Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Mekeng Marah dan Kutuk Keras Penyerangan Gereja Santa Lidwina Sleman
Matakatolik.com- Ketua Korbid Pemenangan Pemilu Wilayah Timur DPP Partai Golkar, Melchias Markus Mekeng, mengungkapkan kemarahannya dan mengutuk keras aksi penyerangan di Gereja Santa Lidwina Sleman, Yogyakarta, pada Minggu (11/2/2018) pagi. Dia meminta aparat penegak hukum memproses pelaku penyerangan dengan hukuman berat agar terjadi efek jera, sehingga insiden memalukan seperti ini tidak terulang kembali.
Seperti diberitakan, penyerang Gereja Santa Lidwina Sleman Minggu pagi diketahui bernama Suliyono asal Banyuwangi, Jawa Timur. Suliyono menyerang umat dengan pedang. Penyerangan itu mengakibatkan empat orang korban luka-luka yakni Romo Prier dan tiga orang jemaat. Atas kejadian serangan ini Kapolres Sleman, AKBP M Firman Lukmanul Hakim di lokasi, Minggu pagi memastikan bahwa kronologi pelaku penyerangan telah dilumpuhkan. Terkonfirmasi bahwa penyerang masuk gereja dan menyerang pakai pedang panjang.
"Aparat hukum harus segera memproses pelaku penyerangan Gereja Santa Lidwina, dan beri ganjaran hukuman yang berat terhadapnya. Negara ini bisa hancur akibat ulang orang-orang seperti ini, yang tidak pernah mau menerima kenyataan bahwa masyarakat Indonesia itu heterogen, plural. Indonesia itu warganya heterogen, bukan homogen. Indonesia kuat karena realitas heterogenitas yang ada, yang dianungi oleh Empat Pilar yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Mekeng yang juga Ketua Komisis XI DPR RI.
Dihubungi per telpon Minggu pagi, Mekeng mengatakan, umat Kristiani di Indonesia, lebih-lebih di kawasan timur Indonesia terluka oleh insiden kekerasan semacam ini. “Bagaimana mungkin umat Katolik yang sedang beribadah di gerejanya sendiri bisa diserang dengan cara vulgar seperti ini? Partai Golkar sebagai partai nasionalis yang sangat menjunjung tinggi keanekaragaman masyarakat Indonesia, akan memantau kinerja aparat penegak hukum melalui otoritas fraksinya di DPR. Partai Golkar akan membahas secara mendalam kasus kekerasan bertendensi sektarianisme seperti ini dengan Polri,” ujar Mekeng memberi warning.
Mengantisipasi dampak negatif dari insiden Gereja Santa Lidwina Sleman, politisi Katolik berdarah Sikka-Flores kelahiran Jakarta ini mengimbau seluruh umat Kristiani khususnya di wilayah timur Indonesia untuk tetap tenang, dan mempercayakan penanganan kasus ini kepada aparat penegak hukum. “Umat Kristiani harus tetap tenang dan perlu terus mengedepankan prinsip cinta kasih serta penghormatan terhadap supremasi hukum yang berlaku di negeri ini,” ujar Mekeng.
Anggota DPR RI dari Dapil NTT-1 yang meliputi Kabupaten Sikka, Flores Timur, Lembata, dan Alor ini mengimbau seluruh warga bangsa untuk tetap menjaga rasa persatuan nasional. Jika dicermati secara mendalam, insiden semacam ini merupakan modus teror psikologis untuk merongrong rasa persatuan, dengan cara memicu kecurigaan antar-anggota masyarakat, untuk akhirnya melemahkan ikatan dan rasa kemanusiaan diantara warga bangsa Indonesia.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar