Headline News

Apakah Paus Fransiskus Akan Sebut 'Rohingya' di Myanmar?



Matakatolik.com-PausFransiskus sudah tiba Senin (27/11) dalam lawatannya di Myanmar, yang dituduh melakukan pembersihan etnis atas umat MuslimRohingya di negara bagianRakhine.

Banyak yang menanti apakah Paus akan menggunakan rujukan 'Rohingya' atau tidak selama berada di negara itu karena pihak berwenang Myanmar menolak istilah tersebut dengan alasan akan memicu kemarahan umat mayoritas Budha.

Paus sebelumnya menggunakan rujukan 'saudara pria dan perempuan Rohingya kita' saat mengecam kekerasan atas mereka.

Namun Uskup Agung Yangon, Kardinal Charles Maung Bo, sudah meminta agar Paus tidak menggunakan istilah itu demi mencegah kemarahan warga setempat.

Juru bicara Vatikan, Greg Burke, mengatakan kepada para wartawan bahwa Paus menanggapi serius saran yang diberikan namun menambahkan." Kita akan mengetahuinya dalam kunjungan itu... itu bukan kata yang dilarang."

Pemerintah Myanmar merujuk kepada umat Muslim Rohingya sebagai orang Bengali, yang dianggap masuk secara gelap dari Bangladesh.

Dengan cara pandang bahwa mereka adalah pendatang gelap, maka pemerintah juga tidak memberikan kewarganegaraan kepada orang Rohingya.

Dalam lawatan di Myanmar ini, Paus -selain bertemu dengan umat Katolik- juga direncanakan bertemu dengan pemimpin Aung San Suu Kyi dan pimpinan militer di ibu kota Naypyidaw, Selasa (28/11).

Dari Myanmar, Paus akan berkunjung ke Bangladesh untuk bertemu dengan sekelompok umat Muslim Rohingya.

Sekitar 600.000 orang Rohingya mengungsi sejak Agustus lalu karena menghadapi kekerasan dari kelompok nasionalis Budha dan juga aparat keamanan sementara kampung-kampung-kampung mereka dibakar.

PBB dan Amerika Serikat menuding pemerintah Myanmar melakukan pembersihan etnis atas Muslim Rohingya.

Namun tuduhan itu dibantah dengan alasan bahwa operasi keamanan dilancarkan untuk menghadapi kelompok militan di negara bagian Rakhine, yang mayoritas penduduknya adalah umat Muslim Rohingya.

Tentara Pembebasan Rohingya Arakan, ARSA, dituding memimpin serangan subuh pada Jumat (25/08) atas sekitar 30 pos polisi dan militer, yang kemudian memicu operasi keamanan besar-besaran.

Pemimpin ARSA, Ata Ullah -warga Rohingya kelahiran Pakistan- dalam sebuah rekaman video yang disebarkan Agustus lalu menegaskan mereka tidak bersengketa dengan kelompok-kelompok etnis lain di Rakhine.

Matakatolik
Sumber: Detik.Com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2018 MATA KATOLIK Designed by Templateism.com and Supported by PANDE

Diberdayakan oleh Blogger.
Published by Sahabat KRISTIANI