Headline News

Robert Soter Marut Kembangkan Biogas untuk Masyarakat NTT


Robert Soter Marut Menyerahkan Perlengkapan Unit Teknologi Biogas kepada Pastor Thobias Harman,OFM

Matakatolik.com-Sejak dua tahun belakangan ini Robert Soter Marut mengampanyekan penggunaan biogas kepada masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hingga saat ini, pensiunan perwira TNI Angkatan Udara ini sudah membuat 12 unit biogas yang tersebar di wilayah Kupang, Larantuka, Ende, Bajawa, Maumere, dan Manggarai.

Dalam pembuatannya, RSM menggandeng kelompok peduli lingkungan, termasuk organisasi gereja seperti Komisi Justice, Peace and Integrity of Creation (JPIC).

Pada Minggu 27 Januari 2019, RSM meresmikan biogas di pastoran paroki St. Maria Ratu Para Malaikat - Kurubhoko, Kabupaten Ngada, Keuskupan Agung Ende.

Dalam Sebuah kesempatan di Jakarta, Calon DPR RI dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) No. Urut 1 Dapil NTT 1 ini, menjelaskan pengembangan biogas, sangat cocok untuk wilayah NTT karena kegemaran warganya untuk memelihara ternak.

“Masyarakat NTT  suka dan telaten dalam beternak. Kotoran ternak tersebut bisa menjadi bahan dasar pembuatan biogas,” kata Robert.

Kotoran ternak tersebut jelas Robert mengandung gas metan yang mengganggu kesehatan lingkungan dan merusak lapisan ozon. Tetapi ada teknologi untuk mengatasi itu, namanya biogas. Melalui teknologi ini, gas yang berbahaya itu memberikan manfaat sangat besar bagi manusia dan lingkungan hidup.

Manfaat penggunaan biogas antara lain, gas bisa dipakai menggantikan minyak tanah atau kayu api untuk memasak. Gas juga bisa digunakan untuk penerangan.

Selain menghasilkan gas, teknologi biogas juga menghasilkan limbah berupa pupuk organik cair dengan kualitas sangat baik, yang sangat mendukung model pertanian berkelanjutan.

“Secara pribadi, saya sangat mendukung semua orang dan kelompok yang memperjuangkan isu lingkungan hidup.  Selain itu saya ikut mendorong dan mau terlibat dalam usaha  pertanian berkelanjutan. Biogas ini teknologi ramah lingkungan menjadi pilihan yang sangat baik dan layak untuk dikembangkan di NTT,” ujarnya.

Perjuangan nyata dari RSM ini disambut baik oleh masyarakat NTT.  Pastor paroki St. Maria Ratu Para Malaikat, Kurubhoko, Riung, NTT, Pastor Thobias Harman, OFM menegaskan biogas merupakan teknologi tepat guna  dan ramah lingkungan. Maka tentu saja perlu didukung kehadirannya di bumi NTT.

“Biogas merupakan salah satu teknologi tepat guna dan ramah lingkungan dan sehat. Bagi saya teknologi ini merupakan bagian dari kepedulian ekologis di mana dengnnya udara bebas pencemaran gas metan yang dihasilkan dari penguapan atau bau kotoran,” jelas Rm. Thobi, OFM melalui whatsapp kepada Matakatolik.com, pada Selasa, (29/1/2019).

Lebih lanjut Imam fransiskan ini menjelaskan teknologi ini mejadi bagian dari usaha memulihkan integritas alam khususnya udara. Secara ekonomis biogas juga dapat mengurangi anggaran pengeluaran rumah tanggga khususnya biaya untuk minyak tanah.

“Di samping itu air sisa proses dari digester merupakan pupuk cair berkwalitas tinggi yang bisa digunakan utk tanaman hortikultura dan lain-lain,” tambahnya.

Rm. Thobi juga menjelaskan dalam konteks pastoral paroki biogas yang digunakan di pastoran adalah contoh dan pelajaran praktis bagi umat untuk memanfaatkan limbah kotoran ternak di rumah masing-masing.

“Biogas yang kami pakai sekarang tentu untuk mendorong umat untuk memiliki dan memelihara ternak secara serius dengan sistem kandang permanen sehingga kotorannya dapat dijadikan biogas. Dengan demikian ternak peliharaan bukan hanya dagingnya yang berharga tetapi bahkan kotorannya pun berguna bagi pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Sehingga harapan saya  semoga seluruh umat paroki saya dapat meniru apa yang telah dimulai ini di rumah masing-masing,” harapnya.

Sementara Rektor Seminari St. Kamilus Maumere, Romo Cyrelus Suparman Andi, MI melalui pesan whatsapp yang diterima Matakatolik.com, pada Selasa, 29/1/2019 menjelaskan secara umum, biogas ini sangat membantu terutama rumah tangga.


“Biogas banyak membatu, seperti untuk kebutuhan lauk, juga menjadi sumber penghasilan tambahan dari jual ternak peliharaan, dan juga kebutuhan pupuk organik dan menghasilkan gas, pengganti elpiji untuk dapur. Biogas juga membantu menjaga lingkungan dari bau pembuangan sisa atau kotoran babi.” tulis Rm. Andi, MI.

Rm. Andi, mengakui bahwa kehadiran biogas di biara St. Kamilus Maumere sangat membantu. Karena itu, teknologi ramah lingkungan ini harus dikembangkan untuk masyarakat.

“Teknologi biogas ini sangat membatu kami. Akan sangat membantu lagi, jika dikembangkan oleh masyarakat di kampung-kampung. Karena mereka, terutama di NTT umumnya, memiliki ternak. Nah, peternakan itu bisa dikembangkan dan ditata dengan baik, sehingga menjadi lebih produktif dan secara ekonomi, lebih hemat dan menguntungkan,” kata Romo Andi.

Romo Andi juga menyampaikan syukur dan terima kasihnya atas hadirnya teknologi biogas ini.

“Kami pun sangat bersyukur dan terima kasih kepada Bapak Robert Marut dan tim yang telah membantu kami dengan menghadirkan satu unit biogas di Seminari,” tutup Romo Andi.

Norben Syukur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2018 MATA KATOLIK Designed by Templateism.com and Supported by PANDE

Diberdayakan oleh Blogger.
Published by Sahabat KRISTIANI