Ket. Foto: Politisi Gerindra: Haposan Paulus Batubara
Matakatolik.Com-Haposan Paulus Batubara, umat gereja Katolik St. Yohanes
Penginjil-Blok B, menegaskan pelayanan yang total tidak boleh berhenti di Altar
saja. Sebagai Prodiakon, Haposan begitu ia disapa, selalu mau bekerja melebih
standar yang ada.
“Saya
memberikan diri untuk pelayanan di Altar Tuhan sebagai Prodiakon. Pelayanan
tidak boleh berhenti di Altar saja. Pelayanan kita harus melampaui standar yang
ada. Setiap orang yang terpanggil untuk melayani harus keluar dari kenyamanan
kita. Kita harus merasakan langsung perjuangan orang yang kita layani.
Melibatkan diri secara nyata dalam kehidupan masyarakat tentu menjadi lebih
bernilai dan bermakna,” jelas pria kelahiran Jakarta, 6 Oktober 1960 ini.
Ketua
Bidang Humas dan Publikasi Pengurus Pusat Kristen Katolik Indonesia
Raya (KIRA) partai Gerindra ini memutuskan memilih bidang politik sebagai wadah
pelayanannya.
“Selain
sebagai prodiakon, saya juga “bermain” di pasar sebagai politisi
sehingga bisa bersentuhan langsung dengan masyarakat,” jelas lulusan Sarjana
Hukum Trisakti 1984 ini.
Politisi
Gerindra ini menjelaskan pada awalnya ia sangat benci politik.
Kebencian ini karena ia sering mendengar penilaian orang tentang politik itu
kotor. Namun sejak menjadi ketua seksi Kerasulan Awan (Kerawam)-paroki St.
Yohanes Penginjil Blok B dua tahun berturut-turut, ketertarikannya terhadap
politik mulai tumbuh. Ia mulai menyadari apa arti perutusan menjadi Garam dan
Terang Dunia.
“Awalnya
saya sangat benci politik. Banyak orang mengatakan politik itu kotor, politik
itu gelap. Segala sesuatu yang berbau politik konotasinya selalu kotor. Namun
ada titik balik dalam diri saya. Sejak saya dipercayakan sebagai ketua seksi
Kerawam, saya sering mengikuti diskusi dan dialog antar agama, diskusi-diskusi
politik. Sejak itulah saya mulai menepis anggapan dan cara pandang politik
itu kotor. Saya jatuh cinta dengan poitik. Saya berpikir mesti ada orang-orang Katolik yang terlibat aktif dalam politik. Saya pun putuskan mulai aktif
dipolitik,” cerita mantan ketua seksi Kerawan-paroki St. Yohanes Penginjil Blok
B dua Periode ini.
Menurut
anggota Team Bantua Hukum Paroki St. Yohanes Penginjil-Blok B ini, pada
perinsipnya politik itu baik dan mulai. Keterlibatan dalam bidang politik
mesti dilihat sebagai sebuah panggilan yang suci. Politik itu mengatur
kesejahtraan dan kebaikan masyarakat umum (Bonum Commune).
Maka sebagai orang katolik saya merasa diteguhkan untuk terlibat aktif dalam bidang politik. Keteguhan Haposan dalam politik, karena ia terinspirasi oleh seruan Paus Fransiskus yang mendorong umat Katolik untuk berpartisipasi aktif dalam politik.
Maka sebagai orang katolik saya merasa diteguhkan untuk terlibat aktif dalam bidang politik. Keteguhan Haposan dalam politik, karena ia terinspirasi oleh seruan Paus Fransiskus yang mendorong umat Katolik untuk berpartisipasi aktif dalam politik.
Dalam
homilinya pada 16 September 2013 lalu di Domus Santa Martha, Paus Fransiskus
menolak gagasan bahwa “orang Katolik yang baik tidak ikut campur dalam politik.”
“Itu
tidak benar. Itu bukan jalan yang baik,” tegas Bapa Suci, seperti dilaporkan
Radio Vatikan.
“Sorang
Katolik yang baik ia hendaknya ikut terlibat dalam bidang politik, dengan
memberikan yang terbaik dari dirinya sendiri.”
“Tak
satu pun dari kita mengatakan, saya tidak ada hubungannya dengan politik,
mereka yang mengatur,” kata Paus Fransiskus.
Sebaliknya,
ia menekankan umat Katolik harus merasa ikut bertanggung jawab untuk
berpartisipasi dalam politik sesuai dengan kemampuan mereka, dan dengan cara
ini Anda ikut bertanggung jawab.
“Berpolitik,
sesuai dengan Ajaran Sosial Gereja, merupakan salah satu bentuk tertinggi dari
karya amal, karena melayani kepentingan umum,” jelasnya. “Eh, saya tidak bisa
mencuci tanganku? Kita semua harus memberikan sesuatu!”
Dia
mencontohkan bahwa kadang-kadang orang mengkritik pemimpin mereka,
mengeluh tentang ” hal-hal yang tidak berjalan dengan baik.”
“Jangan
hanya mengeluh, kita harus memberikan diri kita sendiri – ide-ide
kita, saran kita, dan doa-doa kita,” kata Bapa Suci.
Bertolak
dari pernyataan paus Fransiskus ini, Ketua DPP Bidang Agama Katolik
partai Gerindra ini, melihat politik sebagai jalan yang sangat strategis
untuk memperjuangkan kesejahteraan dan aspirasi masyarakat.
Bagi
Haposan, ruang politik menjadi tempat yang sangat strategis untuk memperjuangkan
kesejahtraan rakyat. Jika menginginkan kesejahtraan rakyat, maka aktiflah dalam
dunia politik.
“Jika
kita menginginkan suatu perubahan, maka kita harus terlibat di dalam
pengambilan kebijakan-kebijakan untuk kesejahtaran tersebut. Bidang politik
menjadi jalan yang paling strategis bagi kita untuk terlibat dalam menentukan
kebijakan untuk kebaikan bersama (Bonum Commune) bagi
masyarakat,” jelas Ketua Lingkungan Romo Sanjoyo Paroki Yohanes Penginjil Blok
B ini.
Wakil
Pemimpin Umum Vox Point Indonesia ini menegaskan dalam berpolitik harus
memiliki panduan berpolitik dan kepentingan rakyat menjadi prioritas yang
diperjuangkan sehingga tidak mudah jatuh dalam kubangan korupsi.
“Sebagai
orang Katolik, saya memiliki Ajaran Sosial Gereja sebagai panduan dalam
memperjuangkan kesejahtraan bersama,” tutup Haposan.
North
Tidak ada komentar:
Posting Komentar