Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Relawan GMKI Membantu Dapur Umum dan Menemani Keluarga Korban KM Sinar Bangun
Matakatolik.Com - Musibah tenggelamnya KM Sinar Bangun pada hari Senin, 18 Juni 2018 di perairan Danau Toba menelan korban 186 korban hilang, 18 orang selamat dan tiga orang korban meninggal dunia. Tanggal 22 Juni 2018, Pengurus Pusat GMKI memutuskan untuk membentuk Posko dan Tim Relawan yang akan berada di lapangan hingga seluruh proses pengangkatan kapal selesai dilakukan atau operasi pencarian dihentikan.
"Kami berada di Tigaras sejak hari Sabtu, 23 Juni 2018. Tim relawan GMKI berjumlah 20 orang yang berasal dari GMKI cabang Medan, Pematang Siantar Simalungun, dan Bengkulu dan mendirikan Posko yang berupa tenda prisma sebagai tempat tidur dan logistik. Rencana awal kami juga akan membangun Posko Simanindo, namun kemudian difokuskan hanya di Tigaras yang menjadi Posko Terpadu Pencarian Korban KM Sinar Bangun", kata Martin Siahaan, Koordinator Posko GMKI pada hari Sabtu, 30 Juni 2018, di Posko Terpadu, Tigaras, Simalungun, Sumatera Utara.
Martin menyampaikan, selama berada di Tigaras, relawan GMKI melakukan aktifitas di dapur umum untuk membantu personil TNI dan Dinas Sosial Kabupaten Simalungun. Tugas para relawan GMKI adalah mempersiapkan konsumsi bagi para personil gabungan Pertolongan dan Pencarian Korban Kapal Sinar Bangun dan keluarga korban.
"Selain di dapur umum, relawan yang lainnya membaur dengan keluarga korban yang bertahan di dermaga Tigaras. Sebagai catatan, tidak semua keluarga korban yang bertahan di dermaga Tigaras, ada yang bertahan di rumah-rumah warga, Mesjid dan Hotel/penginapan," ujar Martin yang juga merupakan Ketua Bidang Aksi dan Pelayanan Pengurus Pusat GMKI.
Menurutnya, aktifitas melakukan trauma healing lebih banyak dilakukan di malam hari. Hal ini dikarenakan sepanjang pagi hingga sore menjelang malam, keluarga korban terkonsentrasi di dermaga untuk menunggu perkembangan terbaru dari tim pencari dan penolong yang terus bekerja.
Di lokasi yang sama, Yudhi Simorangkir, Koordinator Logistik Posko GMKI menjelaskan, "Selain aktifitas sosial, relawan GMKI juga menyalurkan 38 helai selimut, 40 helai tikar plastik kecil, 50 pasang kaos kaki, lima lusin pakaian dalam perempuan, dan tiga lusin pakaian dalam laki-laki. Barang-barang ini berasal dari anggota dan senior GMKI dan disalurkan langsung kepada keluarga korban yang tersebar di beberapa tempat sekitar dermaga Tigaras."
Pada hari Rabu, 28 Juni 2018, Basarnas telah menemukan KM Sinar Bangun dan para korban di kedalaman 450 meter.
"Saat ini sedang diupayakan proses evakuasi kapal dan korban, namun karena lokasi kapal yang berada di kedalaman 450 meter, dibutuhkan alat pengangkat yang harus dibawa dari luar Sumatera Utara," kata Yudhi.
Yudhi yang juga merupakan fungsionaris Pengurus Pusat GMKI mengatakan, beberapa keluarga korban sudah pulang dan menunggu info lebih lanjut dan akan segera datang jika sudah dilakukan evakuasi. Karena selama 10 hari menunggu kepastian, ada keluarga korban yang sudah jatuh sakit.
"Namun sebagian besar masih di Tigaras dan menunggu kepastian evakuasi. Mereka berharap cemas untuk bisa melihat keluarga mereka yang menjadi korban untuk terakhir kalinya," lanjutnya.
Menutup rilis ini, Martin menyampaikan bahwa pada hari kesepuluh pencarian, Basarnas menyampaikan akan memperpanjang 3 hari masa pencarian.
"Hari ini, 30 Juni 2018 sudah memasuki 12 hari masa pencarian. Keluarga korban dan relawan GMKI berharap pemerintah dapat memperpanjang kembali proses evakuasi ini sampai 5-7 hari ke depan hingga proses evakuasi kapal dan korban dapat dilakukan," pungkas Martin.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar