Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Camat Cibal Barat Sebut Menjaga Air Bentuk Tanggungjawab Moral
Ket. Foto: Rm. Adre Bisa (Berstola) saat memberkati bibit pohon yang siap ditanam.
Matakatolik.com - Camat Cibal Barat, Karolus Amance menyatakan peringatan Hari Air Sedunia adalah bentuk keikutsertaan kita sebagai warga bumi yang punya tanggungjawab moral ekologis atas keberlanjutan sumber air bagi generasi mendatang dan demi menjaga keseimbangan ekosistem.
Pernyataan ini dilontarkan dalam moment Hari Air sedunia di Pangkadari, Desa Wae Codi – Cibal Barat, Jumat 22 Maret 2019.
Baca Juga:Cawapres Sandiaga Uno Minta Nasihat Uskup Maumere
Karolus menyebut, terdapat tiga aliran sungai yang menyatu membentuk air terjun yang luar biasa indahnya.
Air terjun ini selain sebagai objek wisata, tetapi juga menjadi sumber irigasi pertanian di desa Wae Codi.
“Kegiatan konservasi ini tidak boleh dilihat sebagai sebuah proses pencitraan pribadi tertentu untuk kepentingan politik jangka panjang, tetapi lebih kepada sebuah tugas bersama untuk menjaga dan mewariskan mata air yang sudah ada ini bagi generasi masa depan, karena kita pada saat ini sedang mewarisi mata air yang sama dari generasi sebelumnya,” ujar Karolus pada Acara yang diinisiai oleh Kecamatan Cibal Barat dan Ekopastoral Fransiskan Pagal.
Sehingga kata Karolus tidak berlebihan bila kegiatan konservasi ini adalah bentuk tanggungjawab kita untuk menjaga bahkan mendesainnya menjadi lebih indah melalui penambahan jumlah vegetasi pohon yang telah direkomendasikan oleh mitra kita Ekopastoral.
“Dengan adanya momentum ini dapat menggerakkan lagi animo masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Saya juga perlu sampaikan pada saat ini bahwa Pangkadari ini merupakan salah satu destinasi wisata di Cibal Barat ke depan dan kita akan mencoba melakukan sejumlah persiapan, penataan, pendesainan antara lain dengan kegiatan konservasi ini. Berharap kegiatan yang kita telah lakukan ini dapat dilanjutkan dengan terus membangun koordinasi dengan Ekopastoral sebagai mitra, para pemangku adat, masyarakat serta Dinas terkait dalam hal ini Dinas Pariwisata," harap Karolus.
Baca Juga: Presiden Jokowi Menerima Pengurus PGI di Istana
Sementara Pimpinan Ekopastoral Fransiskan, Pater Andre Bisa, OFM, menegaskan alasan mendasar perayaan Hari Air sedunia.
Menurutnya iman yang didoakan dan dihayati mestinya ikut serta merangkul bumi.
Bahwa setiap kali berdoa dengan berkata “di atas bumi seperti di dalam surga" itu sesungguhnya mau menegaskan bahwa surga dan bumi itu tidak bisa dipisahkan satu dari yang lain, bahwa tiada surga tanpa bumi. Maka, selagi masih hidup di bumi kita tidak sekadar memijaki bumi tetapi sekaligus kita tatap langit sambil berharap mendapat tempat istimewa di atas sana untuk memandang semesta secara utuh dan menyeluruh di akhir hidup.
Baca Juga: Pemuda Katolik Lapor Akun Facebook yang Menghina Paus Fransiskus ke Bareskrim Polri
Alumni Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Jakarta ini juga berharap setiap orang beriman perlu menempuh tiga Jalan Kesalehan menuju Harmoni Kosmis.
“Ada tiga jalan kesalehan menuju harmoni kosmis. Tiga jalan kesalehan ini tentunya tidak sekadar dimiliki tetapi sekaligus dijalankan. Pertama, Kesalehan Religius. Kedua, Kesalehan Sosial. Dan ketiga, Kesalehan Ekologis," tegas Rm. Adre, OFM saat membawakan renungan.
Ia menjelaskan tatkala tiga jalan kesalehan ini dijalankan, maka keselamatan, meski bersifat eskatologis (akhirat) sudah dapat dirasakan di sini, di atas bumi. Jika tidak demikian, maka harapan akan keselamatan eskatologis tidak memiliki akarnya yang kokoh di atas bumi dan di bawah bumi.
Baca Juga: Peneliti CSIS Sebut Upaya Pendelegitimasian Penyelenggara Pemilu
"Dan bahwa memang begitulah seharusnya ketiga jalan ini ditempuh. Dan sambil berjalan, sesekali kita pandangi keutamaan Saudara Pohon. Pohon hanya bisa menjangkau langit, kalau akarnya menyusup ke dalam tanah, dari atas bumi ke bawah bumi. Keselamatan itu akan melangit bila akarnya merambah bumi. Karenanya, keselamatan itu sesungguhnya sebuah perjalanan yang dimulai di bumi dan berpuncak di langit (surga). Sehingga Surga tanpa bumi sama saja dengan garis finish tanpa start. Menyembah Takhta Sang Maha di langit tapi abai merawat jejak Sang Maha di bumi laksana layang-layang tanpa tali”.
Acara yang diisi dengan Animasi bersama tentang peran Air bagi kehidupan, Ibadat Ekologi, serta kegiatan konservasi (bioteknis dan biofisik) dihadir pula oleh Satuan Polisi Sektor Cibal, UPT se-Kecamatan Cibal Barat, Para Kades Cibal Barat beserta perangkat desa, Pendamping PKH Kecamatan Cibal Barat, Komunitas Pemuda Pencinta Alam Cibal Barat.
Matakatolik
(Naskah asli dari RP Andre Bisa, OFM
Pimpinan Ekopastoral Fransiskan Pagal)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar