Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Umat Kristiani Harus Aktif Dalam Politik Kebangsaan
Matakatolik.com-Kehidupan politik pada dasarnya adalah baik. Sebab, semua kebijakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan keputusan politik. Maka, sangat disayangkan jika masyarakat anti dan apatis terhadap politik.
Perilaku politisi dan sistem perpolitikan Tanah Air yang tak mencerminkan nilai-nilai dan prinsip politik menjadi salah satu alasan masyarakat anti dengan politik.
Kondisi saat ini, bangsa kita hanya melahirkan politisi, yang hanya muncul di musim pemilu. Namun, kita masih kurang politisi yang berkarakter negarawan. Yang hadir setiap saat untuk membela rakyat, yang bekerja untuk bangsa.
Untuk itu, perlu evaluasi bersama. Masyarakat harus ikut aktif agar ada perbaikan di sistem politik Tanah Air. Tak terkecuali umat Kristiani.
Viktus Murin, Aktivis Mahasiswa 1998 yang juga Presidium GMNI periode 1999-2002 mengatakan, sangat tepat apabila umat Kristiani ikut terlibat aktif dalam kehidupan politik kebangsaan.
Namun, kata Viktus, keterlibatan itu mesti dibekali dengan energi hikmat kebijaksanaan.
“Politik bukanlah dunia yang suci. Sebab tidak sedikit tipu-tipu ada di dalamnya. Oleh karena itu, diperlukan sikap berhikmat dan kebijaksanaan untuk mengarungi dunia politik,” kata Viktus, yang adalah Tokoh Kristiani Tahun 2018 Pilihan Majalah Narwastu, dalam Diskusi Kebangsaan yang diselenggarakan sebagai rangkaian HUT ke-3 Forum Komunikasi Tokoh-tokoh Kristiani Pilihan Majalah Narwastu (Forkom Narwastu), di Graha Bethel Cempaka Putih Timur, Jumat (26/4/2019).
Lebih lanjut Viktus mengatakan bagi siapa pun umat Kristiani yang telah memilih politik sebagai jalan pengabdian, hendaklah selalu mengingat Sabda Yesus Kristus sebagaimana tersurat dalam Injil Matius 10:16, yakni "Lihat, Aku mengutus kamu sebagai domba ke tengah-tengah serigala. Sebab itu, hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati".
Menurut Viktus yang juga Direktur Lembaga Kajian dan Aksi Kebangsaan (LKAK), umat Kristiani hendaknya juga mengikuti keteladanan Para Pendiri Bangsa yang lebih mengutamakan sikap hikmat kebijaksanaan saat mendirikan Negara Proklamasi 17 Agustus 1945.
Selain itu, Viktus juga menyoroti dampak era media sosial. Viktus Murin yang juga Wakil Sekjen DPP Partai Golkar mengingatkan, sebagai manusia yang berakhlak budi dan beriman, hendaklah bangsa Indonesia menggunakan medsos secara bijaksana.
Sebab, kata dia, media sosial dapat membawa manfaat yang baik, tapi juga mengancam keutuhan NKRI.
"Teknologi itu baik bermanfaat dan baik adanya, sepanjang manusia mampu mengontrol penggunaan teknologi secara bijaksana untuk kemaslahatan umum. Jangan sampai kita malah didikte oleh teknologi, sebab hikmat kebijaksanaan itu hanya dimiliki manusia. Teknologi tidak punya hikmat kebijaksanaan, jadi jangan sampai kita menjadi hamba teknologi," tandas Viktus, yang juga pernah menjadi Tim Ahli Menpora RI pada era Menpora Adhyaksa Dault (2004-2009).
Diskusi kebangsaan yang membedah situasi Indonesia pasca Pilpres dan Pileg 2019 itu menampilkan Narasumber Yohanes Handojo Budhisedjati (Ketua Umum Vox Point Indonesia), Grace Natalie (Ketua Umum PSI), dan Marten Napang (Ketua Forkom Narwastu, yang juga pakar hukum dan demokrasi, sekaligus Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar). Diskusi dipandu Albert Siagian (Mantan Wakil Ketua Umum DPP GAMKI dan Pengurus Forkom Narwastu).
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar