Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Seruan Moral Komisi Kerawam KWI Dalam Pilkada Serentak 2018
Matakatolik.Com - Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menyampaikan seruan moral terkait Pilkada Serentak 2018. KWI mencatat, sebagai bagian bangsa Indonesia, umat Katolik terpanggil untuk ikut merawat dan
memajukan kehidupan demokrasi yang sehat, bersih, dan bermartabat.
Menurut KWI, Pilkada serentak yang
berlangsung di 171 daerah menjadi momentum untuk menghayati semboyan “100% Katolik dan 100% Indonesia” sebagaimana telah diajarkan oleh leluhur kita Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ.
Oleh karena itu, dalam rangka pemilihan kepala daerah ini, ada beberapa hal yang baik untuk kita perhatikan bersama.
Pertama, politik pada dasarnya baik karena sarana untuk mewujudkan kesejahteraan bersama (bonum commune). Politik sendiri mengandung nilai-nilai luhur seperti pelayanan, pengabdian, pengorbanan, keadilan, kejujuran, ketulusan, solidaritas, kebebasan, dan tanggungjawab. Jika nilai-nilai itu dihidupi dan menjadi pegangan dalam hidup berbangsa, maka politik akan
menjadi salah satu bidang kehidupan yang amat mulia. Politik menjadi tampak tidak baik, suram, dan kotor karena para pelaku atau aktor politiknya yang sering mengabaikan nilai-nilai tersebut.
Kedua, umat Katolik dipanggil dan diutus oleh Allah untuk menjadi garam dan terang dunia (bdk. Mat.15:13-14). Dalam konteks Pilkada ini, garam dan terang dunia itu dapat diupayakan dengan menjadi pemilih yang baik, bijak, dan cerdas; menjadi bagian dari panitia penyelenggara dalam berbagai tingkatan; menjadi kandidat yang bersaing dengan cara-cara yang bermartabat. Pilkada merupakan kesempatan untuk menghidupi nilai-nilai kristiani yang universal.
Oleh karena itu, kehidupan politik harus selalu berada dalam batas-batas moral
sehingga kehidupan bersama yang lebih baik akan menjadi kenyataan (bdk. Gaudium et Spes no. 74).
Ketiga, dalam rangka mensukseskan pesta demokrasi tersebut, maka umat Katolik dalam pemilihan kepala daerah ini diharapkan menjadi pemilih yang cerdas, bertanggungjawab, dan proaktif. Artinya mau meluangkan waktu untuk mengecek nama di Daftar Pemilih Tetap (DPT), datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk memberikan hak suara, dan ikut mengawasi
penghitungan suara.
Kemudian, masyarakat harus memilih secara rasional, artinya umat Katolik mengetahui kandidat yang akan dipillih
dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai media yang dipercaya.
KWI juga berharap agar umat Katolik ikut menolak politik uang. Artinya umat Katolik berani menolak uang atau barang apapun
yang diberikan dengan maksud agar mereka memilih calon tertentu.
Masyarakat juga diharapkan untuk memilih kandidat yang beriman, mengamalkan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan
berani bersikap tegas menolak radikalisme dan segala bentuk intoleransi.
KWI juga mendorong umat Katolik agar dapat memilih kandidat yang dapat memperjuangkan kepentingan umum dan aspirasi Gereja Katolik.
Kemudian, memilih kandidat yang mempunyai rekam jejak yang baik dan berdasarkan suara hati dan bukan karena adanya tekanan dan pesanan
tertentu.
Masyarakat juga diminta untuk peka dan peduli dengan sesama pemilih, khususnya mereka yang mengalami sebagai Kandidat agar berkampanye bersih
dan tidak mempolitisasi SARA.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar