Headline News

Vikep Labuan Bajo: Pemulihan Sosial Mengurangi Ketergantugan Korban pada Donasi


RD Rikardus Manggu

Matakatolik.com-Gereja Keuskupan Ruteng hadir paling pertama di lokasi kejadian bencana tanah longsor di Manggarai  Barat Kamis, 7 Maret 2019

Hal ini disampaikan oleh Romo Vikaris Keuskupan (Vikep) Labuan Bajo RD Rikardus Manggu, saat di temui Matakatolik.com di Kantor Kevikepan Labuan Bajo, Selasa, 12/3/2019.

Baca Juga: Sant' Egidio Labuan Bajo Berbagi dengan Korban Bencana Tanah Longsor dan Banjir

Menurut Rm Rikar dukungan dan kehadiran Gereja pada saat terjadi bencana menjadi kekuatan tersendiri bagi umat.

“Ada tiga tahap yang dilakukan oleh gereja yakni pada saat kejadian gereja keuskupan Ruteng langsung terjun kelokasi untuk melihat secara dekat kejadian dan korban yang ditimpa bencana. Setelah melihat kondisi riil lokasi langsung antar bantuan berupa makanan dan pakaian. Bantuan ini datang dari berbagai komunitas di bawah naungan Kevikepan Labuan Bajo seperti OMK Labuan Bajo, Wanita katolik (WKRI) dan kominitas lainnya. Selain itu saya dan beberapa donator langsung menemui para korban bencana ditempat kejadian,” jelas Rm. Rikar.


Selain itu jelas Romo Rikar, pihak Gereja sudah membuka dua posko bantuan dilokasi kejadian.

“Posko pertama berada di Culu paroki Cikonobo. Posko dibawah naungan Caritas Keuskupan Ruteng dipimpin oleh Romo Yuven Rugi. Posko yang kedua di Melo Desa Liang Dara dipimpin oleh Suster Yosefina Palawati, SSPs dari JPIC SSPs Keuskupan Ruteng,” tambahnya.

Baca Juga: RD Lorens Sopang: Banyak Orang Muda sudah Mengikuti Jalan yang Salah

Romo Rikar menjelaskan bahwa kehadiran Gereja pertama-tama adalah melakukan pendekatan budaya melalui seremoni budaya. Gereja juga memastikan apa yang dibutuhkan masyarakat dilokasi kejadian dengan menempatkan salah seorang frater sehingga memudahkan apa yang dibutuhkan oleh pihak korban.

Romo Rikar pun berharap perlu adanya ada strategi paska gempa. Untuk itu kedepan Gereja keuskupan Ruteng berusaha untuk bersama melakukan recovery atau penyembuhan diri seorang yang mengalami problem jiwa saat terekena gempa atau bencana dan perlu pemulihan diri agar gempa tidak menjadi trauma dalam hidunya. Membangun kembali rumah serta memastikan ekonomi berjalan dan mendapat rumah yang layak untuk dihuni.


Selain itu Romo Rikar menjelaskan perlunya mengembangkan sistem peringatan dan respons dini bencana.

Hal ini tentu penting katanya, untuk meningkatkan kemampuan memahami gejala-gejala alam, mendorong dan membudayakan perilaku berwawasan bencana, menata ruang kehidupan dan penggunaan konstruksi bangunan yang tahan gempa, membangun sistem komunikasi bencana termasuk  jaringan kerjasama lintas gereja, agama, sosial dan teritorial dalam peningkatan kapasitas sdm, berbagi informasi dan proses penanggulangan pasca bencana, Memperkuat gereja,   serta komunitas lokal sebagai basis pemberian bantuan atau pelayanan.

Baca Juga: Camat Cibal Barat Sebut Menjaga Air Bentuk Tanggungjawab Moral

“Pentingnya juga pemulihan atau pemberdayaan sosial.  Artinya menghindari terciptanya ketergantungan korban pada donor dan bantuan yang diberikan. Mengedepankan  nilai-nilai lokal budaya  secara spiritual, kultural dan sosial antara kerjasama, saling menolong dan sebagainya yang berbasis kekeluargaan dan persaudaraan  yang selama ini menjadi ciri budaya masyarakat Manggarai,” tutup Rm Rikar.

Vinsen Patno

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2018 MATA KATOLIK Designed by Templateism.com and Supported by PANDE

Diberdayakan oleh Blogger.
Published by Sahabat KRISTIANI