Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Ahli IT dan Master di Bidang Hukum Menolak Korupsi
Sunaryo Madhadi
Matakatolik.com-Apa yang ada di benak Anda, masyarakat awam, ketika saat ini ditanyakan mengenai kondisi perpolitikan di Indonesia? Baik politikusnya, partai politiknya maupun hal-hal lain terkait politik di Indonesia. Kita tak perlu heran jika menjumpai jawaban yang cenderung negatif terkait hal itu.
Seringnya terjadi Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap oknum-oknum politisi yang melakukan tindak pidana korupsi semakin membuat ketidakpercayaan publik yang begitu besar kepada para elite politik saat ini.
Survey Global Corruption Barometer (GCB) yang disusun Transparancy International tahun lalu bahkan menempatkan ketidakpercayaan masyarakat kepada DPR sebagai lembaga terkorup, diikuti oleh lembaga Pemerintah di posisi kedua dan disusul oleh DPRD sebagai juara ketiga.
Terhadap kondisi seperti itu, ada dua sikap atau reaksi yang biasanya timbul dari masyarakat. Pertama, tetap pesimis dan menganggap politikus memang seperti itu, tidak bisa diubah. Kedua, bertekad memperbaiki citra negatif tersebut, bahkan berani melangkah lebih jauh mencalonkan diri menjadi calon anggota legislatif (caleg), memberikan influence kepada anggota dewan untuk bekerja berdasarkan kinerja yang terukur dan jauh dari praktik-praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Adalah (Albertus) Sunaryo Madhadi, pria kelahiran 47 tahun silam ini sejak Sekolah Menengah di STM STRADA sudah menyukai kiprah berorganisasi. Didapuk menjadi Ketua OSIS pada masa sekolahnya dan mengadakan Jambore Siswa Kejuruan pada tahun 1988 membuktikan pria satu ini sudah memiliki bakat memimpin sejak masa Sekolah Menengah.
Tidak cukup sampai disitu, bidang olahraga-pun digeluti pria satu ini. Siapa yang menyangka bahwa sosok Sunaryo adalah atlet Olahraga Beladiri Pencak Silat. Adalah Organisasi THS-THM (Tunggal Hati Seminari – Tunggal Hati Maria) tempatnya berlatih jiwa-raga dan bergelut di bidang organisasinya.
Pada tahun 2016 – 2018 sudah dipercaya menjadi anggota Pengurus Bidang Kesekretariatan Koordinator Nasional, bahkan tahun 2017 Sunaryo sudah menjadi Pelatih Nasional bersertifikat Koordinator Nasional.
Tahun 1988 sosok pria satu ini sudah dipercaya menjadi Anggota Bidang Organisasi Kepengurusan THS-THM Nasional dan sebagai pelatih yang dipercaya membuka cabang baru di Indonesia Bagian Timur, tepatnya Makassar pada Juni 1988.
Tetapi sifat membela sesama betul-betul diterapkan Sunaryo ketika pria ini bekerja di Bank Permata, Sunaryo malang-melintang di dunia Serikat Pekerja, dunia aktifis buruh berada, sebagai Ketua Tim Pembela Karyawan di tingkat Pengurus Pusat.
Awalnya, pria lulusan Universitas Bina Nusantara yang mengambil gelar Sarjana Komputer di bidang IT ini, pertama kali mengawali karir di Bidang Sumber Daya Manusia (SDM), bidang yang justru berbenturan langsung dengan aktifitas buruh di perusahaan. Tak perlu berlama-lama, Sunaryo pada akhirnya memilih Bidang IT sesuai dengan bidang studi yang ditempuhnya, dan semenjak saat itu, pria ini dikenal sebagai sosok pembela karyawan di garda terdepan, tak terhitung berapa kasus-kasus, Hubungan Industrial (HI) yang ditanganinya semenjak dia menjabat sampai dengan keluarnya sosok ini dari Bank yang telah melecutnya menjadi sosok aktifis buruh.
Bahkan, Sunaryo kembali kuliah hukum dan menamatkan Sarjana Hukumnya di Universitas Azzahra dan Magister Hukum di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya untuk menajamkan naluri pembelaannya kepada sesama yang membutuhkan keadilan.
Kepiawaian pria ini berlanjut bahkan lebih luas lagi ketika Sunaryo mengakhiri karirnya di dunia perbankan dan beralih penuh di bidang hukum dengan bergabung di firma konsultan hukum. Kini, pembelaannya jauh lebih luas, nalurinya di asah lebih jauh lagi, aktifis buruh itu menjadi aktifis kemanusiaan pembela keadilan bagi kaum yang tertindas.
Dengan semakin banyaknya kasus-kasus yang dibela oleh Sunaryo, pria ini marah besar dengan perilaku korupsi para oknum-oknum petualang politik yang jauh dari rasa keadilan yang justru terus dibelanya. Penyakit korupsi ini, menurut Sunaryo sudah menjangkit secara kronis dan menjadi kendala serius bagi kemajuan bangsa. Inilah penyakit yang membuat rakyat Indonesia jauh dari sejahtera, kesejahteraan hanya dinikmati oleh segelintir orang saja.
Bersama dengan salah satu partai baru, partainya anak-anak muda yang masih memiliki idealisme yang tinggi dan belum terkontaminasi hegemoni elit-elit politik saat ini, Sunaryo ingin melihat Indonesia khususnya DKI Jakarta mengisi kemerdekaan yang diraih dengan darah dan airmata para pejuang dengan hal-hal hebat dan positif, bukan dengan hal-hal buruk seperti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Sunaryo meyakini bahwa keberhasilan adalah hasil kerja bersama, bukan individu, selalu ada faktor kepercayaan dari orang lain, kepercayaan yang dibangun bersama menjadi simpul yang kuat dalam mencapai satu tujuan bersama.
Berawal dari Jakarta, Sunaryo tergelitik melihat kota Jakarta dari semula bergerak cepat menuju kemajuan dan perbaikan kini melambat bahkan berjalan di tempat. Tata kota, tata kehidupan, tata transportasi dan sebagainya tidak membuat warga nyaman dan sejahtera.
Sunaryo berpendapat kebijakan-kebijakan dari eksekutif harus diawasi dengan sungguh-sungguh. Terlebih lagi Sunaryo melihat bahwa kaum Lemah, Kecil, Miskin, Tersingkir dan Difabel (LKMTD) seolah-olah belum sepenuhnya dimanusiakan.
Sunaryo ingin berkiprah banyak disini. Lurus dan Bersih sudah menjadi prinsip hidup seorang (Albertus) Sunaryo Madhadi, tercermin dari kemarahannya akan oknum-oknum pejabat yang kerap melakukan Korupsi. Sebuah titik tolak yang baik jika hendak memilih calon anggota legislatif seperti sosok Sunaryo ini.
Mari, bagi warga yang berada di Dapil 4 DKI Jakarta (Kecamatan Cakung, Pulo Gadung, Matraman), datanglah ke TPS, buka kertas suara _warna biru DPRD, lihat Partai Solidaritas Indonesia (PSI)* Nomor Urut 11, Coblos No. 10 SUNARYO MADHADI, S.Kom, S.H, M.H,untuk DKI JAKARTA yang lebih baik!
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar