Ket. Foto: Pastor Moderator DPN Vox Point Indonesia RD. Rofinus Neto Wuli saat memberikan renungan pada KRKK Vox Point Indonesia DIY di The Rich Hotel Yogyakarta, Jumat (3/8/2018).
Matakatolik.Com - Pastor Moderator Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Vox Point Indonesia RD. Rofinus Neto Wuli menegaskan bahwa peran umat katolik kepada dimensi kebangsaan dan kenegaraan tak terbantahkan.
Sebab, kata Romo Rony panggilan akrabnya, dimasa awal kebangkitan atau sumpah pemuda komitmen kebangsaan umat katolik sudah terlihat dalam perjuangan bersama. Hal itu ditandai dengan komitmen bahwa kita bertanah air satu, tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia dan berbahasa satu bahasa Indonesia.
“Komitmen ini sudah mulai dari 27 Oktober 1928 di Gedung Pemuda Katedral Jakarta (Sekarang Aula Gereja Katedral Jakarta). Kemudian besoknya tanggal 28 dikukuhkan dan diformulasikan di jalan kramat raya yang sampai sekarang kita kenal di jalan kramat raya,” kata Romo Rony dalam renungannya pada acara Kebangunan Rohani Katolik Kebangsaan (KRKK) yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Vox Point Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta, di The Rich Hotel, Yogyakarta, Jumat (3/8/2018).
Menariknya, kata Romo Rony, tanda keterlibatan dari umat Katolik terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) juga masuk dalam liturgi Gereja Katolik.
Pada kesempatan tersebut ia juga menyampaikan pesan mulia yang terus disampaikan Ketua KWI Mgr. Igantius Suharyo, bahwa Indonesia adalah Mukjizat Tuhan.
“Pastor, Suster, Bapak dan ibu, tak main-main. Mgr. Suharyo selalu mengatakan Indonesia yang majemuk, yang plural dan multikultural ini sesungguhnya adalah mukjizat Tuhan yang besar,” ungkapnya.
“Bapak dan Ibu mau minta bukti, kata Mgr. Suharyo, biar di negara Italia dan Filipina umat Katoliknya banyak, tidak ada rumusan negara mereka masuk dalam doa syukur agung yang dimulai dengan prefasi.
Hanya di Indonesia ada prefasi tanah air satu dan prefasi tanah air dua,” kata Romo Rony memuji.
Dengan demikian, menurut Romo Rony acara Kebangunana Rohani Katolik Kebangsaan (KRKK) ini sangat relevan dan aktual.
“Vox Point Indonesia DIY menggelar KRK kebangsaan ini sangat tepat,” sambung Dosen Universitas Pertahanan Indonesia ini.
Acara Kebangunana Rohani Katolik Kebangsaan (KRKK) ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan di internal Vox Point Indonesia. Namun, dihadirii oleh Ormas Katolik seperti FMKI, ISKA, WKRI, Pemuda Katolik dan PMKRI.
Selain itu dihadiri pula perwakilan dari kelompok Persekutuan Doa dan Komunitas Susteran di Yogyakarta.
Romo Rony mengaprsiasi acara ini sebagai kesadaran bersama yang ditumbuhkan oleh Tuhan.
“Kesadaran kita ditumbuhkan dan dibimbing oleh Tuhan selain dirumuskan dalam pembukaan konstitusi negara Atas Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Lengkap itu eksistensi keberadaan kita umat katolik di negeri ini,” puji Romo Rony.
Romo Rony juga menekankan bahwa melalui ayat-ayat Firman Tuhan yang berbunyi berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib diberikan kepada Kaisar dan berikanlah kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.
“Ini menunjukkan dua status pada diri kita yang sama yakni lengkap sebagai warga Gereja Katolik dan satu sebagai wargaa NKRI,” ujar dia.
Ia juga memuji keterlibatan dan kontribusi Uskup Indonesia pertama Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ, yang telah berjuang untuk Gereja, masyarakat dan bangsa Indonesia.
“Lagi-lagi Uskup Indonesia yang pertama Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ, yang telah menjadi pahlawan nasional itu, ia mewarisi kepada kita sebuah legacy, pewarisan nilai yang luar biasa tinggi yang sekarang kita kenal 100% Katolik, 100% Indonesia,” ungkapnya.
Romo Rony berharap agar cerita sejarah para pahlawan Katolik sungguh menjadi berkat dan inspirasi bagi seluruh awam Katoilk yang terilbat dalam sosial politik dan kemasyarakatan.
“Maka Firman Tuhan malam ini mengingatkan kita. Mari, kita segenap umat Allah terutama tokoh-tokoh awam katolik untuk memeberi diri secara utuh, secara penuh untuk gereja, agama dan negara.
Harus penuh, tidak setengah-setengah. Berikan kepada negera apa yang menjadi hak negara dan kepada gereja apa yang menjadi haknya gereja. Sejarah ini sudah menunjukkan peran dan kiprah kita yang terbaik bagi gereja dan negera,” ujar Pastor Bantuan Militer TNI dan Polri (Pasbanmilpol) ini.
Kontribusi umat Katolik, kata Romo Rony sudah dicatat dalam sejarah bangsa Indonesia. Pemerintah mengapresiasi dengan adanya gedung-gedung di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta. Di tempat ini, kita bisa melihat gedung-gedung utama yang diberi nama-nama pahlawan Katolik.
“Kalau bapak ibu sempat ke Markas Besar TNI di Cilangkap, kita sebagai orang katolik akan penuh dengan kebanggan bisa melihat gedung-gedung utama. Ada gedung Agustinus Adisoetjipto Pahlawan Katolik Angkatan Udara. Ada gedung Ignatius Slamet Riyadi, Pahlawan Katolik Angkatan Darat dan kepolisian, dan ada gedung Yos Slamet Sudarso, Pahlawan Katolik Angkatan Laut,” ujar dia.
Selain itu, kata Romo Rony, di Kalimantan ada nama Tjilik Riwut yang merupakan Marsekal Angkatan Udara. Ia merupakan gubernur pertama Kalimantan.
Kemudian dari kalangan hirarki Katolik sudah jelas ada Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ.
“Dari kalangan politisi ada tokoh hati nurani bangsa. Ia berasal dari Jawa, bapak Ignatius Joseph Kasimo yang menjadi role model bagi politik yang bermartabat, politik yang berhati nurani katolik. Mudah-mudahan juga menjadi role model bagi para caleg katolik,” harap Romo Rony.
Pada kesempatan tersebut Romo Rony berpesan agar melalui Kebangunan Rohani Katolik Kebangsaan (KRKK) ini, spirit keimanan katolik dan spirit kebangsaan di dalam NKRI tetap menggelora di dalam diri kita.
“Kamu terutus ke tengah tata dunia. Kita mesti menjadi satu dalam iman katolik aneka dalam aksi di tengah tata dunia. Ada politisi di berbagai partai, kita boleh berbeda-beda pilihan tapi kembali sebagai orang katolik kita tetap menjadi satu,” ujar dia.
Sebab, lanjut dia, kita harus merebut ruang-ruang publik untuk mewujudkan peradaban kasih. Hal itu sesuai Arah Dasar (Ardas) Keuskupan Agung Semarang (KAS) atau Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) yakni Amalkan Pancasila Kita Bhineka Kita Indonesia.
“Awam Katolik terutus ke tengah tata dunia, rebut ruang publik. Jangan katakan saya minoritas. Tidak ada konsep itu, yang ada adalah kualitas keterberian kita bagi gereja, masyarakat, bangsa dan negera. Bukan jumlah tetapi kualitas. Ingat, taruhan orang Katolik di negeri ini ada pada kualitas. Kita boleh kecil dalam jumlah tapi harus besar dalam pengaruh di tengah tata dunia di NKRI ini,” ungkapnya.
Acara ini dihadiri ribuan umat katolik dari Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta, Keuskupan Agung Semarang.
Pujian dan Kesaksian dibawakan oleh artis Katolik Lisa A. Riyanto. Lisa adalah Direktur Direktorat Humas DPN Vox Point Indonesia.
Vikep DIY yang adalah Pastor Moderator Vox Point Indonesia DIY RD. Adrianus Maradiyo, memebuka acara ini secara resmi.
Ia didampingi Pastor Moderator DPN RD. Rofinus Neto Wuli, Ketua Umum Vox Point Indonesia Yohanes Handojo Budhisedjati dan Ketua DPD Vox Point Indonesia Yogyakarta Jhon S. Keban.
Hadir Pula perwakilan dari DPN Vox Point Indonesia Bendahara Umum Yacobus Bouk, Wakil Ketua Umum Haposan Paulus Batubara dan Direktur Pengkajian Bidang Hukum B. Woeryono.
(Matakatolik – Ervan Tou)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar