Matakatolik.com- Gereja Katolik Australia di desakan agar bertanggung jawab
dan mengurusi tindak kejahatan yang dilakukan kalangan gereja di luar negeri
seperti Papua Nugini dan Filipina.
Seruan itu muncul dari Direktur
Eksekutif Dewan Kebenaran, Keadilan dan Perujukan Gereja Francis Sullivan di
saat polisi di Papua Nugini baru saja menyelesaikan penyelidikan mengenai
tuduhan bahwa seorang pastur asal Australia yang bekerja dengan anak-anak,
telah menyentuh siswa dengan tidak senonoh.
Sullivan menjelaskan ada contoh bahwa
pastor yang dituduh melakukan tindak seksual kemudian dikirim ke luar negeri,
meski dia tidak mengatakan bahwa hal tersebut merupakan kesengajaan.
Namun dia mengatakan bahwa gereja perlu
juga mengurusi korban di luar negeri sampai seperti dengan korban di Australia,
dan guna memastikan mereka mendapat keadilan.
"Pihak berwenang dalam Gereja
Katolik perlu menunjukkan bahwa mereka bertanggung jawab atas tindakan mengapa
mereka memindahkan para pastor yang memiliki sejarah buruk, ketika mereka
berada di luar negeri." katanya kepada program Pacific Beat ABC.
Empat tahun lalu laporan media
mengungkapkan bahwa pastor Roger Mount menghabiskan puluhan tahun bekerja di
PNG setelah dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap remaja laki-laki di
Australia di tahun 1960-an.
Tuduhan juga diarahkan ke Dennis
McAlinden yang pernah bekerja di PNG selama beberapa tahun, namun meninggal di
tahun 2005 tanpa pernah kasusnya dibawa ke pengadilan.
"Dalam kasus di mana pelakunya
pernah diketahui memiliki sejarah pelecehan, maka Keuskupan atau badan yang
mengirim mereka dari Australia harus bertanggung jawab terhadap mereka, bahkan
bilapun mereka bertugas di luar negeri. Mereka harus bertanggung jawab sama
dengan apa yang dilakukan terhadap korban di Australia." kata Sullivan.
Seruan
audit bagi pastor yang dikirim ke luar Australia
Sullivan juga mendukung usulan untuk
melakukan audit terhadap para pastor yang dikirim ke luar negeri khususnya
setelah penyelidikan pemerintah menyebutkan bahwa antara tahun 1950-2009, 7
persen pastur dituduh melakukan pelanggaran seksual terhadap anak-anak di
Australia.
"Ini adalah untuk pertama kalinya
di dunia bahwa buku Gereja Katolik dibuka dan dianalisa oleh penyelidikan
independen." kata Sullivan. "
"Memang menyedihkan, namun ini
penting dilakukan."
"Dan prinsip yang sama mesti
dilakukan terhadap kemana saja para pastor itu ditempatkan ketika mereka di
luar negeri."
Sementara itu, seorang pastor asal
Australia yang saat ini bertugas di kota Alotau di PNG sedang diselidiki oleh polisi
setempat dengan tuduhan memegang-megang murid sekolah perempuan.
Tuduhan itu dibawa ke polisi oleh Wendy
Stein, seorang suster perawat asal Australia yang menjalankan klinik keluarga
berencana bagi perempuan yang tinggal di Alotau dan di kawasan terpencil di
daerah tersebut.
Dia melapor ke polisi bulan September
lalu setelah didekati oleh sejumlah guru di sana.
"Mereka sudah menyampaikan laporan
ke Uskup, dengan surat yang ditandatangani delapan guru." kata Stein.
"Mereka tahu tindakan itu keliru,
mereka pergi ke rumah pastor malam-malam dan juga kemudian bertemu dengan uskup."
Dalam penyelidikan yang dilakukan Uskup
Alotau Rolando Santos bulan Maret lalu disebutkan bahwa tuduhan itu tidak
memiliki dasar.
Namun tuduhan itu tidak menghilang, dan
Uskup Santos kemudian membawa kasus tersebut ke polisi.
Polisi setempat mengatakan bahwa
penyelidikan yang mereka lakukan selama enam bulan sekarang sudah selesai dan
akan segera mengeluarkan keputusan.
Matakatolik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar