Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Keberagaman Harus Dikelola Dengan Baik
Matakatolik.Com - Keberagaman bangsa Indonesia yang memiliki ciri khas dan karakteristik sendiri harus dapat dipelihara dan dikelola dengan baik. Hal tersebut bermaksud agar keberagaman yang kita miliki tak hanya slogan, tapi benar-benar kita rasakan demi terwujudnya NKRI yang aman dan damai.
"Keberagaman ini tak bisa dibiarkan begitu saja tapi harus dikelola dengan baik," kata pengamat politik LIPI, Syamsudin Haris dalam Diskusi Politik yang bertajuk "Radikalisme di Tubuh Partai Politik"? yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Nasional Vox Point Indonesia, di Sanggar Prathivi Building, Jl. Pasar Baru Selatan, No. 23, Jakarta Pusat, Rabu (30/5/2018).
Menurut dia salah satu cara untuk memerangi gerakan radikalisme adalah dengan mengelola budaya bangsa. Salah satunya menjaga toleransi antar umat beragama.
Lebih jauh Syamsudin mengatakan gerakan radikalisme disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya tekhnologi.
"Dimana sekarang teknologi memfasilitasi radikalisme. Saya sungguh-sungguh cemas dengan situasi kita, walaupun TNI dan Polri kompak. Tapi, itu tak cukup," ungkapnya.
Menurut dia persoalan radikalisme harus menjadi musuh bersama. Apalagi, saat ini sudah masuk ke ranah kampus dan sekolah.
"Radikalisme sudah masuk ke Sekolah dan kampus. Ada yang menggiring dosen dan kepseknya. Ini sangat mengkhawatirkan," tegas dia.
Selain itu, Syamsudin mengatakan salah satu penyebab munculnya gerakan Radikalisme adalah inkonsistensi negara.
"Saya ulangi lagi faktor inkonsistensi negara dalam penegakan hukum belum maksimal. Contoh kalau masyarakat Papua bawa sesuatu dikejar, tapi kalau bendera ISIS dibiarkan. Ini mestinya tak demikian," ungkapnya.
Ia menilai persoalan ini adalah fenomena pembiaran oleh pemerintah. "Saya mengatakan ada fenomena pembiaran yang bisa membuka peluang kelompok radikal ini membesar," pungkas dia.
Matakatolik - Ervan Tou
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar