Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Wagub Maluku: Agama Harus Jadi Kekuatan Integrasi Bangsa
Matakatolik.Com - Wakil Gubernur Provinsi Maluku sekaligus Ketua Umum Panitia acara Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Pertama 2018, Zeth Sahuburua menegaskan bahwa agama-agama harus menjadi kekuatan integrasi bangsa.
Menurut Zeth, agama harus menjadi kontrol sosial yang efektif dalam kehidupan bermasyatakat.
"Agama harus menjadi sarana kontrol sosial yang efektif dan kekuatan integrasi bangsa," ujar Zeth Sahaburua dalam sambutannya di acara Pembukaan Pesparani Katolik 1 2018 di Lapangan Merdeka Kota Ambon, Maluku, Sabtu (27/8) malam.
Zeth berharap agama tidak menjadi sumber perpecahan dan konflik di tengah masyarakat.
Ia mengatakan agama harus bisa menciptakan harmonisasi khusus tahun-tahun politik. Agama tidak boleh dimanfaatkan demi kepentingan politik semata.
"Agama harus menjaga harmonisasi dan kekuatan integrasi demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar dia.
Dalam konteks itu, Zeth menilai acara Pesparani menjadi penting untuk mewartakan persatuan dan integrasi bangsa Indonesia yang sangat majemuk termasuk agama.
Sebagai acara agama Katolik, kata dia, Pesparani harus memberikan kontribusi mewartakan persaudaraan dalam dan persatuan.
"Pesparani ini merupakan salah cara untuk membuktikan kematangan dan kemampuan kita dalam mengelola salah satu aspek kemajemukan, yakni agama-agama. Melalui Pesparani, kita menkreasikan kemajemukan agama dengan kekhasan nilainya masing-masing," terang dia.
Sebagai Ketua Umum Panitia, Zeth merasakan bagaimana persatuan, kerja sama dan persaudaraan terjadi dalam persiapann dan pelaksanaan acara Pesparani Katolik di Maluku.
Masyarakat Maluku lintas agama, kata dia, juga sangat mendukung bahkan sebagian terlibat dalam Panitia Pesparani.
"Pesparani harus dipandang sebagai salah satu wujud partisipasi umat beragama dalam pembangunan nasional khususnya dalam bidang spiritual untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. Mempererat tali persaudaraan rasa kebersamaan di tengah-tengah kebhinekaan dalam rangka menpertahankan persatuan dan kesatuan bangsa sehingga mampu menciptakan nuansa kehidupan dan kerukunan hidup beragama yang permanen atas dasar pela gandong atau hidup orang basaudara," ungkap dia.
Lebih lanjut, Zeth mengatakan bahwa dalam Pesparani akan digelar 12 mata lomba, yang terdiri dari Paduan Suara, Cerdas Cermat, Baca Mazmur dan Bertutur Kitab Suci. Lomba ini diikuti oleh kontingen dari 34 Provinsi dari Aceh sampai Papua.
"Peserta lomba berjumlah 4.804 orang, undangan yang hadir 200 orang, pendukung acara 989 orang, peserta ibadah, dewan juri, panitia pusat dan daerah, serta para penggembira kurang lebih 4.490 orang. Yang hadir kurang lebih 12.000 orang," kata Zeth.
Sebagaimana diketahui, Pesparani Katolik I diselenggarakan di Kota Ambon, Maluku selama sepekan, dari 27 Oktober 2018 hingga 2 November 2018. Selain perlombaan, acara Pesparani akan diisi dengan seminar nasional, pameran dan pentas seni.
Acara ini diselenggarakan oleh Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN) dan panitia lokal di Maluku.
LP3KN adalah lembaga yang direstui oleh Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan difasilitasi oleh Pemerintah untuk menyelenggarakan Pesparani secara periodik.
Matakatolik - Justin Patris
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar