Matakatolik.com-Seorang anggota Ordo Malta, yang
organisasi kesatria yang berasal dari Perang Salib, diskorsing setelah menulis
sebuah buku yang kontroversial tentang Paus Fransiskus.
Henry Sire, seorang sejarawan tamatan
Oxford dan seorang ksatria dalam tatanan kuno selama hampir dua dekade,
mendapat kecaman karena menulis buku yang dianggap sebagai "serangan
keji".
Sire
baru-baru ini menerbitkan buku yang diberi judul The Dictator Pope, yang menggambarkan Paus asal
Argentina itu sebagai sosok otoriter dan manipulatif.
Melalui buku itu, Sire mengklaim era
kepausan Fransiskus adalah yang paling tirani dan tidak berprinsip
pada zaman moderen.
"Ketika tidak ada kamera
televisi, Paus Fransiskus berubah menjadi orang lain: arogan, tidak suka dengan
orang lain, vulgar dalam bahasanya dan terkenal karena ledakan kemarahannya
yang kejam yang diketahui semua orang, dari kardinal sampai pengemudi
mobil," tulis sejarawan itu.
Sire juga mengklaim dalam bukunya
bahwa Fransiskus terpilih sebagai Pemimpin Umat Katolik Dunia berkat bantuan
para "mafia" kardinal progresif.
Dalam sebuah cuitan baru-baru ini,
Sire juga menggambarkan Paus sebagai monster yang menduduki tahta kepausan.
Perselisihan ini adalah pertempuran
terbaru antara mereka yang mendukung Paus Fransiskus dan kaum konservatif, yang
sangat menentang sentuhan populis dan agenda reformasinya.
Kaum konservatif marah dengan saran
Bapa Suci umat Katolik itu, yang mengatakan bahwa pasangan yang bercerai dapat
diizinkan untuk menerima Komuni Suci.
Sire, yang mendapat gelar ksatria
sejak 2001, dikontrak untuk menulis sejarah dan hidup Paus dari tahun 2013
hingga 2017 di markas besarnya di Roma.
Buku
itu diterbitkan secara elektronik pada tahun 2016, tetapi Sire kemudian menulis
buku kedua, tanpa sepengetahuan kelompok ksatria, tentang Fransiskus dan
kepausannya, yang kontroversial. Buku kedua ini, seperti dilansir Catholic Herald dari media Tablet, diluncurkan dalam bahasa Italia dan Inggris.
Awalnya buku itu diterbitkan dengan
nama pena, Marcantonio Colonna, yang merupakan nama seorang bangsawan Italia
yang bertempur di Perang Lepanto pada 1571. Saat itu pasukan angkatan laut
Eropa menciptakan kekalahan besar bagi Kekaisaran Ottoman di lepas pantai
Yunani.
Namun identitas penulis buku itu
sebenarnya adalah Sire, yang merupakan seorang konservatif Katolik dan pernah
mempertanyakan reformasi liberalisasi Konsili Vatikan II pada 1960-an.
Menurut media Catholic Herald,
setelah ini terungkap, para ksatria di Ordo Malta mengambil keputusan
untuk menangguhkannya dari tugas.
Pengurus
Ordo itu menyatakan sangat mengutuk serangan keji terhadap Paus. "Ordo
Malta memisahkan diri dari posisi yang disampaikan dan menganggap isi buku itu
merupakan pelanggaran berat kepada Yang Mulia, Paus Fransiskus," demikian
pernyataan Ordo, seperti dilansir Telegraphpada 23
Maret 2018. Investigasi internal telah diluncurkan.
Sire, 68, yang lahir di Barcelona dan
memiliki keturunan Prancis, menjalani pendidikan di Stonyhurst College di
Lancs. Dia kemudian belajar sejarah di Exeter College, Oxford. Dia mengeluarkan
pernyataan yang mengklaim sanksi yang diterimanya melanggar hukum.
"Proses hukum terhadap saya
sepenuhnya ilegal," kata Sire, yang mengklaim sanksi itu justru melanggar
peraturan ordo itu sendiri.
Ordo Malta memiliki reputasi sebagai
sebuah badan amal Katolik yang menyediakan tempat perawatan, klinik dan bantuan
lain untuk orang-orang di zona konflik dan daerah yang dilanda bencana alam.
Didirikan pada abad ke-11 untuk
melindungi para peziarah yang melakukan perjalanan ke Tanah Suci, Orde Pegawai
Militer Internasional dari St. John of Jerusalem, Rhodes dan Malta memiliki
sekitar 25.000 karyawan, yang dibayar, dan lebih dari 80.000 sukarelawan di
seluruh dunia.
Ordo
ini adalah entitas berdaulat yang memiliki status pengamat di PBB dan
memelihara hubungan diplomatik dengan lebih dari 100 negara. Paus Fransiskus belum
menanggapi soal buku ini.
Matakatolik
Sumber:
Tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar