Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Yenny Wahid Minta Masyarakat Berperan Cegah Terorisme
Matakatolik.Com- Upaya mengatasi terorisme tak dapat dilakukan oleh pemerintah saja. Namun, peran masyarakat dalam mencegah aksi terorisme sangat diperlukan.
Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Wahid Foundation Yenny Wahid, dalam siaran persnya, Senin (14/5/2018).
"Hasil riset Wahid Foundation mendapati, radikalisme berkaitan dengan intoleransi dan bisa berujung pada salah satu bentuk radikalisme yang ekstrem, yaitu terorisme yang kini masih jadi ancaman bagi bangsa," tutur Yenny Wahid.
Untuk itu, kata dia, Wahid Foundation mendorong peningkatan dukungan dan partisipasi masyarakat sipil, seperti ormas keagamaan, NGO, komunitas lokal, komunitas lainnya, dan sektor swasta dalam merespons radikalisme dan terorisme. Khususnya pada upaya-upaya pencegahan untuk mengurangi faktor-faktor yang mendorong radikalisme dan terorisme.
"Pemerintah dan masyarakat harus serius dalam upaya mengurangi peredaran materi-materi berisi kebencian," terangnya.
Berdasarkan hasil survei yang pihaknya lakukan, didapati bahwa materi berisi kebencian berkorelasi langsung dengan radikalisme. Karena itu, ia juga mendesak pengelola stasiun televisi, ormas-ormas keagamaan, dan para pengelola rumah ibadah dan pengajian untuk tidak memberi tempat bagi para penceramah yang mudah dan sering menyampaikan materi-materi berisi kebencian.
"Kami juga menyampaikan desakan agar penyedia layanan platform konten online mendedikasikan upaya untuk mengatasi peredaran konten-konten sosmed yang berisi ujaran kebencian," katanya.
Pada masyarakat luas, sambung Yenny, pihaknya menghimbau untuk tidak memberi tempat dan lingkungan yang nyaman bagi ideologi terorisme. Perbuatan seperti membuat pernyataan dan sikap-sikap yang justru mendukung mereka seperti ujaran kebencian dan aksi-aksi intoleransi.
"Kami mendesak partai politik dan para politisi untuk tidak menjadikan sentimen agama atau keyakinan sebagai alat politik yang dampaknya berbahaya bagi kehidupan dan persatuan bangsa Indonesia," ujarnya.
Matakatolik-Ervan Tou
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar