Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Pemuda Katolik Hadiri Pertemuan Global Unity Forum II
Matakatolik.Com – Bendahara Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Ardy Susanto, menghadiri Pertemuan Global Unity Forum II yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat GP Ansor, di Yogyakarta Marriott Hotel, 26 hingga 27 Oktober 2018.
Ardy mengaku sangat berkesan dengan kegiatan tersebut. Lantaran, dihadiri berbagai tokoh dari sejumlah negara diantaranya Timur Tengah, Amerika dan Eropa.
Kepada Matakatolik.Com, Ardy yang adalah Caleg PKB Dapil Banten II itu mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia berharap agar rekomendasi pernyataan bersama yang bernama “Seruan Nusantara” dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Mudah-mudahan semua kesepakatan bersama dalam forum itu dapat dijalankan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” kata Ardy, Senin (29/10/2018).
Dalam kegiatan ini ditandatangani Pernyataan Bersama yang bernama "Seruan Nusantara".
Isi dari Seruan Nusantara itu yakni, 'Kami mengajak semua pihak yang memiliki kehendak baik dari semua agama dan kebangsaan untuk bergabung bersama membangun konsensus global untuk mencegah dijadikannya Islam sebagai senjata politik, baik oleh muslim maupun non muslim. Dan, memupus maraknya kebencian komunal, melalui perjuangan untuk mewujudkan tata dunia yang sungguh-sungguh adil dan harmonis yang ditegakkan di atas dasar penghormatan terhadap kesetaraan hak dan martabat bagi setiap manusia’.
Putri sulung Gus Dur, Alissa Qotrunnada Munawaroh atau Alissa Wahid mengatakan, The 2nd Global Unity Forum berupaya membangun ruang bersama yang lebih global di tengah kuatnya politik identitas dan sektarian yang terjadi saat ini.
Menurut Alissa yang merupakan koordinator Jaringan Gusdurian, agama saat ini menjadi salah satu pendorong munculnya sikap eksklusivitas di masyarakat.
"Bahkan politik identitas dan sektarian berlatar belakang agama saat ini semakin kuat. Ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di beberapa negara lain," ujarnya.
Dampak dari eksklusivitas agama, lanjutnya, muncul sikap merasa paling benar hingga membawa sikap permusuhan dan kebencian antaragama.
"Forum ini sekaligus untuk meneguhkan kembali NU sebagai organisasi yang selama ini mengusung Islam moderat. Dan forum ini menghasilkan satu kesepakatan untuk menolak Islam dijadikan senjata politik baik oleh kelompok Islam dan non Islam secara global," tandasnya.
Tokoh dari sejumlah negara yang hadir di The 2nd Global Unity di antaranya Zainab al-Suwaij, Executive Director American Islamic Congress; Hamdi Murad, advisor to the Jordanian Royal Family; Jean Christophe Bas, mantan Direktur Eksekutif United Nations Aliance of Civilisation (lembaga PBB); dan Mohammed Dajjani, Founder and Chairman Wasatia Movement (Palestine/Jordan).
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar