan Bajo dan SMPK St. Ignasius Loyola


Matakatolik.com-Minggu, 05/10/2019 SMK Stella Maris Labuan Bajo dan SMPK St. Ignatius mendapat kunjungan dari 40 para kepala sekolah dan perwakilan dari perguruan tinggi Driyarkara dan perwakilan dari Seminari Menengah Wacana Bakti Keuskupan Agung Jakarta.

Mereka di terima dengan upacara adat dan tarian budaya Manggarai Flores. Acara ini menjadi sangat ramai karena disuguhkan dengan Tarian Leke dari SMPK St,. Ignasius Loyola, Tarian rangkuk alu dan tarian caci dari SMK Stella Maris

Ketua Yayasan Keuskupan Ruteng Romo Edigus Menori, Pr menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kunjungan rombongan para kepala sekolah. “Ini hal yang luar biasa bagi kami karena dikunjungi oleh sekolah-sekolah yang memiliki nama besar di kota Jakarta. Dari sekian sekolah di NTT sekolah kami SMK Stella Maris dan SMP Ignatius Loyola menjadi tujuan utama kunjungan katanya.

Rombongan Kepala sekolah SMA dan SMK terdiri atas Kepala Sekolah SMA Kristoforus 2 Jakarta Barat, SMA Santu Yoseph Jakarta Timur, SMA PL Jakarta, SMA St. Agustinus, SMA Belarminus, SMA St. Antonius, SMA Fans Vitae, SMA Kanisius, SMA Kristoforus, SMA Fransiskus, SMA Sang Timur, SMA Budi Mulia, SMA Don Bosco 3, SMA Mater Dei, SMA PL. Deetramas, SMK Strada Bina Teknik, SMA Marsudini, SMA Rica 2, SMA Belarminus, SMA Santa Maria, SMA Asisi, SMK Asisi, SMA Rica 1, SMA Fons Uce 2, SMA Abdi Siswa, SMA PL Jakarta, SMA Gonzaga, Seminari Tinggi Wacana Bhakti, Yayasan Marsudini, SMK Strada 1, SMK Rex Mundi, Perwakilan dari Sekolah Tinggi Driyarkara Jakarta, SMK BHK, MPK Keuskupan Agung Jakarta.


Romo Edi selaku Ketua Yayasan Keskupan Ruteng dihadapan para kepala sekolah menyampaikan bahwa ada 300 sekolah yang bernaung dibawah Yayasan Keukupan Ruteng diantaranya ada 265 sekolah dasar, 18 sekolah menengah pertama, 10 Sekolah Menengah Atas.

Yayasan Keuskupan Ruteng hanya memiliki satu sekolah menengah Kejuruan yaitu SMK Stella Maris Labuan Bajo. Sistem pendidikan yang dikembangkan tidak hanya mengukur dari segi kecerdasan intelektual saja, namun pembinaan karakter dan kecerdasan emosional yang terinternalisasikan pada diri siswa secara integral.

Untuk mewujudkan itu kata romo Edi memerlukan energi lebih, niat yang ikhlas, integritas serta komitmen semua komponen sekolah disertai dengan  usaha sungguh-sungguh, dan  pengorbanan yang tinggi. Karena dari segi kualitas masih sangat jauh. Misi lebih dahulu baru visinya sehingga pendidikan hanya dilihat sebagai proyek.

Untuk itu, guru di lembaga pendidikan Katolik, tetap memegang kunci terhadap maju mundurnya. Ia harus hadir sebagai agen pembaharuan dan pelaku perubahan.

Di samping  sebagai pemimpin dan pendukung nilai-nilai positif dalam kehidupan, sebagai figur dan teladan, mengajarkan keluhuran, keutamaan dan kebaikan.

Maka dari itu guru hendaknya bermutu dalam kepribadian dan kerohanian yang mendukung tugasnya sebagai orang yang bertanggungjawab untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.

Untuk membangun kembali Sekolah Katolik sebagai pilihan masyarakat, hendaknya Sekolah Katolik melakukan refleksi untuk reorientasi, revitalisasi ke visi – idealismenya sebagai sekolah Kristiani kata Romo Edi.

Kepla sekolah SMPK St. Ignasius Romo Heribertus Karno menyamapaikan gmbaran umum tentang perekembangan sekolah serta beberapa fasilitas yang sudah di bangun.

Sementara itu itu kepla sekolah SMK Stella Maris Romo Kornelis Hardin Pr menyampaikan program-program yang sedang di jlankan di sekolah. Romo Dino meminta agar dengan kunjungan ini bisa membangun kerjasama yan baik khususnya untuk kepala sekolah SMK.

Ketua Rombongan Kepla Sekolah Keukupan Agung Jkarta Romo Eduardus Ratu Dopo sekaligus sebgai kepala sekolah SMA Kanisus Jakarta menyamapaikan bahwa malsah sekolah sekolah katolik itu. Ia berharap dengan kunjungan ini kita bisa saling mendukung, saling member motivasi dan saling meneguhkan.


Intinya Falsafah pendidikan Katolik adalah humanis – demokratis, bermartabat, yang diformulasikan dalam semangat memanusiawikan manusia secara utuh.

Maka pola pembelajaran pun hendaknya mengintegrasikan pemahaman masalah sekitar kehidupan siswa serta-merta mengembangkan nilai-niliai kemanusiaan secara terpadu kata romo Edu. Nilai-nilai tersebut muncul dari kesadaran siswa melalui refleksi, yang akhirnya diwujudkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari.

Sekolah Katolik dalam proses pendidikannya, hendaknya memberikan suasana pendidikan di mana setiap siswa diterima, dihargai menurut keunikannya, diberi peluang dan sarana untuk mengembangkan dirinya, serta diberi sarana untuk menyumbangkan bakat, telenta yang dimilikinya.

Romo Markus Tukiman sekalgus Kepla Sekolah SMA St. Antoniu menambahkan   bahwa lembaga Pendidikan Katolik hendaknya memiliki sifat Integratif, dengan tujuan mewujudkan integrasi antara berbagai macam pengembangan, baik pengembangan  spiritual,  pengembangan intelektual, pengembangan sosial, dan kecakapan lainnya.

Institusi pendidikannya haruslah lebih unggul, demikian juga keunggulan itu juga tampak pada kualitas guru, sistem akademik, sosio-kultural sekolah, manajemen, sarana dan fasilitas, termasuk sumber-sumber belajar lainnya, serta keunggulan yang menyangkut profil siswa atau lulusannya.

Vinsen Patno

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2018 MATA KATOLIK Designed by Templateism.com and Supported by PANDE

Diberdayakan oleh Blogger.
Published by Sahabat KRISTIANI