Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Ferdy Hasiman: Pemerintah Harus Diapresiasi Atas Penguasaan Saham Freeport
Ferdy Hasiman
Matakatolik.com-Indonesia secara resmi berhasil menguasai 51 persen saham Freeport melalui PT Inalum.
Presiden Jokowi menyebut momen pengalihan saham ini merupakan momen bersejarah sejak Freeport beroperasi tahun 1973.
Presiden Joko Widodo menerima laporan resmi dari sejumlah menteri terkait pengalihan saham tersebut, pada Jumat, 21/12/2018.
Peneliti Pertambangan dari Alpha Research Database, Ferdy Hasiman, mengapresiasi kinerja pemerintah atas penguasaan saham tersebut.
Berikut tujuh tanggapan Ferdy, terkait penguasaan saham Freeport tersebut.
1. Kita perlu mengapresiasi kerja keras pemerintah yang sudah sukses menyelesaikan proses divestasi saham Freeport. Kerja keras menteri-menteri Jokowi, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menkeu Sri Mulyani, Menteri BUMN Rini Soemarno perlu kita acungkan jempol. Apresiasi juga atas kerja keras dan jitunya strategi korporasi yang dilakukan oleh PT Indonesia Asahan Alumina (Inalum) di bawah pimpinan Budi Gunadi sadikin atas penyelesaian proses divestasi Freeport
2. Jokowi adalah presiden pertama yang sukses menjinakan kekuatan Freeport sebagai korporasi yang sulit disentuh oleh rejim berkuasa selama ini. Jokowi adalah presiden yang sukses mengubah kontrak karya (KK) Freeport menjadi IUPK. KK selama ini menjadi barang mewah bagi Freeport untuk eksplorasi habis tambang tembaga dan emas di pegunungan Earsberg (1972-1988) dan berpindah ke Grasberg dari 1988-sekarang. Dengan KK, hak masyarakat adat Amungme dan Kamoro tak diperhatikan. KK itu yang buat penerimaan negara berupa pajak dan royalti mengecil dan memicu ketakadilan bagi bangsa ini. KK itu membuat Freeport kebal terhadap aturan-aturan baru dalam dunia pertambangan. Jadi konversi dari KK ke IUPK saja sudah menunjukkan bukti bahwa Jokowi adalah presiden tangguh dan berani melawan korporasi
3. Divestasi 51 persen saham juga dilakukan dengan mekanisme korporasi yang jitu. Ketika APBN tak tersedia untuk beli saham Freeport karena defisit angggaran, Jokowi melakukan divestasi dengan cara-cara yang lazim terjadi dalam dunia korporasi. Dengan memerintah Inalum untuk membeli saham Freeport sudah cukup menunjukan bahwa pemerintah sekarang cerdas menghadapi kekuatan korporasi. Pembelian saham 51 persen memang berasal dari global bond inalum. Tentu daya tarik besar investor terhadap global bond inalum menjukan respons positif bahwa Inalum menjadi perusahaan raksasa di masa depan
4. Indonesia akan mendapat manfaat besar dengan mendapat 51 persen saham Freeport. Karena ke depan Freeport mulai menambang di tambang underground yang potensinya sebesar 93 persen dari total cadangan Freeport. Tambang underground adalah masa depan Freeport dam mulai beroperasi komersial tahun 2019. Dengan operasi tambang underground produksi rata-rata harian Freeport mencapai 24.000 matrik ton per hari untuk konsentrat tembaga. Produksi yang begitu besar buat pendapatan Freeport mulai tahun depan berada di atas 3 sampai 4 miliar dolar per tahun. Hitung saja dengan membeli participating interset Rio Tinto, Inalum mampu mengontrol 60 persen total produksi Freeport. Itu artinya lebih dari separuh pendapatan Freeport akan diterima Inalum. Dengan begitu dalam kurun waktu 3- 4 tahun Inalum bisa bayar utang dan sudah memberi kontribusi besar bagi penerimaan negara. Jadi rugi besar kalau kita tidak kontrol sekarang tambang potensial di Grasberg, karena mulai tahun depan tambang underground berproduksi. Ini tentu dari sisi finansial.
5. Keuntungan lain divestasi adalah kita bisa duduk dalam manajemen dan bisa mempengaruhi kebijakan manajemen mulai dari masalah limbah tailing dan kehutanan. Daripada kita tak tahu apa yang ada di dalam dan berteriak-teriak dari luar, masuk dan mengontrol dapur tambang potensial Grasberg adalah simbol bangsa yang berpikir maju dan mandiri
6. Tantangan ke depan bagi Inalum adalah mencari pendanaan untuk masuk ke sektor hilir, bangun smelter tembaga dan emas bersama Freeport. Ini adalah tantangan sekaligus peluang bagi Inalum. Inalum harus bisa belajar banyak dari Freeport bagaimna cara menambang yang profesional, transparan dan akuntabel
7. Catatan Inalum adalah perusahaan BUMN yang paling tepat kelolah dan menjadi mitra Freeport. Inalum mempunyai pengalaman mengolah biji Bauksit menjadi alumina ingot. Neraca keuangan Inalum stabil. Cash flow memadai. Dibandingkan BUMN lain, seperti PT Antam dan PT Timah, Inalum jauh lebih sehat.
Norh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar