Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Lelah Menghadapi Konten Negatif Menkoinfo mengajak Tokoh Agama
Matakatolik.com - Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, memberi perhatian khusus pada situs-situs dan media sosial yang kontennya negatif sebagai bentuk pencegahan terhadap cyber crime yang marak terjadi akhir-akhir ini. Hal ini diungkapkannya pada diskusi Interaktif di Gedung Kuningan Place, Lumina Tower, Jakarta Selatan. (Kamis, 18/1/18)
Menteri Kominfo mengatakan sangat bangga karena diundang dalam acara yang bertemakan Be Social Media Peacemakers, Gerakan Nasional Literasi Media dan Deklarasi Umat Kristiani Anti Hoax tersebut.
“Saya senang karena diundang kesini. Jadi, saya tidak perlu datang terlebih dahulu. Seharusnya saya yang datang terlebih dahulu karena itu tugas saya sebagai menteri Kominfo," ungkapnya.
Lebih lanjut ia menerangkan bahwa situs-situs dan medsos yang berisi hal yang terlarang begitu banyak. Oleh karena itu pemerintah telah menyiapkan alat yang baru untuk membersihkan konten-konten yang terlarang. Alat itu untuk memberantas konten negatif, mesin sensor, dimana sistem perangkat Penngendali Proaktif.
"Alat itu memiliki cara kerja sistem dengan cara crawling konten. Kasarnya mesin pengais yang kerjanya tiap saat, tiap jam. Menyangkut situs dan medsos yang paling banyak, mohon maaf memang yang berkaitan dengan asusila, pornografi. Pornografikan bertentangan dengan UU kita," paparnya.
Selain itu Rudiantara bersama timnya pernah menemukan hal-hal yang bersifat radikalisme dan mengarah kepada terorisme, perdagangan manusia dan kejahatan-kejahatan kemanusiaan yang lainnya. Oleh karena itu Rudi mengambil langkah menutup situs-situs yang meresahkan tersebut.
"Ratusan ribu situs telah kita tutup, kita block dan lain sebagainya. Jadi di blok terus-terusan, ada lagi-ada lagi. Sebenarnya kita sudah lelah dengan bekerja hanya memblok dan menghapus setiap hari karena belum terlalu efektif. Ini seperti semboyan Siliwangi, Esa hilang dua terbilang (mati satu akan muncul dua)," ujarnya.
Untuk itu Rudiantara mengajak KWI, PGI, MUI, PBNU, PHDI, WALUBI dan MATAKIN agar bersama melawan situs-situs dan konten-konten negatif. Menurutnya pemuka agama akan sangat efektif karena memiliki umat yang akan mendengarkan mereka.
"Saya lelah kalau saya bekerja sendiri menghadapi situs-situs dan medsos yang kontennya negatif itu. Dengan mengajak tokoh-tokoh agama sebagai agen perubahan, sebagai peacemakers bagi saya sangat penting. Karena merekalah yang lebih dekat dengan umat. Saya pikir umat akan lebih mendengar pimpinannya daripada saya," tutupnya.
Willy Matrona - Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar