Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Seruan Organisasi Kemahasiswaan dan Kepemudaan Untuk Bangsa
Matakatolik.com- Organisasi Kemahasiswaan dan Kepemudaan nasional menyerukan sikap terkait peristiwa yang terjadi belakangan ini. Peristiwa berupa intimidasi kepada tokoh agama dan teror terhadap rumah ibadah. Mereke menilai peristiwa ini memilukan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia.
Beberapa kejadian ini antara lain, kepada ulama, tokoh NU, dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah, Cicalengka, Bandung, KH. Umar Basri pada tanggal 27 Januari 2018. Korban lain Ulama sekaligus Pimpinan Pusat Persis, H. R. Prawoto, dianiaya hingga meninggal oleh orang tak dikenal pada tanggal 1 Februari 2018.
Peristiwa lain yakni persekusi terhadap Biksu Mulyanto Nurhalim dan pengikutnya di Desa Caringin, Kec. Legok, Kab. Tangerang pada tanggal 7 Februari 2018. Yang lebih mengerikan serangan terhadap peribadatan di Gereja St. Ludwina, Desa Trihanggo, Kec. Gamping, Sleman pada tanggal 11 Februari 2018. Akibat peristiwa ini, Romo Prier dan pengikutnya mengalami luka berat akibat sabetan senjata tajam.
Perusakan masjid di Tuban, Jawa Timur dan pelecehan terhadap rumah ibadah umat beragama Hindu di Bima, NTB, pada tanggal 12 Februari 2018.
Mereke menyebut dampak dari beberapa peristiwa ini adalah terganggunya stabilitas keamanan daerah dan nasional yang dapat memicu konflik horizontal yang lebih besar. Oleh karena itu, persoalan-persoalan intoleransi dan radikal ini harus segera ditangani sehingga konflik sekecil apapun dapat segera diselesaikan dengan serius dan tuntas.
"Sayangnya, kami melihat belum ada penanganan yang sistematis dan efektif dari berbagai lembaga terkait. Setiap lembaga masih bergerak sendiri tanpa ada koordinasi yang sinergis. Tindakan pencegahan yang terencana, sistematis, dan berkesinambungan masih belum terlaksana dengan baik".
Bertempat di Monumen Gong Perdamaian Dunia di kota Ambon, kelompok Organisasi Kemahasiswaan dan Kepemudaan Nasional dengan ini menyatakan:
1. Mendesak Presiden untuk menginstruksikan seluruh jajaran pemerintahan agar bekerjasama dengan solid, sinergis, dan responsif dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kebangsaan dan intoleran.
2. Mendesak Kepala BIN, Kapolri, Panglima TNI untuk berkoordinasi dalam mengungkap aktor intelektual dari rangkaian kasus yang telah terjadi serta mengoptimalkan tindakan preventif agar kejadian yang sama tidak terulang lagi.
3. Mengajak segenap elemen bangsa antara lain pejabat publik, tokoh agama, tokoh masyarakat, elit partai politik, pimpinan ormas, dan lainnya untuk turut mengkondusifkan keadaan serta tidak mengeluarkan pernyataan yang provokatif.
4. Menginstruksikan seluruh anggota dari organisasi HMI, PMII, GMNI, PMKRI, IMM, HIKMAHBUDHI, KMHDI, KAMMI, HIMA PERSIS, Pemuda Muslimin Indonesia, SEMMI, Gema Mathla'ul Anwar, GPII, IPTI, HIMMAH, dan GMKI, untuk menjaga ikatan persaudaraan serta berperan aktif dalam mengedukasi masyarakat tentang harmoni kebangsaan berdasarkan Pancasila, UUD 1945.
5. Menghimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi dengan isu yang dapat memecah-belah kerukunan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Demikian pernyataan sikap bersama Organisasi Kemahasiswaan dan Kepemudaan Nasional.
Ambon, 14 Februari 2018
Atas nama Organisasi Kemahasiswaan dan Kepemudaan Nasional
Ahmad Nawawi (Ketua Umum DPP GEMA Mathla'ul Anwar)
Juventus Prima Yoris Kago (Ketua Presidium PP PMKRI)
M. Muhtadin Sabily (Ketua Umum PB Pemuda Muslimin Indonesia)
Mulyadi P. Tamsir (Ketua Umum PB HMI)
Putu Wiratnaya (Presidium PP KMHDI)
Ali Muthohirin (Ketua Umum DPP IMM)
Nizar Ahmad Saputra (Ketua Umum PP HIMA PERSIS)
M. Azizi Rois (Ketua Umum DPP SEMMI)
Agus Mulyono Herlambang (Ketua Umum PB PMII)
Irfan Ahmad Fauzi (Ketua Umum PP KAMMI)
Sugiartana (Ketua Presidium HIKMAHBUDHI)
Robaytullah Kusumajaya (Ketua Umum DPP GMNI)
Aminullah Siagian (Ketua Umum PP HIMMAH)
Masri Ikoni (Ketua Umum PB GPII)
Sahat Martin Philip Sinurat (Ketua Umum PP GMKI)
Ardy Susanto (Ketua Umum DPP IPTI)
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar