Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Tokoh Awam Katolik: Isu SARA Sudah Ada Sejak Lama
Matakatolik.Com – Persoalan suku, agama, ras dan golongan (SARA) bukan isu baru dalam perpolitikan Indonesia. Namun, sudah ada sejak lama.
Hal tersebut dikatakan tokoh awam Katolik, Herman YL Wutun, dalam Diskusi Panel yang diselenggarakan oleh Media Bersih.Id, bertajuk “Peran Politisi Kristiani Dalam Penguatan Politik Kebangsaan” yang berlangsung di Restoran Handayani, Matraman, Jakarta, Kamis (18/10/2018).
“Isu SARA bukan hal baru. Tapi, sudah ada sejak lama. Sudah ada di semua tempat, baik di kota maupun di kampung,” kata Herman Wutun.
Ia mengatakan Isu SARA tak hanya terjadi pada pilpres, pileg, tapi juga pada pilkada bahkan pemilihan kepala desa.
“Pilkades saja sudah ada SARA. Kalau di tempat mayoritas Katolik semua pasti menyesuaikan mengikuti calon Katolik. Yang dipersoalkan sukunya,” ungkapnya.
Ia mencontohkan dirinya ketika maju sebagai Calon Bupati Lembata, NTT tahun 2011. Ia berpasangan dengan Pemimpin Umum media Bersih.Id, Viktus Murin.
Pada pilkada tersebut, ia merasakan masih kuatnya sentimen suku. Padahal, ia ingin merubah cara politik tersebut dengan cara politik yang profesional.
“Contoh ketika saya maju bupati. Mestinya bukan isu sara, tapi isu program untuk membangun daerah,” ujar dia.
Ia menekankan bahwa isu SARA sangat berbahaya dalam demokrasi. Untuk itu ia meminta seluruh elemen masyarakat dan umat Katolik khususnya agar menyikapi secara bijaksana.
“Tinggal sekarang bagaimana kita menyikapi dengan kemajuan teknologi yang canggih,” ujarnya.
“Bagaimana kita sebagai orang Kristiani tampil memposisikan diri secara baik. Mengedepankan nilai-nilai Kristiani,” sambungnya tegas.
Ia juga mengajak umat Kristiani agar mampu menempatkan diri dalam semua posisi.
“Bukan menarik orang menjadi kristiani, tapi bagaimana orang kristiani menempatkan diri di tengah masyarakat,” kata dia.
Ia mengharapkan agar politisi dan kader Kristiani sungguh-sungguh mengikuti ajaran Kristus. Jika hal itu bisa dilakukan, ia meyakini banyak orang muda Kristiani mau mengabdi di bidang sosial, politik dan kemasyarakatan.
“Kita harus menempatkan diri dengan baik dan benar di tengah masyarakat majemuk ini. Karena Tuhan Yesus bilang akulah jalan kebenaran dan hidup,” ujarnya berharap.
Matakatolik – Ervan Tou
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar