Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Politik dan Kaum Muda
Matakatolik.com-Politik sering dinilai kotor, menindas, dan mengutamakan kepentingan sendiri. Namun, baiklah untuk dipisahkan politik kekuasaan dan politik dalam arti asli atau politik moral, politik hati nurani, yakni segala upaya demi kepentingan dan kesejahteraan umum.
Romo Mangun memaknai politik kekuasaan sebagai politik dalam arti sempit dan sering kotor, bahkan jahat, tetapi dapat saja baik dan budiwan, yakni politik yang menyangkut segala bentuk kekuasaan dari, oleh, dan demi golongan tertentu.
Baca Juga:Pernyataan Sikap KWI Terkait Peristiwa Penembakan di Selandia Baru
Selain pembagian antara politik kekuasaan dan politik moral tersebut, ada juga pembagian lain, yakni politik teoritis yang fokus dengan berbincang, berwacana, belajar-mengajar, berdiskusi tentang politik, dan politik praktis yang terkait dengan tindakan, mengorganisasi, menggalang kekuatan, dan sebagainya, demi hasil praktis konkret dalam percaturan politik.
Warga Gereja dituntut untuk aktif dalam dunia politik.
Hal ini menjadi harapan Gereja yang tertuang dalam berbagai Dokumen Gereja. Dalam Apostolicam Actuositatem dituliskan bahwa “hendaknya orang-orang Katolik yang mahir dalam bidang politik, dan sebagaimana wajarnya berdiri teguh dalam iman serta ajaran Kristiani, jangan menolak untuk menjalankan urusan umum (Apostolicam Actuositatem, 14).
Selain itu, mereka yang cakap atau berbakat hendaknya menyiapkan diri untuk mencapai keahlian politik, yang sukar sekaligus amat luhur, dan berusaha mengamalkannya tanpa memperhitungkan kepentingan pribadi atau keuntungan materiil (Gaudium et Spes, 75).
Sementara itu, bagi kaum muda, Gereja juga mendorong kaum muda untuk berpartisipasi dalam berbagai kehidupan sosial kemasyarakatan, tak terkecuali politik.
Kaum muda merupakan kekuatan amat penting dalam masyarakat zaman sekarang. Situasi hidup, sikap-sikap batin serta hubungan-hubungan mereka dengan keluarga mereka sendiri telah amat banyak berubah.
Baca Juga: Vox Point Indonesia Sudah Lama Usulkan Konvensi Caleg Katolik
Seringkali mereka terlalu cepat beralih kepada kondisi sosial ekonomis yang baru. Dari hari ke hari peran mereka di bidang sosial dan juga politik semakin penting. Padahal agaknya mereka kurang mampu menanggung beban-beban baru dengan baik” (AA 12).
Kaum muda juga diajak untuk berpolitik, dalam arti asli/moral/hati nurani, baik teoritis maupun praktis. Namun yang perlu juga dicermati, justru dalam politik praktis asli/moral/hati nurani, Gereja dan semua warga Gereja, yang didalamnya juga berarti kaum muda, wajib dan berhak aktif, walau tentu saja menurut ukuran, kematangan, dan kemampuan masing-masing
Bidang politik praktis-kekuasaan adalah tugas dari sebagian saja dari umat yang memang mampu, berbakat, berminat serius, dan yang profesional.
Biasanya aspirasi mereka disalurkan lewat suatu partai atau kelompok tertentu. Kaum muda yang memiliki minat dalam dunia politik pun dapat berpartisipasi dengan cara yang sebenarnya sering dilakukan, yakni melalui wadah dialog dan lembaga politik lainnya.
Warga Gereja dan kaum muda yang aktif di dalam lembaga politik seyogyanya terus menerus berusaha mengenali dan menganalisis situasi serta kondisi rakyat, seraya mencari terobosan agar kedaulatan rakyat sungguh terlaksana.
Kaum muda yang sangat akrab dengan dunia komunikasi sosial dan aktif dalam berbagai kelompok serta lembaga swadaya masyarakat selayaknya menggunakan media itu untuk mempertinggi kadar kesatuan bangsa dan menjembatani kesenjangan demi kepentingan bersama.
Beragam tantangan acapkali dihadapi oleh kaum muda yang bergelut dalam dunia politik. Politik bersih (dan politik cinta kasih) sering dihadapkan pada tantangan dari politik kotor yang sering mendominasi.
Dalam jangka pendek, mungkin politik kotor bisa menang, tetapi hanya menang semu dan dalam kurun waktu pendek.
Sejarah membuktikan bahwa evolusi dunia politik pun bergerak dari politik kotor dan sewenang-wenang ke yang semakin bersih dan bermoral. Sebab dari praktek sejarah politik pun, orang mengalami sendiri bahwa politik kotor akhirnya selalu serba merusak, sedangkan politik bersih akhirnyalah (biarpun lewat pelajaran pahit) yang dituntut oleh setiap orang yang berpikiran dan berperasaan sehat.
Kita dapat yakin bahwa sebagian terbesar dari umat manusia sungguh masih berpikiran sehat, berperasaan, dan berhati nurani sehat juga.
Sehat tidak berarti sempurna tanpa pernah salah, tetapi memekar semakin dewasa dan semakin baik. Mungkin itu masih memerlukan waktu lama, tetapi pasti, apalagi bagi mereka yang tidak hanya berakal dan bercita asa sehat, tetapi lebih dari itu, beriman, berpengharapan, dan bercinta kasih Kristiani.
Baca Juga: PSI Kirim Karangan Bunga Duka Cita ke Kedubes Selandia Baru
Untuk itulah, diperlukan pembinaan dan kaderisasi yang sistematis bagi kaum muda yang berminat serius dan memiliki kompetensi dalam dunia politik.
Hal ini pun tertuang dalam Gaudium et Spes. Hendaknya secara intensif diusahakan pembinaan kewarganegaraan dan politik, yang sekarang ini perlu sekali bagi masyarakat dan terutama bagi generasi muda, supaya semua warganegara mampu memainkan peranannya dalam hidup bernegara.
“Hendaknya mereka secara jujur dan wajar, malahan dengan cinta kasih dan ketegasan politik, membaktikan diri bagi kesejahteraan semua orang” (GS 75).
Diharapkan juga pembangunan politik yang berperkemanusiaan bisa diwujudkan melalui pembangunan hidup bersama yang menciptakan rasa aman lahir batin dengan kemampuan bela negara yang serasi serta hidup kemasyarakatan yang berfokus pada proses memberdayakan setiap lapisan masyarakat dengan terus menerus memperluas kalangan yang dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
Kaum muda Katolik perlu dipersiapkan untuk berpartisipasi aktif dan efektif dalam kehidupan sosial politk bangsa dengan menanamkan dan memperkuat penghayatan perpaduan iman Kristiani dan wawasan kebangsaan sebagai motivasi dasar.
Leonardus Bobby Suryo Kusumo
Sekretaris Vox Point Indonesia Jawa Barat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar