Matakatolik.com-Ardy Susanto telah memantapkan niatnya masuk di bidang politik. Ia berpolitik murni untuk membantu rakyat kecil. Memperjuangkan aspirasi rakyat.
Ardy Susanto adalah salah satu aktivis Katolik yang telah lama aktif di bidang sosail politik dan kebangsaan.
Tepatnya di masa reformasi 1998. Ia telah berpartisipasi dalam berbagai gerakan kemahasiswaan.
Selain aktif di kampus, dia juga aktif di berbagai organisasi gerakan.
Ardy adalah salah satu tokoh mahasiswa yang ikut bergabung dalam ‘parlemen jalanan’ bersama Ketua PKB saat ini Muhaimin Iskandar.
Ardy Susanto, lahir di Ujung Pandang (sekarang Kota Makassar), Sulawesi Selatan pada 30 Oktober 1984.
Ardy menyelesaikan pendidikan Ilmu Hukum di Universitas Tarumanagara pada 2007. Saat ini ia sedang mengambil Magister Ilmu Hukum di kampus yang sama.
Buah perjuangannya di bidang politik tidak sia-sia. Ia dipercayakan menjadi Tenaga Ahli Anggota DPR RI Fraksi PKB pada periode 2009-2014 yang lalu.
Lima tahun ia menekuni pekerjaan itu. Di Senayan, ia belajar banyak hal terkait tugas pokok dan fungsi Legislator.
Saat mengikuti reses di dapil, dirinya mengetahui banyak hal terkait bagaimana masyarakat menyuarakan aspirasi ke Legislator.
Kemudian bagaimana para anggota DPR memperjuangkan suara-suara rakyat di Senayan.
Ia juga memahami betul bagaimana dinamika kepentingan politik di Senayan.
Dirinya ingin terlibat langsung dalam rapat-rapat, baik rapat Fraksi maupun Rapat Paripurna DPR.
Namun, semua terbentur dengan kapasitasnya yang hanya sebagai Tenaga Ahli DPR. Kapasitasnya sangat terbatas.
Untuk itu, ia memilih untuk berjuang menjadi calon legislatif. Ia ingin agar aspirasi rakyat langsung diperjuangkan tanpa melalui orang lain.
Pada pemilu legislatif 2014 Ardy memutuskan untuk maju sebagai calon legislatif. Namun, ia belum beruntung.
Gagal melenggang ke DPR pada pemilu 2014, ia kemudian mendampingi seniornya Daniel Johan yang dipercaya sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI.
Semangat politiknya tidak pernah luntur. Bahkan, setiap hari ia banyak menghabiskan waktu bersama masyarakat.
Ia menggali berbagai aspirasi rakyat. Diahadapan anak-anak muda, ia memberikan banyak hal tentang pendidikan politik. Nilai-nilai kebangsaan tak luput dari perjuangannya.
Pada pemilu 2019 ini, ia kembali mencalonkan diri sebagai Calon Legislatif (caleg) DPR RI.
Ardy Susanto maju dari Daerah Pemilihan (Dapil) Banten III, meliputi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Ardy Susanto yang merupakan Ketua Bidang Hukum dan Perundangan DPP PKB ini dinilai sebagai salah satu caleg unggulan dalam pileg 2019.
“Saya masuk politik karena mau bantu rakyat. Saya lebih memilih jalur politik untuk bantu sesama anak bangsa. Alasannya karena lebih murah dan lebih mudah,” tutur Ardy.
Rekam jejak kemasyarakatan Ardy Susanto juga terbilang cemerlang.
Ia tercatat sebagai salah satu tokoh muda yang berhasil mengadvokasi ribuan warga Cina Benteng (Warga peranakan suku Tionghoa di Tangerang) agar tidak digusur.
Utusan RI - 1 pada saat itu bahkan turun langsung meninjau kondisi lapangan berkat hubungan baik Ardy Susanto dengan pemerintah.
Ardy Susanto saat ini dipercaya sebagai Ketua Umum DPP Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia. Selain itu Ardy Susanto juga dipercaya menjadi Wakil Sekretaris Umum Pengurus PSMTI Pusat.
Kegemaran berorganisasi juga Ardy Susanto salurkan dengan menjabat sebagai Bendahara Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik periode 2012-2015, 2015-2018, dan 2018-2021.
Ardy Susanto sempat menggemparkan percaturan politik kota Tangerang karena mendapat dukungan penuh dari segenap kelompok masyarakat untuk maju dalam Pemilihan Walikota Tangerang, meski pada injury time Ardy meminta relawannya untuk bersabar.
Rekam jejak pendidikan Ardy juga mumpuni. Ia menempuh pendidikan SMU (sekarang SMA) di SMA Katolik Rajawali Makassar, SLTP (sekarang SMP) di SMP Katolik Rajawali Makassar, dan pendidikan dasar di SD Frater Teratai II Makassar.
Setelah lulus dari Ilmu Hukum Universitas Tarumanagara, Ardy juga lulus kurus kepelatihan profesi advokat O.C. Kaligis dan Associates.
Ervan Tou
Tidak ada komentar:
Posting Komentar