Mata Katolik
Popular Readers
-
Matakatolik.com -Sejumlah tokoh nasional yang menggeluti bidang agama dan perdamaian hadiri acara Forum Titik Temu, di Ritz Carlton Hotel...
-
M ATAKATOLIK, Jakarta - Yohanes Handojo Budhisedjati ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). Handojo diper...
-
Matakatolik.com -Untuk Abdul Somad: Saya Tak Butuh Ucapan Selamatmu, Dan Jangan Urusi Iman Agamaku Saya tak pernah mengurusi keyakinan...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Paus Fransiskus, yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio adalah pemimpin Gereja Katolik Roma saat ini. D...
-
Matakatolik.Com - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memulai penataan ulang ( refarming ) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz di 9 klast...
-
Jakarta, MATAKATOLIK.COM - Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia dikabarkan akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dala...
-
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Ormas Katolik Vox Point Indonesia ikut mendukung re...
-
MATAKATOLIK.COM, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia(Polri) akan menggerakkan 4.520 personel keamanan, guna untuk mengamankan, pemimpin...
Solusi Untuk Anda!
Berdayakan Ekononi Umat, Paroki Laktutus Bagikan Anakan Kopi
Matakatolik.com - Umat tak hanya diberikan santapan rohani, tetapi juga diberdayakan secara ekonomi. Itulah yang dilakukan Pater Yohanes Kristo Tara, OFM pastor Paroki Laktutus, Kesukupan Atambua, Kabupaten Belu, NTT.
Salah satu upaya pemberdayaan ekonomi umat itu adalah dengan membagikan bibit kopi kepada umat. Paroki juga memberikan contoh dengan menanam kopi di area seluas 5-6 hektare di bukit Laktutus. Bukit Lakutus merupakan hutan adat. Kopi-kopi ini nanti akan menjadi milik paroki.
Pater Kristo mengatakan 12.000 pohon kopi telah ditanam di bukit Laktutus pada Kamis (4/1/2018). Hadir pada kesempatan itu, Uskup Atambua Mgr Dominikus Saku, Pr, Deken Belu, Bupati Belu, SKPD Kabupaten Belu dan umat paroki Laktutus.
"Masih ada 30.000-an bibit yang akan dibagikan ke umat untuk tanam di kebun masing-masing. Mimpi besar kita, ke depan Laktutus bisa menjadi salah satu sentra penghasil kopi di Belu," ujar Pater Kristo.
Pater Kristo menjelaskan program penanaman kopi ini merupakan bagian dari program Paroki Laktutus sebagai upaya untuk meningkatkan ekonomi umat sesuai dengan potensi lokal. Program ini juga merupakan terjemahan lanjutan dari Arah Dasar Keuskupan Atambua dengan fokus peningkatan ekonomi umat.
"Sejak tahun lalu, Paroki Laktutus menerjemahkan Arah Dasar Keuskupan ini melalui Budidaya Kopi sebagai salah satu program fokus. Umat diajak, dianimasi untuk mulai membangun kesadaran baru dalam meningkatkan ekonomi melalui budidaya tanaman jangka panjang sesuai potensi lokal, yakni kopi. Setiap kepala keluarga diwajibkan menanam kopi di kebun masing-masing, minimal 100 pohon," ujar pastor asal Flores ini.
Program penanaman kopi ini kemudian dilanjutkan pada tahun 2018 ini. Untuk mengatasi ketersediaan bibit kopi, Paroki menggerakan umat untuk persemaian bibit sejak bulan agustus 2017. "Saat ini masih ada sekitar 30-ribuan bibit kopi yang akan dibagikan kepada umat untuk ditanam di kebun masing-masing sepanjang bulan Januari," ujarnya.
Pater Kristo mengaskan Gereja tentu tidak bisa menyelesaikan mimpi besar peningkatan ekonomi umat sendiri. Karena itu, baik Keuskupan maupun Paroki menjadikan pemerintah setempat sebagai mitra kerja.
"Bupati Belu sendiri amat antusias mendukung dan mengintervensi program-progam Gereja yang berkaitan dengan peningkatan ekonomi dan lingkungan hidup. Misalnya, tahun ini ada 3 paroki yang mendapat dana hibah dari Pemda untuk pembangunan Gereja. Tetapi sebagai kompensasinya, Gereja mesti melakukan sejumlah kegiatan pelestarian lingkungan hidup seperti reboisasi lahan kritis atau peningkatan ekonomi (tanam kopi). Karena itu, dalam kegiatan hari ini, Bupati dan SKPD hadir bersama Gereja menanam kopi di bukit Laktutus," pungkas Pater Kristo.
Matakatolik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar