Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Dialog TPDI Dan Kakanwil Kemenkum Ham NTT Mencari Opsi Pulangkan Napiter Dari Lapas NTT
Matakatolik.Com-Sejumlah Advokat NTT dibawah koordinasi Advokat senior Petrus Selestinus, selaku KoordinatorTIM PEMBELA DEMOKRASI INDONESIA (TPDI) masing-masing : Petrus Selestinus, Luis Balun, Martinus Lau, Petrus Lomanledo dan Reyza Devita Djami, Advokat dan Anggota TPDI NTT, pada hari Rabu, 6 Juni 2018 pukul 11.00 diterima oleh Yudi Kurniadi, Kakanwil Kementerian Hukum dan HAM RI NTT untuk meminta klarifikasi dari Kakanwil Kemenkum HAM NTT terkait keberadaan beberapa Narapidana Teroris/Napiter titipan Dirjen Pemasyarakatan Kemenkum HAM RI ke sejumlah Lapas di NTT yang sebelumnya sempat menjadi polemik di media masa dan medsos.
Pertemuan Advokat-Advokat TPDI ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran yang obyektif dan kepastian dari Kakanwil Kemenkum HAM NTT yang memiliki otiritas tentang keberadaan Napiter di Lapas-Lapas di NTT sebagai titipan, berapa jumlah yang dititipkan dan mengapa dititip di NTT, sekaligus untuk mendapatkan klarifikasi dari Yudi Kurniadi atas pernyataannya selaku Kakanwil Kemenkum HAM yang sebelumnya disebut-sebut membantah keberadaan Napiter di Lapas-Lapas di sejumlah Lapas di Kabupaten-Kabupaten NTT sebagai titipan.
Dalam dialog secara tertutup antara TPDI dengan Kakanwil Kemenkum HAM NTT, Yudi Kurniadi didampingi oleh Ibu Rosimin selaku Humas dan beberapa Staf Kanwil Kemenkum HAM NTT. Pertemuan dialog yang berlangsung santai itu cukup memberikan informasi yang memastikan beberapa bahwa kebijakan Dirjen Pemasyarakatan tentang peniitipan Napiter di Lapas-Lapas di beberapa Kabupaten di NTT, seperti di Atambua, Kefamenanu, Alor, Sumba Timur dan Kabupaten Ende memang benar dan dimaksudkan untuk program deradikalisasi para Napiter dengan kriteria tertentu dan penitipanya di kamar sel khusus yang diisolasi terpisah jauh dari Napi-Napi lainnya dan bagi keluarganya yang berkunjungpun diawasi secara ketat, dicatat identitas keluarga yang berkunjung Nomor HP dan itu dilakukan dibawah pengawasan dan pengawalan yang sangat ketat
Menanggapi penjelasan Kakanwil Kemenkum HAM NTT Yudi kurniadi, Petrus Selestinus, Koordinator TPDI menyatakan bahwa, meskipun ada jaminan bahwa Napiter yang dititip di Lapas-Lapas di NTT berada dalam.pengawasan yang sangat ketat bahkan dtempatkan diruang khusus yang diisolasi, akan tetapi oleh karena keberadaan Napiter titipan ini publik NTT tidak pernah diberitahu, maka informasi tentang keberadaan Napiter titipan di NTT sungguh-sungguh telah meresahkan masyarajat bahkan sangat mengganggu kenyamanan masyarakat terutama ketika berinteraksi dengan sesama anggota masyarakat dalam kebhinekaan dalam pergaulan sosial sehari-hari.
Yudi Kurniadi dalam penjelasannya menambahkan bahwa Napiter yang dititip di NTT bukanlah Napiter dengan kriteria Aktor Intelektual akan tetapi rata-rata mereka berasal dari pelaku turut serta yang secara tidak langsung dianggap membantu teroris. Perannya itu misalnya menyembunyikan pelaku langsung atau aktor intelektual saat dicari yang berwajib, atau peran lain seperti membantu dana untuk kegiatan teroris karena hubungan darah atau pertemanan. Atas dasar itulah dalam proses deradikalisasi Napiter ini ditempatkan melalui titipan di NTT guna memudahkan proses deradikalisasi agar kelak Napiter ybs. dapat kembali menjadi orang yang baik dan berguna di tengah masyarakat.
Meskipun demikian TPDI tetap berharap agar Pemerintah Pusat Cq. Kemenkum HAM RI dan Gubernur NTT dapat segera menghentikan kebijakan titip Napiter di NTT dan segera pulangkan Napiter-Napiter titipan itu ke Jakarta atau Nusakambangan. Permintaan ini sejalan dengan apa yang didalilkan oleh Yudi Kurniadi bahwa semua Narapidana teroris tempatnya hanya satu yaitu di Nusakambangan, karena keamanannya menggunakan sistim "maksimum security", maka TPDI tetap berharap agar Gubernur NTT Frans Lebu Raya untuk bersikap lebih tegas dan katakan bahwa NTT tertutup bagi Napiter dan Napiter titipan karena tidak membawa manfaat bukan saja bagi Napiternya sendiri akan tetapi juga bagi Masyarakat NTT.
Gubernur NTT Frans Lebu Raya, Pers NTT dan Kepala BIN Daerah NTT, Drs. Daeng Rosada, telah membeberkan dengan jelas fakta-fakta tentang jumlah Lapas dan jumlah Napiter yang ditipkan yang menurut KABINDA NTT, Drs. Daeng Rosada, tidak kurang dari 10 Napiter dititip di 5 (lima) atau 6 (enam) Lapas di sejumlah Kabupaten di NTT seperti di Kabupaten Kupang, Atambua, Alor, Sumba Barat, Sumba Timur dan Kabupaten Ende. Kakanwil Kemenkum HAM NTT-pun membenarkan keberadaan Napiter titipan, karena statusnya Napiter titipan, maka sebenarnya tinggal selangkah lagi asal Gubernur NTT mau bersikap lebih progresif, maka NTT sudah bersih dari Napiter titipan.
Saat ini Yudi Kurniadi adalah Kakanwil Kemenkum HAM Provinsi NTT, maka orang yang paling bertanggung jawab terhadap seluruh Lapas di NTT berikut isinya termasuk siapa yang boleh berkunjung, berapa lama berkunjung, semuanya wewenang Yudi Kurniadi. Dengan demikian Yudi Kurniadi diharapkan merespons keinginan Gubernur NTT dan terutama Masyarakat NTT agar kebijakan menitip Napiter di NTT segera diakhiri dan yang sudah terlanjur segera dipulangkan ke Nusakambangan.
Jika Kementerian Humum dan HAM RI memerlukan SDM yang kompeten untuk membantu.proses deradikalisasi para Npiter maka NTT akan siap.membantu karena NTT memiliki banyak rohaniwan dan rohaniwati yang mampu melaksanakan tugas peran serta masyarakat membantu pemerintah memberantas terorisme.
PETRUS SELESTINUS
( KOORDINATOR TPDI & ADVOKAT PERADI)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar